Chapter 22

2.8K 288 157
                                    

Bagian 1/3 dari keseluruhan
HALO SEMUANYA GIMANA KANGEN GAK? KLO KANGET BERARTI MASI PUNYA HATI dan kalau engga wah.... patut dipertanyakan itu.....

Semoga kalian suka:)

*
*
*

Kedua bola mata (Name) masih terus terpaku pada sebuah foto top model di depannya. Sebuah foto seseorang yang mengingatkannya pada kejadian yang berusaha ia lupakan, dan top model itu adalah akar permasalahan yang harus segera dicabut. Agar semua masalah yang ditimbulkannya segera berakhir.

Top model tersebut adalah Yui Minamoto, seorang 'teman' sekaligus 'sahabat' yang sangat disayangi kedua kakaknya melebihi (Name) yang sebagai adik kandungnya.

"Nona, jika tidak ingin masuk aku akan segera meninggalkan tempat ini, jadi tentukanlah sekarang!"

Menangkap suara yang tegas (Name) tersadar dari lamunannya. Matanya kini menatap sekitar, di dalam bus dia dapat melihat banyak raut wajah kesal yang tertuju padanya.

Namun dari sekian banyak raut wajah kesal yang tertuju padanya, mata (Name) justru tertuju pada raut wajah khawatir. Seakan akan bertanya apakah dia baik-baik saja atau tidak.

Wajah keibuan dan penuh kasih berbanding seratus delapan puluh derajat dari wajah wajah yang menatapnya sekarang.

"Nak, Kamu tidak ada masalahkan bukan? Setelah bus nya datang pandaganmu terus tertuju pada model Yui Minamoto apa kamu mengenalnya?"

(Name) yang baru sadar dari lamunannya belum bisa merespon pertanyaan yang ditujukan padanya. Otaknya mengalami konslet sesaat, seperti bansos yang awalnya ditujukan kepada masyarakat namun ujung-ujungnya tidak pernah sampai, raib ditangan-tangan pejabat.

"Nona! Jika dalam hitungan ke sepuluh anda belum menentukan pilihan maka aku akan meninggalkan mu disini!"

"Jika kamu tidak enak badan lebih baik kamu istirahat dirumah atau bila perlu pergi memeriksakan kehatan tubuhmu dirumah sakit, itu lebih baik ketimbang kamu memaksakan diri untuk bekerja."

"Ah-ah.... aku benar-benar sehat jadi bibi tidak perlu mengkhawatirkan kesehatanku bahkan kami-sama yang letaknya jauh diatas sana bisa menjamin kesehatanku sepenuhnya......."

Ya kami-sama dapat menjamin bahwa jasmani ku sehat seutuhnya .... namun tidak dengan kesehatan mental dan rohaniku...

(Name) menghela napas sesaat sebelum menarik suaranya kembali untuk menghentikan supir bus yang hendak berteriak lagi kepadanya.

"Aku akan naik bus pak, maaf telah menghambat perkerjaan bapak saya usahakan lain kali saya tidak akan seperti ini.."

Gestur tubuh name sedikit membungkuk untuk menunjukan bahwa dirinya sungguh menyesali perbuatanya barusan.

Ketegangan diwajah supir bus sedikit mereda, dia melihat ke arah para penumpangnya untuk bertanya apakah (Name) diizinkan masuk atau tidak. Memerlukan sekitar satu menit sebelum akhirnya seluruh penumpang mengangguk setuju.

"Sekarang cepatlah masuk atau aku tidak akan memberikanmu kesempatan kedua.... dan jangan lupa berterima kasih kepada semua penumpang yang telah memperbolehkanmu menggunakan bus ini..........."

Kedua bola mata supir bus kini menatap licik ke arah (Name).

"Dan sebagai gantinya kamu harus membayar ongkos dua kali lipat, mengerti?"

(Name) hendak memprotes syarat yang diberikan supir bus dengan sebuah makian. Namun dengan cepat dihentikan oleh bibi.

"Sudahlah nak, tahan emosimu agar tidak meledak bisa runyam masalah bila kamu marah.. turuti saja perkataannya toh itu lebih baik daripada kamu terlambat masuk kerja kan?"

A Broken Relationship (MiyaTwins x Reader)Where stories live. Discover now