Chapter 1

5.3K 789 167
                                    

Ini Pertama kalinya aku membuat FF jadi kalau ada kekurangan atau kesalahan mohon Dimaklumi....
🙏🙏🙏🙏

*
*
*
*
*

(Y/N) terbangun dari pingsannya saat matahari sudah berada di barat dan langit sudah berwana oranye. Dengan tubuh penuh luka lebam (Y/N) berjalan menuju kearah Tas nya yang berada di tak jauh darinya. Setelah (Y/N) berada di sebelah tas nya dia mengeluarkan sesuatu.

JAKET

Ya jaket yang (Y/N) bawa kemana mana karena dia sudah sering di SIKSA oleh kedua kakaknya itu, (Y/N) membawa jaket untuk menutupi luka lebam yang berada di sekujur tubuhnya untuk menghindari keributan di masyarakat.

(Y/N) memakai jaket nya dan setelah selesai memakainya dia kemudian berjalan keluar dengan langkah tertatih-tatih meninggalkan gang sepi dan gelap tersebut yang menjadi saksi bisu penyiksaan kedua kakaknya terhadap dirinya

Sesampainya di luar gang (Y/N) memutuskan untuk pergi ke Rumah sakit untuk memeriksa keadaan tubuhnya

'Akhh tubuhku sakit sekali.... Apa sebaiknya aku pergi ke Rumah sakit? Tapi aku Pergi menggunakan apa? Bus? tapi uangku hanya cukup untuk berobat saja'

'Ya sudahlah aku berjalan saja, tapi dengan keadaanku seperti ini apa tidak masalah? AKHH!! Masa Bodo yang penting pergi ke Rumah sakit dulu untuk akibatnya nanti pikirkan akhir saja'

Selesai bergelut dengan pikirannya (Y/N) memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dengan berjalan kaki.

'Hmmm..... Sekarang sudah hampir malam aku harus segera sampai ke rumah sakit'

Sadar bahwa hari semakin gelap (Y/N) mempercepat langkahnya menuju ke rumah sakit walaupun langkahnya sempoyongan dan di setiap langkah dia serasa akan jatuh.

15 menit berjalan kaki dengan keadaan tubuh yang penuh dengan luka lebam (Y/N) sampai di rumah sakit. Sebuah bangunan besar di pinggir jalan dengan taman di depannya dan sebuah tempat beribadah di tengahnya membuat rumah sakit terlihat sangat indah, dan jangan lupakan warna putih sebagai warna rumah  sakitnya. (Y/N) masuk ke pintu rumah sakit yang terbuka otomatis saat ada orang di depannya, setelah pintu terbuka (Y/N) masuk ke rumah sakit dan berjalan ke meja administrasi untuk mengambil nomor urut antrian.

Usai mendapatkan nomor urut antrian (Y/N) berjalan ke arah kursi panjang di depan meja administrasi yang digunakan untuk menunggu Doktor memanggil pasiennya sesuai no urutnya. Kursi panjang tersebut bisa ditempati 4 orang pasien dan terdapat 5 kursi panjang di sisi kiri dan kanan. (Y/N) akhirnya memutuskan untuk duduk di pojok barisan paling belakang sisi kanan.

Beberapa menit (Y/N) habiskan untuk melamun dan menatap sekitar. Sampai ada dua kakak beradik yang duduk tepat di kursi depan (Y/N), yang membuat (Y/N) mau tidak mau menyudahi acara melamunnya karena kedua kakak beradik yang berada di depannya tengah meributkan suatu hal. Suara kakak beradik itu terdengar sangat keras sehingga menjadi pusat perhatian orang orang yang berada di ruang tunggu. Sadar akan hal itu kedua kakak beradik itu bukanya berhenti malah tidak mempedulikannya dan tetap melanjutkan acara bertengkar mereka. Sampai seoarang pria berumur 30an menegur mereka untuk tidak berisik. Pada akhirnya mereka berdua diam karena ditegur.

'Ahh jadi ingat masa lalu'

'Andaikan aku bisa kembali ke masa lalu aku ingin agar kami bertiga tidak berteman dengan 'anak itu'

'Pasti kami bertiga tidak akan seperti ini'

Setetes air mata mengalir dari salah satu mata (Y/N)

'Kenapa kenapa kau harus datang di kehidupan kami?'

*
*
*

Sementara itu di kediaman keluarga Miya, Seorang wanita paruh baya dengan umur sekitar 40an dengan rambut yang mulai memutih tengah mondar mandir di depan pintu dengan wajah khawatir.

'(Y/N)-san belum pulang juga padahal hari sudah mulai gelap'

'Apakah dia baik baik saja?' sedang dimana dan sedang apa dia sekarang dan mengapa belum pulang?'

'Ya ampun (Y/N)-san kalau pulang terlambat setidaknya beri kabar dulu bibi jadi khawatir'

Wanita paruh baya yang tengah menghawatirkan (Y/N) adalah Pembantu di rumah Keluarga Miya. Dialah yang merawat (Y/N), Atsumu dan Osamu sejak kanak kanak karena kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan di  kantor dan jarang sekali pulang ke rumah.

Ditengah ke khawatirannya sang pembantu rumah tangga atau biasa di sebut 'Bibi' itu mengabaikan kedua kakak kembar (Y/N)  yang menatapnya dengan tak peduli.

"Hey Samu bagaimana jika nanti bibi melihat (Y/N) dengan tubuh penuh dengan lebam?"

"Tenang saja Tsumu apa kau lupa bahwa kemana mana (Y/N) selalu membawa jaket, dia pasti akan memakai nya untuk menutupi luka lebam itu"

"Huftt...... Syukurlah tapi kalau dia lupa membawanya bagaimana? Dan bibi menanyakan kenapa tubuhnya banyak luka lebam?"

"Bisakah kau jangan berpikir negatif Tsumu?! Walaupun ditanya (Y/N) tidak akab menjawab dengan jujur kalau kita berdua yang membuat luka lebam itu, palingan dia akan menjawab 'habis jatuh, kena tendangan sepak bola' atau semacamnya"

"Tapi Sam-mfftt?!!!"

Sebelum Atsumu menyelesaikan perkataannnya Osamu sudah lebih dulu menutup Mulut Atsumu dengan tangannya karena Osamu melihat bahwa bibinya sedang berjalan ke arah mereka berdua.

"Atsumu-san Osamu-san apakah benar kalian tidak pulang bersama (Y/N)-san?"

"Iya Bibi tadi aku dan Tsumu ada Latihan Voli di Gym jadi kami berdua tidak pulang bersama (Y/N)"

"Ahhh... Kalau begitu baiklah, Atsumu-san Osamu-san sebaiknya kalian makan malam di Dapur bibi tadi sudah membuat Onigiri"

"Baik Bibi Kami akan makan malam sekarang"

Setelah percakapan mereka bertiga selesai Osamu segera menggeret Kakaknya yang satu ini ke Dapur.
Sedangkan Bibi masih setia menunggu (Y/N)-san di dekat pintu.

"HOY TSUMU!! BISAKAH KAU JANGAN BANYAK BERTANYA?!! UNTUNG SAJA AKU MELIHAT BIBI DATANG DAN TIDAK MENDENGAR PERCAKAPAN KITA!!!"

"AKU HANYA MENGKHAWATIRKAN NASIB KITA BERDUA SAMUUU!!! MEMANG SALAH?!!"

"MEMANG TIDAK SALAH TSUMU BOGEEE!! TAPI BISAKAH NANTI KITA BERDUA MEMBICARAKANNYA SAAT DI KAMAR?!!!"

"APA KAU BILANG SAMU?!! AKU BOGE??!?!!--MMMHHHHHMM!!!!"

Sebelum menyelesaikan perkataannya lagi-lagi Osamu menutup mulut kakaknya itu dengan tangannya.

"Jangan berisik TSUMU! Nanti kalau bibi dengar bagaimana?!! Apa kamu mau kalau bibi tau yang sebenarnya?!!"

Setelah selesai berbicara Osamu melepaskan tangannya dari mulut Atsumu. Atsumu yang sadar bahwa mulutnya tidak lagi dibungkam tidak langsung berbicara tapi, memikirkan apa yang Kembarannya katakan barusan.

"Tidak." jawab Atsumu

"Jika Seperti itu Bisakah kau berhenti bertanya?!"

"Baik"

Satu kata yang keluar dari mulut Atsumu sukses membuat Osamu terdiam. Pasalnya Kakanya yang satu ini tidak pernah mendengarkannya apa lagi menuruti perkataannya.

"Kalau begitu sekarang kita makan lalu tidur"
Perintah Osamu kepada kakaknya. Dan dijawab anggukan dari Atsumu. Anggukan dari Atsumu mengakhiri Percakapan dan Pertengkaran mereka berdua tentang (Y/N). Dan setelah selesai makan mereka berdua langsung pergi ke Kamar untuk Tidur.

Sementara itu Di dekat pintu Bibi masih menunggu (Y/N) dengan Perasaan Khawatir yang masih sama dengan tadi dan tidak berkurang sedikit pun. Karena Bibi Telah menganggap (Y/N) sebagai Putrinya sendiri.

'Ya ampun (Y/N)-san kenpa belum pulang pulang padahal sudah malam."

ANDAIKAN AKU BISA KEMBALI KE MASA LALU AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMBIARKAN 'ANAK ITU' MASUK KE KEHIDUPAN KAMI

*
*
*
*
*
THANKS FOR READING:)

A Broken Relationship (MiyaTwins x Reader)Where stories live. Discover now