Chapter 9

3.5K 586 331
                                    

Gomen telat Update 🙏🙏🙏
Thanks toradiant1532karena telah bantu aku:)
Ja.... Happy for reading:)

*
*
*

"Tadaima."

Ucap (Y/N) begitu membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Hening.... Tidak ada satupun orang yang menjawab salamnya. (Y/N) menghembuskan napas perlahan Karena merasa tidak akan ada yang menjawabnya.

Semenjak berita Hoax itu tersebar dan sampai si telinga Atsumu, Osamu serta (Y/N). Atsumu dan Osamu seperti menjaga jarak seolah (Y/N) adalah orang asing dan bukan adiknya. (Y/N) tentu saja menyadari hal itu, dan dia mencoba untuk menghilangkan jarak itu. Dengan cara jalan-jalan bersama entah kemana tujuannya, makan bersama dan menonton Film di Bioskop. Tapi semua usahanya sia-sia, seakan-akan ada sebuah jurang yang sangat lebar di antara mereka bertiga.

Keadaan rumah saat (Y/N) tiba, semua ruangan gelap dan sunyi, hanya ruangan kamar kedua kakaknya yang masih terang karena cahaya lampu, tapi tidak terdegar orang bercakap-cakap atau bertengkar seperti apa yang biasanya kedua kakaknya itu lakukan.

'Mungkin saja Atsumu Nii-chan dan Osamu Nii-chan sudah tidur dan lupa mematikan lampunya.'

Batin (Y/N) yang mengira-ngira apa yang dilakukan kedua kakaknya itu di kamar mereka. Setelah itu (Y/N) melepas sepatu yang ia kenakan dan menaruhnya di rak sepatu dan tidak lupa mengunci pintu. Kan tidak lucu bila ada pencuri yang masuk kerumah, bisa-bisa raib semua harta benda dirumah mereka. Kalau seperti itu siapa yang disalahkan? (Y/N) juga... Karena ia yang paling akhir datang kerumah. Sedangkan Bibi sudah pulang dari tadi.

Selesai mengunci pintu (Y/N) berjalan menuju kamarnya yang tepat bersebelahan dengan kamar kakanya itu. (Y/N) melewati ruang tamu, keadaan ruang tamu gelap serta minim pencahayaan. Untung saja (Y/N) menyalakan lampu smartphonenya jadi dia masih bisa melihat namun tidak sejelas jika menggunakan lampu.

(Y/N) sesekali berhenti untuk melihat foto keluarga yang terpajang di tembok. 'Sebuah kebehagiaan pernah singgah dirumah ini namun sekarang telah pergi'. Itulah kira-kira yang dibatin (Y/N) saat melihat semua foto keluarga yang terpajang di tembok. Semua orang di dalam foto itu tersenyum lebar seakan-akan tidak ada masalah dalam hidupnya. Setiap foto yang dilihatnya selalu mengingatkan momen-momen indah bersama Ayah, Ibu seta kedua kakaknya. Puas melihat foto foto itu akhirnya (Y/N) bergegas pergi dari ruang tamu dan menuju kamarnya.

Namun lagi-lagi ia terhenti saat melihat foto besar yang terpajang di dinding. Sebuah foto dengan bingkai berwarna keemasan dengan perpaduan warna coklat yang elok. Dan juga jangan lupakan ukiran-ukiran rumit yang jelas nampak terlihat di semua bagian sisi bingkai tersebut.

Foto itu tidak terlihat dengan jelas karena jarak (Y/N) dan foto itu cukup jauh, dan cahaya lampu smartphone (Y/N) tidak sampai ke foto tersebut. Akhirnya (Y/N) memilih mengalah kepada rasa keingin tahuannya dan berjalan mendekatinya.

Setelah cukup dekat, (Y/N) mengarahkan cahaya lampu smartphone nya ke foto yang membuatnya penasaran. Lihatlah sebuah foto paling besar diantara foto foto yang ada di ruang tersebut. Latar belakang foto tersebut adalah laut berwarna biru kehijau-hiajuan yang terlihat sangat elok dan menawan. Dan juga ada sebuah pohon kelapa tinggi di dekat laut tersebut. Batangnya tinggi serta daunnya yang bersurai sangat banyak seakan-akan menari jika tertiup angin.

Selain laut dan juga pohon kelapa yang menjulang tinggi juga ada tiga anak difoto tersebut. Anak-anak itu adalah Atsumu, Osamu dan (Y/N) saat masih berusia 8 tahun sedangkan (Y/N) 7 tahun. Anak-anak keluarga Miya itu memakai pakaian khas pantai dengan warna Baju cerah berwarna warni juga topi jerami yang dikenakan di atas kepala mereka.

A Broken Relationship (MiyaTwins x Reader)Where stories live. Discover now