🥀Prologe🥀

5K 430 113
                                    

ALETTA mengerjap-ngerjapkan matanya, perlahan matanya terbuka sempurna, dia meringis pelan akibat rasa sakit yang muncul di kepalanya, pening yang terasa sampai saraf hidungnya, serta bau lembab yang semerbak, dan keadaan yang pengap menambah pusi...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ALETTA mengerjap-ngerjapkan matanya, perlahan matanya terbuka sempurna, dia meringis pelan akibat rasa sakit yang muncul di kepalanya, pening yang terasa sampai saraf hidungnya, serta bau lembab yang semerbak, dan keadaan yang pengap menambah pusing di kepalanya semakin menjadi.

Dia menggerakan badannya dengan kasar, membelalakan matanya saat sadar bahwa dirinya terikat sempurna di sebuah kursi tua.

Langkah sepatu fantofel mulai terdengar samar dan lama-lama semakin jelas dalam pendengaran Aletta, dia tidak tinggal diam, menggerakkan semua anggota tubuhnya, masih mencoba melepaskan dirinya dari ikatan ini walau dia tau itu mustahil, dan ikatan itu tidak akan terlepas dari badannya,selain seseorang yang melepaskannya.

Pria paruh baya pemilik sepatu fantofel itu sudah berdiri tegak pas di hadapan Aletta dengan seringai yang terlihat jelas  di wajah tampan itu.

Aletta menggeleng tak percaya, sedangkan pria paruh baya di depannya ini mengganti raut wajahnya, memasang muka melas, dan sedih dengan mata yang melihat Aletta dengan tatapan sendu yang dia buat-buat, pria paruh baya itu mengelus lembut kepala Aletta yang membuat Aletta menggeleng kepalanya dengan keras, mencoba melepaskan tangan kotor itu dari kepalanya.

"Letta, papa kan udah bilang untuk nurutin apa kata papa"
Angkasa tak lain dan tak bukan adalah pria paruh baya sekaligus Papa dari Aletta mulai membuka suara. Memberi tahu secara tersirat mengapa Aletta berada di kursi itu dengan badan yang terikat

Aletta tersenyum miris, dia menatap kedua bola mata hazel milik Angkasa dengan tajam

"Dan, Letta juga udah pernah bilang, kalau itu bisa nyakitin  Bunda, Letta nggak akan mau dan nurut sama Papa" jawaban Aletta membuat Angkasa tertawa dia memutari anak perempuannya itu tanpa merasa belas kasihan sedikit pun.

"Tapi, kamu malah yang jadi korbannya, sekarang kamu disini, terikat dan gak mampu buat ngelakuin sesuatu" kalimat Angkasa yang mampu membuat hati Aletta mencelos.

Jelas hati Aletta mencelos, dia tidak pernah menyangka bahwa Angkasa akan bertindak sejauh ini pada dirinya.

"Pa..." Aletta memanggil dengan suara paraunya.
"Jangan siksa Letta lagi Pa" dia memelankan suaranya, tenaganya sudah hampir habis, karna berusaha melepaskan diri, yang semuanya hanya sia-sia belaka.

Angkasa menendang kursi Aletta, membuat Aletta menahan air matanya. "Makanya, jangan banyak tingkah Aletta" jawab Angkasa

"Pindahin, dia ke tempat lain, jangan sampai ada yang tau, apalagi Asteria." Angkasa berujar yang membuat seluruh bodyguardnya mengangguk patuh dan dengan cepat membuka ikatan tali Aletta.

"PAPAA! PAAA ALETTA MOHON" pekik Aletta

"PAPAAA" Aletta berteriak lagi

"LEPASIN GUE!!" Aletta menarik tangannya, menggerakan sekujur tubuhnya dan berusaha lepas dari genggaman bodyguard Angkasa.

"DIAM" salah satu bodyguardnya Angkasa membentak Aletta, menahan tubuh Aletta dengan kuat dan dengan susah payah menyuntik paksaa obat penenang pada tubuh mungil gadis itu. membuat tenaga Aletta hilang, dan perlahan mulai kehilangan kesadarannya.

Angkasa merapihkan kemejanya lalu tersenyum dengan bangga

"Anak sama ibu emang susah dibuat saling nyakitin, harus ada salah satu yang pergi"

👽👽👽👽

HAI SEMUA AHAHAHH OKEH SEBELUMNYA MAAF BANGET KALO PROLOGENYA GAJELAS.

YANG TERTARIK YUK MASUK GRUP TELEGRAM KHUSUS PEMBACA FEELNUMB ! DM AKU AJA OK

kalian baca aja dan kasih dukungan yaa
semoga ke depannya bakal lebih baik.
aku terima saran dan kritikannya. sehabis ini aku ada jelasin beberapa hal. hehe. makasiii

Feel Numb {COMPLETED}Where stories live. Discover now