Bagian 60 // Happy 300k🎀

Mulai dari awal
                                    

"Hallo adik manis!"

Vian diam sejenak, penumpang mobil tadi keluar dan menghampirinya, ia sendiri tidak sadar, bila ternyata mobil itu tetap diam di tempatnya dan tak pergi sama sekali.

"I-iya--"

Vian menahan napas, saat ia sadar bila yang menghampirinya tak hanya satu orang, melainkan tiga orang yang tampaknya sudah dewasa.

Dari pakaiannya, mereka terlihat seperti mahasiswa atau pelajar SMA yang agak begajulan. Sepertinya mereka memang preman yang menguasai daerah itu, Vian tidak tahu.

"Sendirian aja? Kok belum pulang?"

Vian terkekeh garing, kemudian menggeser tubuhnya saat ia sadar bila salah satu dari mereka mulai duduk dan merapatkan tubuh padanya.

"Iya Kak, aku masih tunggu ayah buat jemput."
Vian menjawab santai, ia hanya merasa bila tidak ada yang perlu dirinya takuti.

"Oh, ini sudah mau malam, loh, masa belum dijemput."

"I-iya kak, mungkin ayah lagi ada kerjaan di kantornya-- Kak, maaf ... tangannya--"

Vian semakin menggeser tubuhnya saat merasa sesuatu menggerayangi tubuh bagian belakangnya, ia tidak nyaman dengan situasi itu.

"Dingin ya?"

Vian tersenyum, "iya kak, di sini memang dingin."

Mereka terkekeh dan kini sudah mengelilingi Vian.
"Namanya siapa?"

Vian mengerjap kemudian menghindari tatapan mereka, "Alvian Kak-- kak maaf! Tangannya!"

Rabaan salah satu dari mereka yang semula pada bokongnya, kini akhirnya naik untuk merangkul tubuh kecil Vian. Vian benar-benar tenggelam di dalam mereka, selain usia mereka yang terpaut sangat jauh, Vian juga masih kanak-kanak, tak seperti mereka yang sudah remaja atau bahkan memasuki fase dewasa.

"Udah, di sini kan dingin, jadi biar Kakak angetin, mau?"

Vian menelan ludah gugup, ia tak menjawab lagi dan memilih untuk mengucapkan doa di dalam hati, berharap agar ayahnya segera datang.

"Weh bro, di sini? Oke, manis juga."

Vian takut saat tiba-tiba mereka tertawa dan menatap ke arahnya. Suasana memang gelap, tetapi Vian dapat melihat wajah mereka karena lampu di sana yang otomatis menyala bila gelap sudah beranjak.

Vian tidak paham dengan pembicaraan mereka, tetapi ia tahu bila laki-laki lain yang ada di sana kini jumlahnya sekitar delapan orang. Mereka berbincang, dengan pembicaraan yang tak Vian pahami sama sekali.

"Kok bocah sih? Kayaknya anak kelas 2 SD, gak mau deh gue, mendingan anak SMP atau SMA deh ...."

"Tapi dia cakep loh, manis juga, kayaknya enak."

"Dia cowok sat!"

"Ya emang kenapa? Meskipun lubangnya cuman satu pasti tetep enak, oh iya, dua sama mulutnya."

Vian semakin melebarkan jarak dengan mereka, ia memilih untuk menempelkan tubuhnya pada tembok di belakang sana, aroma tubuh mereka begitu memuakkan. Bau asap rokok serta bau aneh lain yang tidak Vian tahu itu bau apa. Tampaknya mereka memang preman.

"Dek Alvian manis banget, ayah kamu gak akan jemput mungkin."

Vian segera menepis tangan mereka saat beberapa di antaranya berusaha untuk mencolek dagunya.

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang