Part 8

1 0 0
                                    

Sudah geharu
Cendana pula
Sudah tau
Bertanya pula

Itulah yang dialami gita siang ini di lapangan karena pertanyaan lina yang sangat menjengkelkan, padahal mereka sisil, leni, dan gita duduk dibawah pohon pinggir lapangan pasti sejuk kan? Tapi dalam hati gita vanass katanya....

" jadi bener? " tanya leni seakan tak puas dengan apa jawabannya.

Gita mengangguk malas untuk menjawab bukan aja malas tapi lelah juga, karena kekepoan temennya.

" gimana rasanya git? "

Nah kan.... Ada gak temen kalian yang modelan gini? Udh tau males tapi tetep maksa.

" Ihh sisil kok nanya gimana rasanya ya aku gak tau lah, kan lagi fokus nangis " jawab gita.

Sisil mengangguk karena nyatanya dia juga sama bego nya kayak gita soal lelaki, cuman lina yang pro disini, " kalo sampe pingsan gitu.. berarti udh diapa-apain ni bocah " gumam lina.

Gita menoleh pada lina yang duduk disebelah kanannya, " kamu ngomng apa " tanya gita namun hanya dijawab gelengan oleh lina.

Aktifitas mereka yang tidak berfaedah sekali itu terhenti oleh peluit guru olahraga mereka yang mengajak berbaris untuk diistirahatkan, lina, sisil,dan gita berjalan beriringan dikoridor sekolah namun terpisahkan karena sisil yang kekantin duluan tak tahan menahan lapar, sedangkan lina dan gita ke ruang ganti untuk mengganti seragam belajar.

" lo marahan sama juan? " tanya lina

Mengingat baru saja juan berjalan berlawanan namun sama sekali tak melirik gita bahkan terkesan dingin sedingin kamu ke aku.

Gita menggeleng, " gak tauu... tapi kemarin waktu juan nganterin aku pulang dia diem aja " ungkap gita.

Lina tertawa ringan sambil menata rambutnya dikaca namun setelahnya ia terdiam saat melihat tubuh gita dipantulan cermin yang dipenuhi bercak merah.

" gitt... " panggil lina lirih

Kegiatan gita berhenti saat akan mengenakan tanktop, gita menatap lina polos, " kamu kenapa? " tanya gita.

" ihh kok jatuh si ikat rambutnya "

Semakin membelalak lah mata lina ketika gita menunduk mengambil ikat rambut saat melihat bagian privasi gita yang atas dipenuhi bercak merah, " gitt buka celana lo " titah lina.

" gak mau lina mau ngapain sih " ujar gita kesal.

Dengan tak sabaran lina menarik celana olahraga gita dan air matanya jatuh saat melihat tanda bercak itu sampai ke paha dalam gita.

Gita yang tadinya akan marah karena diperlakukan seperti itu ia urungkan, karena melihat lina menangis, " Kenapa si linn " ujar gita sambil memakai roknya.

" lo diapain aja sama juan gitt, please jawab gue " tanya lina dengan air mata yang berderai.

Bukannya gita panik ia malah menatap lina intens kemudian menghela nafas, " gita gak papa lina tenang ajaa " ujar gita sampai sambil bercermin memasang bendananya.

Lina menggeleng tak percaya, " lo semalem dimana? " tanya lina dengan suara serak karena habis menangis.

" habis di apartments kak jeno sama juan " jawab gita santai.

Lina menegang, " lo tidur sama juan? "

" Iyaa... " jawab gita.

" tapi kan gita pingsan terus badan gita lemes gitu lin, jadi kata juan suruh tidur situ aja bareng dia soalnya kak jeno lagi perjalanan kerja ke bali " terang gita.

Go To Smile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang