Part 5

2 0 0
                                    

Halaman rumah yang terlihat luas itu seakan sepi karena hanya empat orang yang berdiri didepan pintu rumah seseorang, ingin bertamu namun pemilik tak dirumah, jadi ya menunggu diteras rumah.

Jeno kakak juan beserta anaknya leo terlebih dahulu sampai dirumah juan, alhasil gita dan devan yang baru sampai mau tak mau harus bergabung bersama untuk menunggu, gita canggung sebenarnya karena Ini adalah pertama kali dirinya bertemu dengan jeno kakak juan.

" Gitaa Yaa? " tanya jeno menatap gita dengan semangat.

Gita mengangguk sebagai jawaban, sedangkan devan? dirinya sudah bermain kelereng bersama leo didekat Pos satpam, dan leo yang ternyata sahabat devan sekolah yang sering main kerumah tapi gita tak tau itu.

Jeno menatap gita namun yang ditatap tak memperdulikan itu dan malah asyik bermain hp, " gitaa udh lama kenal juan yaa? " tanya jeno.

Gita merengut kesal, " iyaa.... " jawab gita dipanjangkan.

Jeno tersenyum tatapannya sangat intens pada gita, namun suara klaskon mobil menggema mengagetkan jeno dan bersama pekikan gita memanggil juan.

" lohh kalian udh lama " tanya ningsih pada jeno dan gita.

" belum tante " jawab gita manis.

Ningsih tersenyum menatap gita ' polos ' batinnya, " ayo masuk biar barang-barang nya dibawa juan sama jeno " ucap ningsih menggandeng tangan gita.

" bawaan lo bang? " tunjuk juan pada dua kotak kue berwarna pink.

" Ohh bukan, itu bawaan gita, kalo gue cuman bawa badan sama nitip leo nanti " ucap jeno tanpa bersalah.

Juan menghela nafas ' sudah kuduga ' batinnya.

Juan meletakkan kue dimeja pantry dan menatap gita duduk manis di kursi pantry sambil memotong-motong wortel,  yang akan dibuat sop oleh ningsih.

" loh itu kue dari siapa? " tanya ningsih pada juan yang mengambil tempat duduk disamping gita.

" dari gita ma " jawab juan

" gita bisa bikin kue? " tanya ningsih menatap gita yang asyik memotong wortel.

Gita menggeleng, hal itu  membuat juan berdecih, " kenapa si? " tanya gita sewot.

" Ini itu yang buat mama, tapi gita juga bantuin kok kalo gak percayaa kamu tanya aja sama mama aku " jelas gita menatap juan dengan amarahnya.

Ningsih terkekeh melihat gita yang memerahi Juan, " gita bantuin apa emng? " tanya ningsih.

Gita memiringkan badannya, menatap ningsih yang juga menatapnya, " olesin butter "

" Hahaha... Olesin butter devan aja bisaa.. " tawa juan keras mengejek gita.

Ningsih ingin tertawa sebenarnya tapi melihat wajah gita yang menunduk sambil mencincang wortel tak beraturan ia kemabali urungkan, dan memilih melanjutkan menggoreng ayam yang sudah ia tepungi, biarkan saja putranya yang bertanggungjawab.

" Iya-iyaaa minta maaf, gitu ajaa ngambek "   ujar juan meminta maaf sambil mengusap lembut rambut gita yang terurai.

15 menit waktu yang bisa dikatakan singkat itu sudah dibabat oleh ningsih untuk membuat makan malam bersama gita yang direcoki juan, sebenarnya gita tak membantu banyak hanya membantu memotong wortel dan buncis saja, kentangpun tak gita potong dengan alasan, ' bulet mama kayak kepala gita gelii ' begitu katanya.

Suasana meja makan begitu ramai, dengan suara leo dan devan yang bercerita mengenai permainan kelerangnya tadi bersama anak tetangga ditambah lagi suara gita yang merengek pada juan karena tak mau makan.

" dimakan gita.... " geram juan menatap gita yang hanya mau memakan paha ayam tanpa nasi dan sayur.

Ningsih menghela nafas menatap jengah pada putranya yang terus memaksa, " gitaa gak mau juan jangan dipaksa, tadi gita itu udh ngemil bakso goreng habis 7 biji sama makan klepon buatan mama " terang  ningsih

Leo menatap gita yang menyudahi makannya, " Kak gita makannya kok gak dihabisin " ucap leo.

" udh biasa " ujar devan datar yang semakin membuat gita kesal karena membongkar keburukannya.

" tante gita izin pulang yaa.. " pamit gita

Brak....

" Astaghfirullahalazimm juann " pekik ningsih.

Suasana meja makan menjadi hening ketika juan menggebrak meja, untung saja leo dan devan sudah kelantai atas untuk pergi tidur, karena rencananya mereka akan bermain bersama besok jadi devan dipaksa menginap oleh leo.

" juann..... " teriakk ningsih tak menyangka melihat putranya menyeret gita untuk keluar.

Jeno yang sedari menyaksikan bertindak menyusul adiknyaa yang mungkin telah sampai teras rumah, dan benar saja juan telah membentak-bentak gita disana, bahkan security tak berani melerai.

" lo gak sopann yaa gitt " tunjuk juan didepan muka gita.

Gita menangis sesugukan meremas gaunnya hingga kusut, bahkan bentakan Juan membuat tubuhnya berkeringat, " kamu juga gak sopannn.. Pukul-pukul mejaa " teriak gita tak mau kalah.

" Gitaa..... " teriak juan menggelegar.

Plak.....

Jason mengaga melihat gita dengan beraninya menampar juan, " gitaa ayo kak jeno anter pulang " ajak jeno pada gita.

Gita menggeleng diam terlihat syok atas perlakuannya sendiri, " gak mau gita mau pulang sendiri "

" biarin bang, biarin dia pulang sendiri " ucap juan dengan wajah dinginnya.

Tanpa basa-basi gita berjalan menuju gerbang, namun baru tiga langkah ia kembali berlari dan meloncat kepelukan juan dengan tangisnya, "I'm sorry juan I'm sorry.. " pinta gita sedih.

Juan menggeram namun tak urung, tangannya menahan tubuh gita agar tak terjatuh digendongannya seperti koala Ini.

Sedangkan jeno? Menatap tak percaya pada gadis pendek didepannya yang mampu menaklukkan juan adiknya yang dingin itu, sebagai seorang duda dirinya sedikit runtuh melihat sifat manja gita.












Hihihihi ada dudanyaa.....

Vote and comment nyaa Yaaa❤

Nihh kukasi Lolypop🍭




Go To Smile Där berättelser lever. Upptäck nu