Part 7

2 1 0
                                    

Gaun warna merah maroon seatas lutut itu sangat kontras dengan kulitnya yang putih, apalagi kaki mungilnya mengenakan high heels yang tak terlalu tinggi menambah kesan agak sedikit dewasa.

Juan menatap gita tak berkedip sungguh gita yang ini sangat berbeda dengan versi gita yang manja, bukan berarti sebelumnya gita tak bagus bahkan juan mengakui dihari biasa pun gita tampil dengan fashion yang sangat menonjolkan sifat gita mengenakan baju-baju feminim, juan bukan tipikal cowok yang bodo amad sama fashion perempuan dia sedikit tau dari ibunya, menurut juan fashion gita sangat berkarakter dan itu menjadi daya tarik.

" ihh juann jangan liatin mulu " ujar gita kesal.

Juan tersentak dengan senyum canggung Nya, " kenapa kesini? " tanya juan

Gita semakin merengut mendengarnya, " emng aku gak boleh kesini " tanya gita sewot.

Juan menelan ludahnya gugup dan sedikit salah tingkah, " y..a.. bukan gitu gitt, kan nanti kita ketemu kalo nganter devan " ujar juan.

" jadi kalo sekarang gak mau ketemu " ucap gita merajuk.

Juan semakin dibuat pusing dengan tingkah gita ini, " yaa a..ku.. mau " jawab juan gugup.

" mau apa? " tanya gita polos.

Juan menghelas nafas panjang pikirannya tak terkendali seperti mengalami take down, gita hari ini mampu menbuat sisi buruknya akan keluar, yang tak gita tau.

" ayok masuk " ajak juan menarik tangan gita.

Gita menggeleng dan tak ingin beranjak dari halaman rumah juan yang besar itu,      " gak mau masuk devannya suruh keluar aja " perintah gita.

Disitulah terjadi adegan tarik menarik antara gita dan juan, gita yang ngeyel dan juan yang tak mau dibantah.

" awss.. Sakit juann hiks... hiks.. "

Gita terjatuh secara tak aesthetic dengan posisi tengkurap karena tarikan juan yang kuat, tangisannya sampai terdengar kedalam rumah juan dan mengagetkan ningsih yang sedang membersihkan meja diruang tamu.

" loh gita kenapa juan? " tanya ningsih yang keluar tergopoh sambil memegang lap ditangannya.

" haa... Juan tarik tangan gita sampe nyungsep huwaa... " adu gita semakin terluka.

Juan mendengus melihat gita digendongannya mengadu yang tidak-tidak pada mamanya, padahal dirinya sudah baik hati menimangnya seperti bayi koala begini.

" ayok dibawa masuk gitanya " perintah ningsih yang diangguki Juan.

Juan meletakkan gita disofa dengan hati-hati, sedangkan ningsih mengobati lutut gita yang tergores bahkan tak mengeluarkan darah, bisa dibayangkan gita selebay apa?

" devan mana tante? " tanya gita

" loh devan udh pulang dianter sama kak jeno sekalian jemput leo " ujar ningsih sambil memijat kaki gita.

Gita yang mendengarnya merengut entah mengapa dirinya merasa tak suka mendengar nama jeno terlebih saat kejadian diteras lalu.

" yahh padahal gita capek-capek jauh kesini loh tante " keluh gita yang dibuat-buat.

" yang capek sopir lo gitt " ujar juan sambil membawa segelas susu untuk gita.

" tante denger gak ada nyamuk ngomng " ucap gita yang membuat ningsih tertawa.

" Aduhh gita-gita... Udh dulu yaa tante mau beres-beres lagi kalo laper ambil sendiri yaa " ucap ningsih dan berlalu.

Gita menatap juan yang asyik main hp nya itu, " juan jajan yukk " ajak gita.

Go To Smile Kde žijí příběhy. Začni objevovat