"Gw tau perasaan kakak" ucap Tasya.

"Tetep mau makan kan?" tanya Galih mengalihkan pembicaraan.

"Iya nanti gw keluar kamar buat makan" ucap Tasya.

"Gak pake krundung?" Tanya Galih.

"Nanti gw cari akal" ucap Tasya.

"Ya udah terserah lo, yang penting lo makan" ucap Galih.

"Makasih udah peduli" ucap Tasya.

Galih tersenyum, lo temen Dwi, otomatis temen gw juga" ucap Galih.

"Sama-sama nya mana?" tanya Tasya.

"Iya sama-sama" ucap Galih.

"Nah gitu" balas Tasya.

"Ya udah gih ganti baju, gw juga mau ganti" ucap Galih.

"Okay" balas Tasya kemudian ia berjalan menuju kamar.



¥¥¥¥¥¥¥¥¥
"Pakaian dateng jam berapa?" tanya Tasya pada Galih yang sedang memasak.

"Siangan kayanya" jawab Galih.

Tasya mendekati Galih, Galih melihat Tasya mengenakan penutup kepala.

"pake kerudung siapa lo?" tanya Galih.

"Gak tau, ada di lemari, tadi gw obrak-abrik eh nemu" jawab Tasya.

"Di beresin lagi gak?" tanya Galih.

"Tenang, gak mungkin gw bikin rumah lo berantakan" ucap Tasya.

Galih diam.

"Mau gw bantu apa nih?" tanya Tasya.

"Aduk-aduk aja nih" jawab Galih.

Tasya pun menurut.

"Oh iya berarti gw memperbaharui KTP ya" ucap Tasya.

"Nanti bikin kartu keluarga juga" balas Galih.

"Kaya bakal selamanya aja" ucap Tasya.

"Seenggaknya beberapa tahun ke depan" balas Galih.

"Beberapa tahun" ulang Tasya.

"Iya" ucap Galih.

"Perjanjian nya kan gak begitu" ucap Tasya.

"Tapi setelah gw pikir lagi, emang harus beberapa tahun" ucap Galih.

"Gak ada alasan" ucap Tasya.

"Apa kata orang nanti kalo baru beberapa bulan kita pisah" ucap Galih.

"Gw gak peduli apa kata orang" ucap Tasya.

"Gak bisa gitu dong" balas Galih.

"Ya terus kita harus lama gitu, gimana sama Dwi coba" ucap Tasya.

"Lo selalu mikirin dia" ucap Galih.

"Karna dia sahabat baik gw" ucap Tasya.

Galih diam.

"Pokoknya kakak harus cepet baikan sama dia dan kita pisah" ucap Tasya.

"Gak, harus beberapa tahun dulu" ucap Galih.

"Gw gak mau" balas Tasya.

"Nurut sama gw bisa?" tanya Galih.

"Tapi ini buat masa depan gw, gimana gw bisa cari pasangan kalo status gw masih istri orang" ucap Tasya.

"Gw gak akan bikin lo repot Sya" ucap Galih.

"Ini bukan masalah ngerepotin atau gak" ucap Tasya.

"Terus?" tanya Galih.

"Dwi" ucap Tasya.

"Dwi lagi" balas Galih.

"Terus siapa kalo bukan dia" ucap Tasya.

"Terserah lah, lanjutin masaknya" ucap Galih.

"Kok marah?, kakak ngerti maksud gw kan?" tanya Tasya.

"Hm" ucap Galih.

Galih pergi meninggalkan dapur, dengan cepat Tasya mematikan api kompor dan menyusul Galih.

"Kok marah sama gw" ucap Tasya.

"Gak marah" balas Galih.

"Gw cuma mikirin perasaan Dwi" ucap Tasya.

"Gak mikirin perasaan gw" balas Galih.

"Maksudnya?" Tanya Tasya.

"Lo minta gw cepet baikan sama Dwi sedangkan gw lagi kecewa sama dia" ucap Galih.

Tasya diam.

"Iya maaf" ucap Tasya.

"Lupain deh, lanjutin masaknya" ucap Galih.

"Bareng" ucap Tasya.

Mendengar Tasya yang berbicara seperti itu, Galih sedikit heran.

"Tapi gak bahas itu lagi ya" ucap Galih.

"Iya, gw laper" ucap Tasya.

Entah mengapa Galih merasa gemas dengan istrinya itu, dirinya pun mencubit hidung Tasya.

"Ayo masak" ucap Galih, ia kembali berjalan ke dapur.

Tasya lega karena suasana hati Galih kembali membaik.

"Maafin gw yak?" tanya Tasya.

"Hm" ucap Galih.

"Bener?" tanya Tasya.

"Iya" jawab Galih.

"Alhamdulilah deh" balas Tasya.

"Kalo di lihat-lihat lo cantik juga ya" ucap Galih.

Tasya langsung heran.

"Tumben amat" ucap Tasya.

"Tapi bener loh" balas Galih.

"Udah-udah, masak yang bener" ucap Tasya.

"Boleh meluk gak?" tanya Galih tiba-tiba.

Tasya semakin heran.

"Gapapa kalo gak boleh juga, sorry minta gw aneh-aneh" ucap Galih.

"Gak aneh kok, sini deketan" ucap Tasya.

Tanpa membuka suara Galih langsung mendekat dan langsung memeluk Tasya dari samping.

"Anget, boleh sering-sering ya" ucap Galih.

"Iya" balas Tasya.

"Lo gak mau meluk gw balik gitu?" Tanya Galih.

"Tangan gw lagi sibuk" ucap Tasya.

Tiba-tiba galih mengecup kening Tasya, Tasya terkejut namun tidak menghindar.

"Malem pertama yuk" ajak Galih.

Mendengar itu Tasya langsung melepas pelukan Galih dan menatap pria itu horor.

"Becanda, sini peluk lagi" ucap Galih.

Tasya kembali mendekat dan Galih kembali memeluk istrinya.

between me, you and himWhere stories live. Discover now