"Tanggung jawab atas perbuatan kamu" ucap Irwan kepada Galih.

Galih tidak menyangka jika semuanya menjadi rumit seperti ini.

"Okay, saya akan nikahi anak om" ucap Galih lantang.

Kemudian Galih menatap Dwi dengan tajam.

"Ini kan yang kamu mau?, udah puas kamu?, aku gak nyangka segitu gak percaya nya kamu sama aku dan Tasya, dan okay aku akan nikahi dia secepatnya, kejadian ini juga jadi bukti kalo kamu gak cinta sama aku, makasih udah buka kedok kamu sebelum kita nikah" ucap Galih dingin, lalu pria itu pergi dari rumah Tasya dengan emosi yang menggunung.



¥¥¥
Tasya terkejut karena sang ibu mengatakan Galih datang bersama keluarganya setelah keributan minggu lalu.

Tasya pun keluar kamar dan benar saja Galih serta keluarga sedang duduk di soffa ruang keluarga.

"Ngapain kesini?" tanya Tasya dingin saat sampai di ruang keluarga.

Seminggu belakangan Tasya di kurung dalam kamar oleh ayahnya karena sang ayah takut dirinya kabur.

Galih berdiri lalu mendekati Tasya.

"Saya mau ngomong pribadi sama Tasya" ucap Galih kemudian ia membawa Tasya ke halaman depan.

"Dwi udah bilang ke orang tua gw minggu lalu, dan orang tua gw juga maksa gw nikahin lo" ucap Galih begitu mereka sampai di teras.

"Gw mau pergi aja" ucap Tasya.

"Lo gak bisa menghindar begitu aja" ucap Galih.

"Terus lo mau pernikahan ini terjadi?" tanya Tasya.

"Tapi gak kaya gitu cara batalin semua ini" balas Galih.

"Terus gimana?, gw belum mau nikah, itu belum ada di kepala gw" ucap Tasya.

"Gw juga tapi gak dengan cara kabur juga, nanti malah makin ribet" ucap Galih.

"Tapi kak lo punya Dwi, dan ini soal pernikahan, gak mungkin banget" ucap Tasya.

"I know, tapi mereka terlanjur maksa kita" ucap Galih.

"Pasti ada jalan keluarnya, gw yakin" ucap Tasya.

"Gw udah kecewa sama Dwi Sya, gw mau dia sakit hati karna ngelakuin ini ke kita dan gw juga mau dia nyesel" ucap Galih.

"Tapi gw gak mau nyakitin dia" balas Tasya.

"Jadi lo gak mau?" tanya Galih.

"Lo juga kan gak mau" balas Tasya.

"Tasya" ucap Galih.

"Enggak kak, sesuatu yang di paksakan gak akan baik akhirnya" ucap Tasya.

"Ya udah terserah" ucap galih lalu ia pergi dari hadapan Tasya.

Tasya diam, ia menyusul Galih masuk rumah.

"Tasya gak mau saya nikahin" ucap Galih ketika dirinya berada di hadapan para orang tua.

"Saya gak mau tau, pokonya kamu harus nikahin Tasya" kekeh Irwan.

"Iya, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang udah kamu lakukan" timpal Seno, ayah Galih.

"Kak Galih gak berbuat apa-apa sama saya om, jadi gak perlu bertanggung jawab soal apapun" ucap Tasya yang datang dari arah luar.

"Tasya" ucap Irwan tegas.

"Terserah ayah mau percaya sama siapa tapi yang jelas aku gak mau nikah" ucap tasya tak kalah tegas lalu dirinya pergi dari ruang keluarga dan masuk ke dalam kamar.

Tanpa diduga Galih langsung mengejar Tasya, ia masuk kamar gadis itu sebelum Tasya menutup pintu.

"Ngapain ngikutin?" tanya Tasya.

"Gw belum selesai ngomong sama lo" ucap Galih.

"Gak ada yang harus di omongin lagi" balas tasya.

"Kita buktiin ke mereka kalo kita gak ngelakuin apa-apa" ucap Galih.

"Gimana caranya?" tanya Tasya.

"Kita nikah dan tunggu dalam waktu 3 bulan, mereka pasti nyesel udah maksa kita kaya gini kalo kebenaran udah terungkap nanti" ucap Galih.

"Terus kita bakal pisah dan gw jadi janda muda gitu" ucap Tasya.

"Gw bakal nunggu lo dapet cowok yang lo mau baru kita pisah, lagipula perceraian itu di bolehkah walau di benci" ucap Galih.

"Tapi Dwi" ucap tasya.

"Justru dia yang bikin kita ada di posisi ini, jelas dia gak cinta sama gw" ucap Galih.

"Tapi lo cinta sama dia" balas Tasya.

"Gw cowok, perasaan itu bisa pergi kalo gw dapet gantinya" ucap Galih enteng.

Tasya tak menyangka Galih bisa bicara seperti itu.

"Brengsek juga ya" ucap Tasya.

"Jadi keputusan lo apa nih?" tanya Galih.

"Ya udah terserah aja" jawab Tasya.

Tanpa mengatakan apapun Galih menarik Tasya keluar kamar.

between me, you and himWhere stories live. Discover now