2. DEBAT GENG

49 20 76
                                    

BAB 2

Cindy, Nara, Rion, Vino, dan Bima menaiki satu mobil yang sama, mobil itu milik Rion. Rion, Sang primadona sekolah yang tidak ada tandingannya. Bersahabat dengan Rion adalah suatu hal yang diinginkan murid-murid sekolah SMA Triluna Bangsa, namun tidak semua orang mudah berbaur dengannya.

Kecuali Geng JUPITER, satu-satunya Geng yang diketuai oleh Rion. Cindy masuk didalam daftar itu, ia berseru ketika pertama kali menyadari bahwa dirinya bisa satu Geng dengan orang itu.

Kali ini mereka berlima akan pergi kebangunan lama, bukan untuk nugas tetapi untuk debat.

"Ternyata mengelabui temen lo semudah itu ya, emangnya kita keliatan kayak murid kutu buku apa, isi acara nugas segala," ujar Nara sok keren. Padahal ini bukan perdebatan main fisik

"Lo aja kale Ra yang ngga pernah nugas, gue mah pinter trus disiplin juga. Lagian ya, kita cuma debat materi sekolah. Kita pro dan mereka kontra, bukan debat main pukul." Cindy menerangkannya kepada Nara dan membuat gadis itu menyengir malu.

Ketiga lelaki Geng Jupiter hanya tertawa, lagian mereka tidak akan berlebihan jika bersama Cindy dan Nara. Karena kesannya akan terlihat begitu berlebihan seakan-akan tidak punya norma, mungkin diluar dugaan mereka akan sedikit berlebihan.

"Kayaknya kita harus mencari anggota baru, ngga seru kalau cewe nya cuma gue sama Cindy," aku Nara jujur.

"Boleh juga tuh, kapan cari anggota?" tanya Bima dengan seru

"Besok aja umumin di sosmed, pasti ramai. Trus kita seleksi deh." Vino yang sedari tadi menyimak akhirnya mengusul

"Boleh juga tuh!" seru mereka.

Perjalanan yang penuh banyak omong dan kemacetan. Jika orang lain mendengar kata bangunan lama mungkin mereka akan mengira tempat itu angker. Tetapi bangunan ini berbeda, malahan orang-orang akan berkunjung keatas bangunan lama untuk menghilangkan rasa stres ataupun hanya mencari angin.

Sebenarnya tidak semua area bangunan itu lama, hanya saja bagian atasnya yang sudah lama namun penataannya masih rapi. Sedangkan bagian bawah bangunan terdapat kafe kecil yang ramai pengunjungnya.

Mobil milik Rion terparkir rapi di tempat parkir sebelah kafe kecil tersebut. Geng Jupiter serempak berseru ketika sampai ditujuan

"Yuhu! Akhirnya kita debat!"

Satu persatu dari mereka turun dari mobil, mereka segera menaiki tangga yang tidak jauh dari tempat parkir. Dengan perasaan gembira, mereka tidak sabar menunggu siapa pemenang debat kali ini.

"Ayo cepetan!" seru Rion yang disusul oleh langkah kaki anggota lain

Semua anggota membawa alat debat masing-masing, yang hanya terdiri dari satu pulpen dan satu notebook kecil. Mereka seperti detektif.

"Telat sepuluh menit!" teriak seorang perempuan dengan tegas dari atas bangunan itu, ia terlihat melipat tangannya didepan dada dengan pandangan mengarah ke Geng Jupiter

"Belum terlambat namanya jika kita kesini ingin membahas ilmu!" hardik Rion tanpa harus disalahkan.

Perempuan itu terdiam, ia mengisyaratkan Geng Jupiter untuk naik ke rooftop bangunan. Disana sudah tersedia meja dan bangku untuk persiapan debat mereka hari ini

"Ini materi rahasia, gue harap kalian sudah siap untuk materi debat kali ini," kata perempuan yang bernama Sella tersebut, ia tersenyum smrik dengan kertas ditangannya.

Sella, ketua Geng Mars. Perempuan yang bersekolah di SMA Biaksara ini merupakan musuh bebuyutan Geng Jupiter dari SMA Triluna Bangsa. Mereka hanya akan beradu argumen, pasal dan tentang apa yang mereka anggap benar disekitar mereka ini.

Geng Mars berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 3 perempuan dan 3 lelaki. Mereka lebih banyak, tetapi Geng Jupiter tidak mempermasalahkannya

Sella membuka gulungan kertas yang digenggamnya, dan membacanya.

"Teknologi di era globalisasi!"

"Geng Jupiter pro dan Geng Mars kontra," terang Sella dengan senyum yang meremehkan.

Nita, anggota Sella mengetuk meja dengan ujung pulpennya tiga kali. Pertanda bahwa debat dimulai.

Tok... tok... tok...

"Debat dimulai!"

"Untuk Geng Jupiter, dipersilahkan!"

Cindy memandang notebooknya sejenak kemudian mulai merangkai kata-katanya dalam hati, ia berpikir bahwa tema debat kali ini tergolong mudah.

"Adanya teknologi di era globalisasi seperti sekarang ini sangatlah penting. Mengapa demikian?karena teknologi berpeluang dapat memudahkan kita sebagai manusia untuk bekerja, lain daripada itu teknologi juga dapat mengakses interaksi sosial manusia dengan sangat mudah tanpa dikenakan biaya yang begitu mahal." Cindy membuka perdebatan itu paling awal, ia mewakili teman-temannya.

Saatnya suara dilempar ke Geng Mars, mereka terlihat berpikir.

Namun, sesaat kemudian Sella sebagai ketua geng membuka suara

"Teknologi menghancurkan generasi, membuat orang-orang melupakan ilmu yang tertata rapi diruang perpustakaan. Selain itu, teknologi juga dapat membuat banyak anak kecil yang seharusnya liar bermain dengan alam tetapi malah terpenjara dialam liar teknologi. Singkat saja, semuanya tidak mudah, ini dapat menimbulkan candu." Rupanya Sella sudah siap dengan jawabannya sedari tadi, ia terlihat menyampaikan materi sangat dalam.

Hanya sedikit materi yang diberikan kedua tim, akhirnya sesi menyanggah dimulai. Vino menyanggah apa yang dikatakan oleh anggota Geng Mars.

"Ijin menyanggah. Menurut gue pribadi, malahan jika tidak ada teknologi maka kapan dunia ini akan maju?teknologi sudah menyediakan ilmu, kita hanya mengarahkan diri sendiri untuk mencari hal positifnya."

Sesi menyanggah berlangsung sangat lama. Seperti biasa, Sella akan beradu argument dengan Rion. Sella biasanya tidak puas dengan apa yang didengarnya, perempuan itu memang terkenal egois.

Debat akhirnya berakhir, kedua tim memiliki nilai seri. Pesan yang dapat diperoleh dari debat hari ini adalah

Teknologi merupakan suatu bukti bahwa dunia ini sudah semakin maju, dan ada atau tidaknya teknologi itu sama saja menurut masing-masing manusia. Semua ada dampak positif dan negatifnya

"Kita seri!Jangan belagu kalian. Kalau tim gue ada dipihak pro, tim gue pasti menang." Ucapan Sella seakan mengajak ribut, Geng Jupiter sudah biasa dengan ini. Rasanya mereka ingin menjambak rambut gadis itu, dan akan berakhir dengan Nara yang menjambak rambut gadis itu.

Cindy merasa sahabatnya ini sudah hilang akal, mereka ini perempuan, tidak seharusnya berkelahi seperti lelaki.

"Ini hanya sebuah perdebatan argument, ngga seharusnya kan lo kayak gitu. Mau menang atau ngga, tetep aja lo ngga dapet piala emas." Cindy geram dengan perempuan itu, ia memilih turun lebih awal untuk meninggalkan mereka semua

"Udah, yuk kita cabut!" seru Rion diikuti dengan anggota yang lainnya.

Geng Mars terdengar mengumpat kasar dibelakang, "sialan!Geng sialan mereka!"

"Tuh cewe ada benernya juga sih, lo ngapain marah kalau nilainya seri?kalah menang kan ngga dapet piala emas Sel," kata seorang lelaki dari anggota Sella dengan bodohnya.

"Apa lo bilang?reputasi Geng Mars bisa rusak kalau gini!" hardik Sella marah, mengehentak-hentakkan kakinya sambil berjalan.

"Udah pokoknya besok kita cari anggota baru lagi, biar kita ngga ber enam. Setidaknya mengalahkan jumlah anggota mereka."

Sella berjalan pergi dari tempat tersebut dan disusul dengan teman-temannya.

To be continued

#mensivWG

.
.
•••
2 Aug 2021

JUPITEROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz