Ting tong...

Bel rumah berbunyi sekali lagi, ingin rasanya Jeri melempar batu bata kearah pintu.

"Nggak sabaran banget jadi orang," gumamnya.

"Iya tunggu sebentar!" Jeri berjalan kearah pintu dan membukanya.

Ketika ia membuka pintu, dilihatnya 4 orang berdiri didepan pintu. 3 orang lelaki dan 1 orang perempuan, mereka berempat terlihat sebaya dengan Jeri

"Maaf, mau cari siapa ya?" tanya Jeri bingung ketika mendapatkan mereka berempat memandang Jeri dengan diam.

Seorang perempuan mulai membuka suara, "ee ... kami temen sekolahnya Cindy. Untuk sementara, Cindy beneran tinggal disini kan sekarang?" tanyanya dengan ragu terhadap apa yang dikatakannya

Jeri mengangkat alisnya satu dan berpikir sejenak.

"Iya emang, kenapa ya?sepertinya Cindy lagi ngga menerima tamu deh." Tidak ingin menambah masalah, Jeri menjawab apa yang dipikirkannya

Keempat remaja itu terdiam menatap Jeri dengan bingung.

"Bukan gitu, tadi dia bilang mau nugas bareng sama kita," ucap salah satu lelaki diantara mereka, ia terlihat keren dengan penampilannya dan Jeri bisa menebak bahwa lelaki ini pasti seorang PRIMADONA di sekolah.

"Ekhm! Nugas bareng atau nugas bareng?" tanya Jeri aneh

"Ya nugas bareng lah!" ucap mereka dengan serempak.

Mendengar ucapan dari keempat temannya, membuat Cindy langsung berlari kecil kedepan pintu rumah. Ia mendapati Nara, Rion, Vino, dan Bima disana. Keempat remaja tersebut adalah sahabat Cindy disekolah.

Cindy menatap sahabat rumahnya dengan kesal. Siapa lagi kalau bukan Si Jericho itu. "Awas aja ntar lo Jer," gerutunya.

"Hai! Ternyata kalian, ayo masuk!" seru Cindy dan membawa keempat temannya masuk kerumah, ia menatap Jeri dengan sengit sedangkan Jeri berdecak sebal.

"Eh, kita nunggu diluar aja Cin. Lo ambil buku lo cepetan. Kemarin kita janji nugas jam 11 kan, tapi ini udah jam 11.20 siang Cindy," ujar Nara dengan menolak tawaran Cindy. Ia memilih tetap menunggu diluar.

"Seriusan?ini udah hampir jam setengah 12?. Duh sorry gue lupa, tunggu bentar ya gue mau siap-siap dulu." Cindy berlari kecil masuk kedalam rumah, ia terlihat terburu-buru.

Jeri dengan melipat tangannya didepan dada, ia menggeleng kearah Cindy. "Ck!Alien Jupiter yang sudah tua," decak nya.

5 menit berlalu, empat orang remaja itu masih stay menunggu diluar dengan Jeri yang duduk bersiul dibangku depan rumah.

"Nggak usah ditungguin, dia mah ratunya lemot. Tinggalin aja, parah sih dia lemot banget." Jeri membuka suasana, Bima memandangnya sambil menahan tawa dan begitu juga dengan teman yang lain.

"Si Cindy udah lama ya bareng lo?perasaan lo tau banyak tentang dia," ujar Bima yang dapat membuat Jeri merubah posisinya.

"Jelas, Cindy kan sahabat gue. Kalau kalian temennya kan?"

"Emang apa bedanya sahabat sama temen?" tanya Vino memberanikan diri dengan orang asing dihadapannya ini.

"Ya beda lah, kalau temen ya ... cuma temen aja, kalau sahabat kan beda gitu konsepnya. Ya gitu deh pokoknya," sahut Jeri sambil menggaruk tengkuknya.

"Gimana konsepnya?" Akhirnya Cindy memunculkan batang hidungnya, ia datang membuyarkan percakapan kecil itu dengan sebuah kalimat pertanyaan yang dapat membuat Jeri diam berpikir sejenak.

"Konsepnya gimana Jeri?" tanya Cindy sekali lagi. "Ngga tau ah. Sana pergi, udah ditungguin tuh lama banget, dasar lemot. Ayo pergi," pinta Jeri sambil berlalu masuk kedalam rumah dan menutup pintu.

Cindy, Nara, Rion, Vino, dan Bima terkekeh geli saat melihat reaksi wajah Jeri.

"Itu sahabat serumah lo sekarang? Kalau gue jadi lo mah happy terus hidup gue," aku Nara yang mulai menetralkan tawanya

"Happy apanya, yang ada malah bikin gue stres"

"Ngapain stres sih Cin, orang dianya juga ganteng gitu," tambah Nara

"Dih! Ganteng lo bilang? Kalau gue sih udah bosen liat wajahnya"

"Udah, jangan dibawa bosen nanti pasti jadi suka. Biasalah konsep anak muda," ucap Rion yang membuat anak-anak lain tertawa. "Sialan lo!" gerutu Cindy dengan memukul lengan Rion.

"Yuk berangkat yuk, malah bercanda!" seru Vino dan Bima yang membubarkan percakapan itu.

TO BE CONTINUE

#mensivWG

JUPITERWhere stories live. Discover now