Galih tak menanggapi.

"Ya udah gw pulang dulu" ucap Tasya.

"Jangan buru-buru, tadi gw gak bener-bener marah sama lo kok, gw ngerti seberapa berharga nya Dwi buat lo" ucap Galih tersenyum tipis.

"Syukurlah kalo lo paham" balas Tasya.

Tidak lama Dwi keluar kamar.

"Udah baikan?" tanya Dwi.

Tasya mengangguk.

"Gw ke warung bentar ya" ucap Dwi.

"Aku anter ya" ucap Galih.

"Gak usah, deket kok, temenin Tasya aja" ucap Dwi.

"Gw bukan anak kecil ya" ucap Tasya.

Dwi tidak merespon, ia langsung keluar dari rumah, sedangkan Galih kembali duduk.

Tasya mengeluarkan ponselnya dan mulai membuka viu untuk menonton drama korea.

Galih mendengar suara putaran film di ponsel Tasya, ia pun menoleh.

"Anak drakor juga lo" ucap Galih.

Tasya mengangguk dan entah mengapa Galih ikut menonton drama korea yang sedang di putar tersebut, jarak mereka cukup dekat, jika di lihat dari jauh seakan-akan kepala mereka menempel.




¥¥¥¥¥¥¥¥
"Apa yang kalian lakukan?" tanya suara yang menggelegar dari arah pintu.

Galih dan Tasya menoleh ke sumber suara secara bersamaan.

"Om, tante" ucap Tasya, gadis itu langsung bangkit dan mengecup punggung tangan wanita paruh baya tersebut kemudian Tasya hanya tersenyum sopan kepada suami dari wanita yang sudah berumur itu.

Galih pun melakukan hal yang sama.

"Tasya" ucap Mirna, ibu dari Dwi.

"Iya tante" balas Tasya.

"Dwi kemana?" ucap Mirna.

"Dwi lagi ke warung tante, tadi dia pamit" ucap Tasya.

"Kalian berdua ngapain?" tanya ayahanda dari Dwi dengan suara tegas.

"Jangan salah paham dulu om, tadi aku sama kak Galih lihat drakor di hp" ucap Tasya menjelaskan.

"Om cuma saranin lebih baik kalian jaga jarak" ucap pria paruh baya tersebut kemudian langsung melangkah masuk di ikuti sang istri.

"Kayanya orang tua Dwi salah paham sama kita" ucap Galih.

"Nanti gw jelasin" balas Tasya.

"Ya udah gw cabut aja deh" ucap Galih, dirinya merasa tak enak hati dengan kedua orang tua Dwi.

"Gak nunggu Dwi dulu?" tanya Tasya.

"Gak usah, nanti gw w.a aja, gw beneran gak enak sama orang tuanya Dwi" jawab galih.

"Ya udah hati-hati" balas Tasya.

Galih mengangguk.

"See you Sya, assalamu'alaikum" ucap Galih.

"Walaikum'salam" balas Tasya.

Galih pun bergegas pergi dari rumah Dwi, sebenarnya galih ingin menemui kedua orang tua Dwi untuk menjelaskan namun nyali nya terlalu ciut untuk menghadapi calon ayah mertua nya itu.

Setelah Galih pergi, Tasya kembali duduk, dan tidak lama Dwi pun datang.

"Kenapa Galih pulang?" tanya Dwi kepada Tasya.

"Dia gak enak sama orang tua lo, tadi ada salah paham sedikit" jawab Tasya.

"Mama sama papa udah pulang" ucap Dwi.

Tasya mengangguk.

"Tadi gw lihat udah masuk kamar" ucap Tasya.

Dwi segara melangkah ke kamar orang tuanya.

"Mah" panggil Dwi seraya mengetuk pintu.

Tidak lama pintu pun terbuka dan tanpa basa-basi Dwi langsung memeluk sang mama, ia sangat merindukan wanita itu.

"Kenapa pulang gak kabarin?" tanya Dwi.

"Gapapa" jawab sang ibu.

"Papa mana?" tanya Dwi lagi.

"Lagi mandi" jawab Tasya.

Dwi mengangguk.

"Ya udah aku balik ke ruang tamu lagi ya mah, selamat istirahat" ucap Dwi dengan senyuman di bibirnya.

"Tunggu" cegah Mirna.

"Kenapa ma?" tanya Dwi.

"Jangan biarin pacar kamu sama Tasya terlalu deket ya" peringat nya.

"Kenapa?" tanya tasya.

"Pokoknya jangan terlalu percaya mereka, gimana pun mereka itu laki-laki dan perempuan" ucap Mirna.

Akhirnya Dwi mengerti maksud dari perkataan wanita yang melahirkan nya itu.

"Mama tenang aja, mereka berdua orang yang aku percaya, terlebih lagi Tasya" balas Dwi.

"Tapi jangan terlalu percaya" ucap Mirna.

"Iya mah, tenang aja, mereka gak akan nusuk aku dari belakang" ucap Tasya.

"Mama harap juga begitu" balas Mirna.

Dwi hanya tersenyum lalu pergi dari hadapan sang ibu, selepas Dwi pergi Mirna kembali masuk ke kamar.

between me, you and himWhere stories live. Discover now