PROLOG

82 31 47
                                    

PROLOG

1 Agustus 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1 Agustus 2021

JERI memandang wajah Cindy datar, perempuan itu tidak bisa menebak isi kepala Jeri. Ia hanya bisa terus menangis.

"Nangis enggak bakalan buat dia kembali dan memeluk tubuh lo."

"Ayo pulang Cindy!"

Jeri menggenggam erat pergelangan tangan milik Cindy. Wanita itu hanya bisa menangis dan masih tetap tidak bisa menerima keadaan.

"Gue enggak siap kehilangan dia. Dia janji mau jaga gue. Tapi dia ingkar janji, Jeri," ucapnya dengan isakan suara tangis.

Sedih, yang ada di lubuk hati Jeri. Tetapi rasa cemburu juga terlintas dibenaknya. Cemburu terhadap orang yang sudah hilang dimuka bumi ini?
LANGKA.

Cindy duduk menyender ditembok lorong rumah sakit yang panjang itu, bahkan suara tangisannya tidak bisa dihentikan. Bagaimana pun itu, kehilang seseorang yang istimewa dihidup kita, rasanya bahkan sesakit ditembak peluru.

Jeri berlutut dihadapan Cindy, dirinya merasakan kesedihan ini namun berusaha tidak meneteskan air matanya. Jari jemarinya menyeka air mata milik Cindy, ia memeluk tubuh gadis itu dengan erat dan air mata miliknya pun ikutan terjatuh.

"Jeri enggak bakalan ninggalin Cindy kan?," lirihnya dalam suara tangis, namun Jeri diam sejenak mendengar pertanyaan itu.

"Jeri enggak bakalan ninggalin Cindy kok." Entah ini rasa bersalah atau bukan, ia tidak bisa mengucapkan janji karena Jeri bukanlah Tuhan. Hanya Tuhan yang tahu alur selanjutnya.

>>>> Happy reading♡♡

JUPITERWhere stories live. Discover now