"Yaudah, gue pergi ke kantor dulu." Elang beranjak dari sofa.

"Sebentar, aku pakaikan salep dulu ke bibir Kakak," tahan Hazel. Dia berjalan cepat mengambil kotak P3K.

"Sini, Kak," suruh Hazel supaya Elang agak mendekat. Tangan Hazel menyentuh bibir atas Elang dan mulai mengoleskan salep di sana.

"Perih nggak, Kak?" tanya Hazel.

"Nggak sama sekali."

"Baguslah, semoga nggak kenapa-kenapa nantinya," harap Hazel. "Oh iya, nanti siang aku boleh ke kantor Kakak? Sekalian aku bawakan makan siang deh," tanya Hazel memang sangat ingin main ke kantor Elang lagi.

"Boleh. Entar gue suruh Reza buat antar lo." Elang berkata setuju.

Hazel tersenyum hingga gigi ratanya kelihatan. "Oke, Kak." Hazel mencium punggung tangan Elang sebelum suaminya itu pergi ke kantor.

"Hati-hati, Kak." Hazel melambaikan tangannya ke arah mobil Elang yang sudah melewati pagar rumah.

Hazel menutup pintu rumah, dia berdiri sambil memikirkan menu apa yang akan dia masak untuk dibawa ke kantor siang ini.

"Oh iya di kulkas kan masih ada cumi, aku masak cumi goreng aja deh," putusnya. Dia akan memulai masak jam sebelas nanti, kalau sekarang terlalu cepat.

Baiklah, selagi menunggu jam itu tiba Hazel akan bersantai dulu di taman belakang rumah. "Sepi juga kalau lagi nggak ada Kak Elang di rumah. Pelihara anabul kayaknya seru, apa aku coba minta ke Kak Elang aja, ya, buat adopsi anabul?" monolog Hazel.

***

Hazel menenteng paper bag yang didalamnya sudah ada bekal siang untuk Elang. Dia sudah berada di ruangan kerja Elang, tetapi cowok itu sedang rapat jadi dia akan menunggu di sini. Matanya terus tertuju ke pintu masuk,  berharap Elang datang lebih cepat. Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan bagi Hazel. Hazel berdiri dan memilih untuk melihat-lihat ruangan Elang ini untuk menghilangkan kegabutannya.

Hazel duduk di kursi pribadi Elang kemudian dia berakting seperti selayaknya CEO di perusahaan ini.

"Kerja kamu itu tidak becus! Ini, kenapa keuangan kita bulan ini sangat turun drastis, hah?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kerja kamu itu tidak becus! Ini, kenapa keuangan kita bulan ini sangat turun drastis, hah?"

"Ck, saya sudah malas lihatnya, kamu dipecat! Keluar sana!" Hazel menirukan gaya bicaranya Elang ketika marah.

"Wahh, seru juga kalau jadi boss tinggal merintah aja," ucap Hazel sambil terkikik geli.

Hazel tidak tahu saja kalau dirinya tengah diperhatikan lewat layar telepon sejak dia masuk ke dalam ruangan itu. ruang kerja Elang memang dipasang CCTV dan Elang jarang sekali memantau CCTV seperti sekarang, hanya saja dia minat memantau karena ada yang memberi tahunya jika Hazel menunggunya di sana.

Kak Elang: ELAZEL Where stories live. Discover now