~♥~Rencana

16K 868 2
                                    

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Di rumah.

Kia tengah memasukan baju miliknya dan ibunya ke dalam tas, untuk menginap di rumah sakit menemani ibunya. Mengenai biaya perawatan ibunya telah dibayarkan oleh Pak Rt, tinggal menunggu biaya operasi yang harus disiapkan. Meski begitu Kia tetap saja harus mengganti uang yang telah dipinjamkan Pak Rt meskipun beliau tidak meminta.

"Aku harus cepat dapet uang dalam satu bulan ini, tapi gimana caranya?" kata Kia sambil memasukan baju ke dalam tas.

Setelah selesai Kia berjalan keluar rumah. "Kia," panggil Ami saat Kia tengah mengunci pintu rumahnya.

"Gimana keadaan Mamah?" tanya Ami yang memberikan raut wajah sedih.

"Udah sadar kok." Kia tersenyum meyakinkan perkataannya.

"Syukurlah. Mmm, aku dengar-dengar katanya Mamah harus dioperasi ya?"

Kia mengangguk seraya tersenyum menjawab pertanyaan Ami.

"Aku punya tabungan kamu bisa pake uangnya buat bayar operasi."

"Bukannya tabungan kamu untuk kuliah."

"Iya sih, tapi kan—"

"Ami," potong Kia, "Aku tau niat kamu baik, tapi aku juga nggak mau gara-gara aku kamu nggak jadi kuliah. Emang keadaannya sekarang aku lagi butuh, tapi kamu lebih membutuhkannya untuk masa depan kamu."

Ami terdiam, sepertinya apa yang dikatakan Kia memang benar, terlihat dari raut wajahnya. Uang itu adalah satu-satunya agar Ami bisa kuliah.

"Aaah, Kia mah. Pokoknya kalo ada apa-apa bilang aja sama aku ya."

"Iya Ami."

Meskipun begitu, Kia tetap senang karena Ami sudah mau mempunyai niat untuk membantunya.

♡♡♡♡

Kia sekarang sedang berada di angkot menuju rumah sakit. Ia menyandarkan kepalanya di kaca sembari memikirkan bagaimana caranya ia bisa mendapatkan pekerjaan. Tidak lama seorang wanita cantik berambut panjang berwarna hitam masuk ke dalam angkot dan duduk di samping Kia.

"Eh, Kia," ucap wanita itu seraya menepuk pundak Kia.

Kia langsung menoleh ke arahnya. "Ka Nisa," kata Kia dengan mata yang nyaris keluar.

Wanita bernama Nisa itu adalah anak dari Bu Ima yang bekerja di Jakarta, seperti yang dikatakan Bi warung.

"Udah lama nggak ketemu, gimana kabarnya?" tanya Nisa.

"Baik, Ka Nisa gimana?"

"Sama atuh Kakak juga baik, eh ngomong-ngomong kamu mau ke mana?" tanya Nisa sambil melihat tas cukup besar di pangkuan Kia.

"Mm, mau ke rumah sakit."

Nisa terlihat terkejut saat mendengarnya. "Emang siapa yang sakit?"

"Mamah."

"Sakit apa?"

Kia terdiam sejenak. "Batu ginjal," jawab Kia.

Nisa menutup mulutnya dengan satu tangan, terlalu kaget kala mendengarnya. "Semoga Mamah kamu cepat sembuh dan diberi kemudahan."

"Amin. Oh iya, Ka Nisa katanya kerja di Jakarta ya?"

"Iya, emang kenapa?"

"Aku punya rencana mau kerja di Jakarta juga buat biaya operasi Mamah." Kia menunjukkan deretan giginya setelah mengucapkan kalimat itu.

"Uang operasi belum ada?"

"Sebenarnya sih, Pak Rt mau bantu, tapi aku nggak yakin bakal bantu semuanya karena biaya operasi tuh nggak murah. Waktu bayar administrasi juga Pak Rt pake uang yang harusnya digunakan untuk kepentingan rakyat, aku nggak enak kalo terus bergantung pada Pak Rt, makanya aku mau cari kerja siapa tau aku bisa membantu walaupun hanya sedikit," jelas Kia.

Nisa tersenyum hangat ketika mengetahui niat baik Kia, lantas ia merogoh tas kecil di pangkuannya.

"Yaudah kalo gitu,"—Nisa mengeluarkan sebuah kartu nama—"kamu bisa datang ke sini, karena kebetulan orangnya lagi membutuhkan pekerja."

Kia menerima kartu yang disodorkan Nisa. "Serius Ka? Makasih Ka," ujar Kia dengan raut wajah terlihat bahagia.

"Sama-sama," ucap Nisa sambil tersenyum. "Eh, Kia aku duluan ya," pamit Nisa, karena angkot sudah berhenti di tempat tujuannya, yaitu pasar.

Kia melihat kepergian Nisa sambil terus melambaikan tangannya. Setelah beberapa penumpang turun, angkot pun melaju kembali.

♡♡♡♡

Di rumah sakit.

Kia tengah berjalan menuju ruangan ibunya dirawat, tidak butuh waktu lama Kia akhirnya sampai di depan ruang inap. Saat Kia membuka pintu ia melihat ibunya yang sedang berusaha mengambil gelas yang berada di samping alhasil Kia langsung menghampirinya untuk membantu mengambil gelas tersebut.

"Mamah mau minum?" tanya Kia seraya mengambil gelas tersebut.

Ibunya Kia mengangguk menjawab pertanyaan Kia. Melihat jawaban ibunya Kia langsung menuangkan air untuk ibunya dan membantu beliau untuk minum.

"Mamah udah makan?" tanya Kia.

"Udah tadi," jawab ibunya.

"Bagus kalo gitu," kata Kia sambil duduk di kursi yang ada di samping ranjang.

"Kia," panggil ibunya dengan suara lembut.

"Hmm."

"Mamah mau pulang aja."

Kia mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan sang Ibu. "Nggak bisa Mah, Mamah harus di sini sampai operasi nanti dilakukan." Kia jelas menolak hal itu, apalagi melihat kondisi ibunya yang belum pulih.

"Mamah nggak usah operasi juga ngga papa, minum obat aja juga nanti sembuh."

"Mah,"-Kia meraih tangan ibunya-"Kia nggak mau Mamah sakit, Kia mau Mamah sembuh."

"Tapi nak, biaya operasi itu nggak-"

"Kia tau," potong Kia, "maka dari itu, Kia memutuskan untuk kerja."

"kerja?"

"Iya Mah, Kia bakal kerja di Jakarta. Kia dapet kerjaan ini dari Ka Nisa anaknya Bu Ima."

"Jakarta itu jauh nak emang kamu berani?"

"Iya dong, Kia kan sudah besar, pokoknya Mamah nggak usah khawatir dan Mamah nggak boleh banyak pikiran, oke."

Ibunya Kia tersenyum seraya mengelus kepala Kia, ia merasa terharu karena putri kecilnya kini sudah tumbuh dewasa. Bahkan, sudah punya rencana dalam hidupnya sendiri.

♥♥♥♥♥















Jangan lupa dukung Author dengan cara follow akun ini dan bagikan ceritanya ke teman-teman kalian😉.
Atau kalian juga bisa follow akun
Ig: @sheninur202
Tiktok: @shen_wp05

Don't forget to support.
Thanks for reading.

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon