"Apa?!"

Oh ya tuhan, apa yang sebenarnya terjadi pada hidupnya?!

Kenapa ia bisa salah memasuki altar?!!!

Lalu bagainana dengan orangtuanya?!!!!

"Sialan!" Umpatnya, tanpa pikir panjang Wei Wuxian berlari dari sana, mengabaikan Wangji yang saat ini ikut mengejarnya.

Ayolah, ia sudah ditinggalkan oleh calon istrinyang sebenarnya tidak ia inginkan dan sekarang malah ditinggal oleh istri yang sudah sah ia nikahi.

Kali ini Wangji tak akan tinggal diam.

"Wei Wuxian!" Panggilnya.

Wei Wuxian sempat menoleh, "kenapa kau mengejarku?! Aku harus menyelamatkan orangtuaku dari orang gila yang pasti sudah mengamuk disana!" Balasnya masih sambil berlari.

Oh, ini tampak sangat konyol.

Ia dikejar oleh suami yang tak sengaja ia nikahi.

Matanya memicing ketika melihat staff gedung yang berjalan diujung koridor, ia menghampiri wanita itu dan menanyakan gedung pernikahan atas nama Wei Wuxian, wanita itu menunjuk koridor disebelah kanan dan Wei Wuxian berlari kearah sana.

Semoga saja orangtuanya baik-baik saja.

Brak!

Kegaduhan di gedung itu terhenti dengan kedatangannya.

Wei Wuxian, dengan langkah marah mendekati pria tua yang hampor memukul mama dan papanya yang bersimpuh diatas lantai lalu berdiri untuk melindungi mereka, "apa yang kau lakukan, brengsek!" Pekiknya.

Pria tua itu menurunkan kursinya, dan tersenyum mesum pada Wei Wuxian.

"Oh, calon istri kecilku akhirnha datang juga."

Wei Wuxian hampir saja muntah mendengar kalimay menjijikan itu.

"Kukira kau akan kabur dan membiarkan orangtuamu mati ditanganku." Lanjutnya dengan kekehan mengerikan.

"A Xian, apa yang kau lakukan disini?" Sang mama meraih tangannya, ia terkejut mendapati putranya yang malah kembali menyerahkan diri.

Si pria tua menepis tautan tangan mereka dan menyeret Wei Wuxian menuju altar yang telah berantakan, "cepat lanjutkan upacaranya!" Perintahnya kasar.

Namun, bahkan sebelum pria paru baya membuka mulut pintu gedung kembali dibuka kasar.

Lan Wangji dengan tampang seram berjalan lurus menuju pria tua yang masih mengganyang tuxedo Wei Wuxian.

"Lepaskan tangan kotormu dari istriku." Katanya dingin, yang mana tentu menimbulkan pekikan terkejut dari orang-orang yang ada disana.

"Istrimu? Kau sedang bergurau?" Tanya si pria remeh.

Namun Wangji sama sekali tak bereaksi, dengan mudah ia menarik Wei Wuxian kedalam pelukannya dan melumpuhkan si pria tua dengan beberapa pukulan telak.

"A apa yang kau lakukan?" Tanya Wei Wuxian tergagap.

Ia tak menyangka jika pria itu akan menyusulnya kemari dan menghajar pria yang kini tergeletak tak berdaya dengan mudah.

"Aku sedang melindungi istriku, apa itu salah?"

Dan yah, itu adalah awal mula bagaimana Wei Wuxian bertemu dengan suami yang kini amat sangat ia cintai.

Kisah itu sudah berlalu hampir sepuluh tahun yang lalu, namun dirinya masih tidak bisa tidak tertawa ketika mengingatnya.

Atau bagaimana ekspresi shock kedua orangtuanya mengetahui puteranya malah menikah dengan orang asing.

Oh, ini adalah kisah yang selalu ia bangga ceritakan pada putera semata wayangnya.

"Mama sudah menceritakan ini belasan kali padaku." Prostes Sizhui, putera semata wayang padangan Lan Wangji dan Wei Wuxian yang kini beranjak delapan tahun.

Wei Wuxian tertawa dan mengusak rambutnya gemas, "ayolah A Yuan, ini kisah yang konyol sekaligus romantis. Papamu benar-benar jantan sekali waktu itu." Ia melirik Wangji yang tengah membuat sarapan didapur, pria itu sesekali tersenyum kecil mendengar kisah mereka yang kembali diceritakan istrinya.

"Kau juga harus jadi pria jantan seperti papamu, itu keren sekali."

Sizhui hanya mengangguk, mengiyakan apapun yang mamanya katakan.

Ia berdiri sambil menenteng buku ditangannya kemudian mengecup pipi sang mama, "aku akan belajar kelompok bersama A Ling dan Jingyi." Pamitnya.

Setelah memberikam kecupan yang sama pada papanya, anak itu menghilang dibalik pintu.

Wei Wuxian yang sudah memastikan kepergian puteranya memilih menghampiri Wangjibdan memeluk pria itu dari belakang.

"Apa?" Tanya Wangji lembut.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar calon istrimu yang waktu itu kabur?" Tanyanya tiba-tiba.

Wangji yang tengah mengiris straberry memberikan potongan kecil pada istrinya yang langsung dilahap.

"Entahlah, aku tidak tertarik mengetahuinya."

Kemudian Wei Wuxian terkikik, "kau kan hanya tertarik padaku."

"Mn, tentu."

Kemudian, ia meraih pinggang ramping istrinya dan memenjarakannya antara tubuh besarnya dan pantry, "ini sudah sepuluh tahun, mama dan papamu sudah sering menagih cucu baru padaku." Bisik Wangji.

Dibalas tawa genit dari istrinya, lantas Wei Wuxian mengalungkan tangan disekitar leher Wangji, "mm, bagaimana ya? Mama terlalu sibuk di butik dan papa sibuk dengan perusahannya, mereka memiliki sedikit waktu untuk bermain dengan cucu keduanya nanti."

"Bagaimana denganmu? Kau tidak ingin anak kedua?"

Wei Wuxian mengecup bibir Wangji, "tentu saja mau, ayo."

Dan yah, suara desa mendesah terdengar dari kamar luas pasangan Wangxian.

Berharap A Yuan tidak segera pulang dan mendapati orangtuanya yang tengah melakukan olahraga pagi diatas ranjang.

.
.

Cerita yang lama mengendap dan memutuskan untuk dipublish, jadi maklum kalo aneh :v

Chateau de WangxianWhere stories live. Discover now