Seketika Rafa mengusap rambutnya saat mengingat hari itu.
“Kalian belum benar–benar berakhir bukan?” tanya Ola saat melihat perubahan mimik wajah Rafa.
Tidak ada jawaban.
Rafa masih diam. Dan itu berhasil membuat Ola cemas.
“Alasan aku tetap bertahan bersama kamu adalah karena umi percaya bahwa kamu pria baik, dan itu saja tidak cukup, Rafa.” Ola terdiam sebentar. “Kamu juga harus paham, tidak ada perempuan yang baik–baik saja setelah mengetahui bahwa suaminya memiliki perempuan lain.” Suaranya Ola terdengar lemah.
“Kamu butuh bukti kan? Baiklah aku akan memenuhi keinginannmu.”
Rafa mengambil ponselnya, lalu mencari kontak Kyelin, dia tahu apa yang dia lakukan sekarang akan menyakiti Kyelin lebih dalam lagi, tapi bagi Rafa sekarang, perasaan Ola jauh lebih penting.
Tangan Rafa dengan lihai mengetik sesuatu di sana, dia tau, tidak seharusnya mengakhiri hubangnya dengan Kyelin lewat ponsel. Tapi mau bagaimana lagi, Kyelin tidak berada di Indonesia.
Mari akhiri semuanya, Kye. Kamu tidak perlu menungguku lagi.
Setelah terkirim, Rafa menunjukkan pesan itu pada Ola.
“Apa sekarang kamu sudah percaya padaku?”
Melihat pesan yang Rafa kirim, sesaat membuat hatinya menghangat, mungkin inilah yang Ola mau sedari dulu, sebuah kalimat yang tidak panjang, namun cukup mempertahankan pernikahan mereka.
“Aku percaya.”
---------------
Ola terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap berulang kali. Perempuan itu melirik ke samping, mendapati Rafa yang tertidur lelap, wajahnya begitu tenang. Ola bergerak pelan, menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, namun tiba–tiba saja, sebuah lengan bergerak melingkari pinggangnya, menariknya agar semakin mendekat, mengeratkan pelukannya.
“Belum subuh, kenapa bangun hmm?” tanya Rafa dengan suara berat, mata laki–laki itu masih terpejam.
Ola melirik jam dinding yang mengantung, ternyata masih pukul 01:23. “Aku lapar.”
Rafa membuka matanya, lalu segera bangun dari tempar tidur. Tanpa mengatakan apa pun lagi. Ola mengerut keningnya saat melihat Rafa yang sudah beranjak, laki–laki itu berjalan menuju kamar mandi.
“Ayo,” ujar Rafa setelah keluar dari kamar mandi, wajah laki–laki itu sudah segar kembali. Kaus polos hitam yang melekat di tubuh Rafa semakin menambah pesonanya, kenapa Ola baru sadar, bahwa Rafa sangatlah tampan?
“Hah?” Ola bingung. Dia ikutan beranjak dari tempat tidur.
“Ayo keluar.”
“Kamu ngapain ikutan?” tanya Ola syok, lantas perempuan itu segera mengambil jilbabnya. Dia tidak jadi mencuci muka di kamar mandi, nanti saja saat turun ke bawah.
“Nemanin kamu makan,” balas Rafa lalu segera pergi, di susul Ola dari belakang.
“Aku bukan anak kecil,” keluh Ola saat menuruni undakan anak tangga.
“Iya, kamu istri aku.”
“Gak jelas.”
Rafa mengambaikan ocehan Ola, laki–laki itu berjalan ke arah dapur.
Langkah Rafa terhenti saat melihat Ola berjalan ke arah kiri, “Mau kemana?” tanya Rafa.
“Mau ajak Fara makan,” ujar Ola.
“Dia udah tidur, La.”
Ola mendekati Rafa, wajahnya mendekat ke telinga laki–laki itu, berbisik di sana. “Dia belum tidur, jam segini Fara lagi asik nonton drakor.”
YOU ARE READING
I'm With Rafa [END]
Romance#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021) #Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021) #Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021) Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Complete each other
Start from the beginning
![I'm With Rafa [END]](https://img.wattpad.com/cover/218606870-64-k587629.jpg)