Playful Couple 01

Mulai dari awal
                                    

Sontak aku kaget.

Calvin, dia laki-laki, aku laki-laki. Kenapa aku harus dipasangkan dengan laki-laki?

Oke, penampilanku kurasa cukup menarik dan sangat jauh dari kesan gay walaupun aku menjaga penampilanku. But hey, jadi cowok metroseksual sudah bukan hal tabu dan dianggap gay.

"Tapi bos ... apa nggak ditambah aja jumlah perempuanya bos, jadi ada 6 pasangan." Aku memberikan solusi.

"Nggak. Apa kamu nggak lihat jumlah penulis tetap di sini terbatas, dan kita nggak akan merubah format buku."

"Tapi bos, kenapa saya yang harus dipasangkan sama dia?" aku berdiri menunjuk Calvin.

"Kamu datang terakhir."

"Bos--"

"Apa kamu keberatan, Calvin?" Pak Rudi memotong omonganku dan bertanya ke Calvin. Calvin hanya menggeleng menyatakan setuju.

Baiklah. Calvin cukup menarik, harus ku akui itu. Wajah putih dengan potongan rambut yang cukup stylish tapi tetap rapi. Tingginya kira-kira sama denganku, kurang lebih 177 cm.

Satu hal yang pasti, dalam pandanganku wajahnya cukup cantik untuk seorang pria.

"Satu pertanyaan bos Rudi?" Aku mengacungkan tangan.

"Apalagi?"

"Saya bukan gay. Saya juga gak punya experience buat hubungan sama gay?"

"Gue gay!" Jawab Calvin enteng.

Aku panik, tapi sepertinya hanya aku saja. Apa ini sudah direncanakan sebelumnya? Ya, aku mengenal Calvin, tapi hanya sebatas tahu namanya karena satu kantor dan kurasa aku belum pernah bergaul denganya setahun terakhir ini. Dia lumayan tertutup dengan lingkungan kerja. Aku juga tidak mengetahui kalau dia gay.

What ... Gay?

Plak!

Aku mukul kepalaku sendiri saat melihat Erika melambaikan tangan di balik dinding kaca pembatas ruangan meeting.

Erika, apa maksud lu?

Aku mengirim pesan ke Erika.

Lu kan perlu suasana baru dalam hubungan lu.

Anjrit yah, tapi gak sama gay juga!

Tenang aja, orangnya baik kok. Btw, setelah 7 hari ini kalo tulisan lu paling bagus, gue mau jadi pacar lu.

It's not worth lah, Ka.

Gue tau lu pernah suka sama gue. Anggap aja ini test buat jadi pacar gue, Dra.

Arrrgh!

Erika. Walaupun dia teman baikku sekarang, tidak dipungkiri aku pernah menyukainya bahkan jauh sebelum aku berpacaran dengan Ria. Aku sempat menyatakan perasaanku ke Erika tapi ditolak mentah-mentah. Semua perkataanku dianggap gombalan semata olehnya. Dan project ini adalah jalan yang tepat untukku bisa mendapatkan Erika.

Aku pun mengiyakan permainan ini. Kurasa tidak ada salahnya, hanya 7 hari saja kok jalan sama Calvin. Secara look memang dia tidak terlihat gay sama sekali, jadi kurasa jalan sama dia tidak akan mempengaruhi image yang sudah ku bangun selama ini.

"Rules are simple. Every couple harus membuat tulisan setelah menjalani hubungan selama 7 hari. Tulisan terbaik bakal mendapatkan bonus dari perusahaan dan income yang lebih besar dari penjualan buku."

Bos Rudi menjelaskan panjang lebar tentang hal do and don't dalam penulisan playful couple. Karena hasil tulisan hanya satu setiap pasangan, aku rasa Calvin yang memang penulis bisa menyelesaikanya. Dan tugasku sendiri hanyalah membuat diriku senyaman mungkin menjalani project couple ini. Dan setelah hari ke 7 project berakhir, aku akan pacaran dengan Erika. Yes!

Saat semua couple sudah mendiskusikan plan 7 hari mereka, aku hanya duduk menghadap Calvin yang ada tepat di depanku. Meja oval membatasi ruang gerakku di depan Calvin.

Pasangan lain sudah mengambil posisi duduk berdua. Di antara semua pasangan penulis ini hanya Anya dan Leo yang kukenal. Dan untungnya mereka dipasangkan. Obrolan mereka sepertinya menarik karena terdengar ketawa kecil mereka.

Pasangan penulis lainya pun tidak kalah heboh. Ada pasangan yang menggunakan notebook mereka, sepertinya mereka sedang membuat perencanaan yang matang. Aku sendiri bingung untuk memulainya, apa aku harus mendatangi Calvin yang duduk tepat di depanku atau menunggu respon darinya.

Aku tidak tertutup dengan dunia gay karena di lingkunganku sendiri aku berteman dengan beberapa gay. Tapi uniknya Calvin tidak seperti gay yang ku kenal. Misalnya Bona, seorang gay yang berteman denganku lama cenderung bertingkah sedikit feminim dan kadang terlalu banyak "ngomong". First impression melihat Bona dia sedikit, maaf, “ngondek”.

Sangat berbeda dengan Calvin yang cenderung tenang dan tidak banyak bicara. Terlihat seperti seorang laki-laki straight dari luar. Tapi, entahlah aku sama sekali belum mengenalnya selain namanya saja.

"Vin, kita bakal ngapain 7 hari ini?" Aku membuka obrolan dengannya.

Seperti yang kuduga, dia cenderung pendiam dan sepertinya tidak menggubris perkataanku. Dia membereskan pocket book-nya ke dalam tas punggung yang berada di sisi kiri kursi duduknya.

"Hey, mau kemana?" Aku mengikuti Calvin keluar dari ruang rapat.

"Hey, seenggaknya lu bisa ngenalin diri lu, Vin."

Calvin menghentikan langkahnya di koridor menuju exit point. Sepertinya dia cukup jengah karena aku mengikutinya. Tapi, apa salahnya dengan tingkahku?

"Biar gue yang selesain ini, Dra. Lu cukup tenang aja 7 hari ini. Anggap aja ini liburan buat lu," kata Calvin jengah.

Wow. Itu adalah kalimat terpanjang yang diucapkan Calvin sejak pertama kali aku melihatnya di meja penulis setahun yang lalu.

"Gak bisa gitu lah, Vin. Lu sama gue kan couple sekarang."

"Huh!" Calvin menghela napas, "terserah lu aja, Dra."

"Couple?" kataku sambil mengulurkan tangan.

"Hmm ..." jawabnya singkat sambil menjabat tanganku.

....

Playful CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang