Chapter 01.

3.2K 284 32
                                    

DWELLING

Semua yang pergi akan pulang kembali

.

.

.

Tetsuya menggeleng-gelengkan kepala saat melihat kedua anak kembarnya, Gakushuu dan Karma bergelut di lantai memperebutkan buah stroberi terakhir yang dia hidangkan. Kedua anaknya yang jika disekolah dijuluki jenius, keren dan tampan, namun sering berbuat hal yang tidak bisa Tetsuya pikirkan.

Dan paling hobi rebutan.

Tetsuya, “Jadi, siapa yang harusnya makan stroberi ini?”

Gakushuu, “Aku!”

Karma, “Tetu saja aku, dasar lipan!”

Gakushuu, “Kau setan!”

Tetsuya, “Bahasa, anak-anak.”

Karma, “Ibu, itu benar-benar milikku. Gakushuu-nii tidak mau mengalah pada adiknya.”

Gakushuu melotot, si bocah setan itu memanggilnya kakak agar ibunya membelanya!

Gakushuu tidak terima dan ikut mengadu, “Tidak begitu, ibu. Aku sudah memberikan beberapa bagianku kepada Karma, tapi dia meminta lagi dan lagi.” Kemudian memasang wajah sedih, “Padahal tidak setiap hari aku bisa makan stroberi dari ibu,”

Karma juga tidak mau mundur, “Heh! Ngaca setiap hari yang minta stroberi di sekolah!”

Tetsuya menghela nafas, “Baiklah, kalau begitu tidak ada stroberi lagi sebulan kedepan.” Dia tersenyum namun kedua anaknya panik.

Baiklah, stroberi memang bisa didapatkan di toko. Dan dengan uang saku mereka, bahkan sudah cukup dan bisa membeli perkebunan stroberi, namun.. entah mengapa stroberi yang disajikan ibunya sangat-sangatlah enak untuk Gakushuu dan Karma.

Rasanya segar, manis juga sedikit asam, terasa pas untuk lidah mereka. Dan tidak peduli jenis apa dan berapa harganya, stroberi yang lewat tangan Tetsuya terasa berbeda.

Pokoknya tidak ada duanya!

Untuk itulah Gakushuu dan Karma rela memperebutkannya bahkan jika itu harus mempertaruhkan nyawa.

“Tidak mau!” Keduanya sontak menolak gagasan sebulan tanpa stroberi dari Tetsuya.

Tapi Tetsuya tidak menyerah bertanya, “Jadi? Ini milik siapa?”

“Aku makan 24.” Karma mengaku.

“Sialan! Aku baru 19!” Gakushuu murka mendapati adiknya yang selisih 3 menit makan stroberi lebih banyak, bahkan jika yang terakhir menjadi miliknya.

“Gakushuu.” Tetsuya mengingatkan anaknya berbahasa.

Gakushuu, “Maaf, ibu.”

Tetsuya tersenyum, dia mengelus pucuk kepala putra sulungnya, “Karena Gakushuu sudah menjadi kakak yang baik memberikan bagiannya, nanti ibu kasih stroberi bonus.”

Gakushuu, “Benarkah?”

Tetsuya, “Tentu saja. Kapan ibu berbohong?”

Gakushuu, “Tidak pernah. Ibu tidak seperti Karma.”

Karma, “Sialah kau lipan!”

Tetsuya, “Karma,”

Karma, “Iya, ibu.”

Tetsuya memeluk sayang kedua putranya. Meski sekarang mereka tidak hidup bersama, rasa sayang Tetsuya kepada kedua anaknya sama besarnya.

“Dan tolong jangan saling menendang dan memukul dibelakang ibu saat kita berpelukan.”

DWELLINGWhere stories live. Discover now