13. Kantin

3.3K 524 59
                                    

Happy Reading(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading(.◜◡◝)

Terdengar desas-desus seantero Tarunaika Jaya jika si Antagonis sekolah mulai berubah, berubah bukan dalam artian negatif namun ke arah yang lebih positif. Tak hanya itu, para guru pun ikut bingung akan perubahan gadis itu secara tiba-tiba. Gadis yang biasanya tertidur di kelas atau selalu merapikan riasan saat pelajaran berlangsung itu kini terlihat menjadi murid yang menyimak pelajaran dengan baik dan mengerjakan tugas tepat waktu. Gadis yang biasanya langganan BK itu berubah setelah tidak masuk sekolah lama. Guru yang biasanya dibuat kepanasan akan tingkahnya kini dibuat terheran, tak percaya jika ia merupakan gadis yang sama seperti beberapa minggu yang lalu.

Dan di sinilah si gadis itu, Kavya Arunika terduduk di hadapan beberapa guru. Meskipun ada rasa segan dari mereka menghadapi gadis notabene anak dari salah satu donatur terbesar sekolah, tetapi mereka ingin memastikan apakah ia menyeselesaikan tugas dengan hasil jerih payah sendiri atau hasil merampas jawaban orang lain. Sebab apakah mungkin murid dengan nilai terendah menjadi murid dengan nilai sempurna?

"Saya mengerjakannya sendiri." desis Kavya jengah, bagaimana tak jengah jika ia berdiam diri di kursi selama dua puluh menit mendengarkan gurunya bicara berputar-putar karena segan dengannya. Ia pun tahu alasan mengapa ia berada di hadapan para guru itu untuk memastikan hasil ulangan hariannya.

"Ekhm, l-lalu kenapa hasilnya benar semua? Bukannya kamu s-selalu dapat nilai terendah di kelas." guru Sosiologinya tergagap mendapatkan tatapan malas dari siswinya itu.

"Belajarlah." jawab Kavya datar.

Para guru di hadapannya itu berkeringat dingin, sebab salah saja sedikit di hadapan gadis itu bisa saja posisi mereka terdepak dari sekolah. Beberapa kali gadis itu meminta orang tuanya untuk memecat guru yang terkesan cerewet dan mengaturnya. Sudah enak-enak masuk ke sekolah elit dengan gaji jauh di atas rata-rata guru umumnya, masa harus keluar begitu saja.

"Kalau gak percaya, saya bisa melakukan ulangan harian susulan di ruang guru. Atau kalian bisa mengecek CCTV kelas apakah saya melakukan kecurangan tidak?"

"Kalau benar atas ulangan itu di kerjakan dengan jerih payah kamu, maaf kami mencurigai kamu. Terima kasih waktunya, silahkan kembali ke kelas." ujar wali kelas Kavya, Bu Hanum.

Kavya menganggukan kepalanya, ia beranjak keluar ruangan setelah berpamitan dengan para guru itu. Hari ini ia merasa lelah sekali, lebih lelah dari biasanya. Mungkin karena sedang mendapat tamu bulanan, sehingga suasana hatinya mudah memburuk. Langkahnya terhenti ketika hendak berbelok di menuju koridor kelasnya, matanya menyipit melihat seorang gadis bersurai hitam pendek sedang berdiri tegak sambil memberi hormat di depan tiang bendera. Bukannya melanjutkan langkahnya menuju kelas, ia mengurungkan niatnya lalu menghampiri gadis itu.

"Ngapain berdiri di sini?" tanya Kavya di sampingnya, membuat gadis itu terpekik kaget.

Kahla terkaget, sedang asik-asiknya ia mengumpati gurunya. Suara yang tak asing di indera pendengarannya mengagetkan gadis itu, Kavya berdiri di sebelahnya dengan wajah polos tanpa berdosa. Kahla merengut kesal melihat raut wajah santai Kavya.

I Became The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang