"Lo rese banget sumpah."

"So do you." Balas Okky tak mau kalah, namun disertai dengan senyum mengejeknya yang timbul. "Sekitar jam 4 an ya? Gue balik ke studio dulu."

Bukannya menjawab, Azady malah terdiam dan menatapnya kesal. Serius, Azady sebenarnya malas meluangkan waktu untuk makan berdua bersama orang yang bahkan baru tiga kali ditemuinya. Bukannya gimana-gimana, Azady hanya tak suka suasana canggung yang tercipta. Tapi sepertinya ia tidak punya pilihan lain untuk membayar hutangnya tersebut.

Menyadari Azady hanya terdiam, kini Okky menjentikkan jarinya didepan wajah Azady dengan senyum miringnya. Seolah mengejek meskipun ia tahu betul bahwa perempuan itu malas mengiyakan ajakannya. "Iya nggak? Biar clear kan kata lo."

Azady mau tak mau menggumam mengiyakan sebagai jawabannya kemudian langsung kembali masuk ke ruang studionya tanpa berkata apa-apa lagi.

Sementara Okky yang ditinggal begitu saja hanya mampu mendengus tak percaya namun entah mengapa juga merasa lucu.

"Bilang apa dulu kek, Dy. Main langsung ditinggal aja guenya."

•••••

Azady meraih ponselnya selagi mengambil jeda dari menyusun maket milik kelompoknya itu. Ia hanya memastikan adakah pesan baru yang masuk ke ponselnya itu, sebelum kembali meletakkan ponselnya di sisinya.

"Lo makan dulu sana, Dy. Ntar kena maag lagi. Belom makan kan lo daritadi." Suruh Acha yang duduk di hadapan perempuan itu, membuat Azady seketika terperanjat kaget dan langsung melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

Pukul lima lewat lima belas sore. Sial, Azady lupa dia memiliki janji makan dengan Okky. Kalau saja Acha tidak menyuruhnya untuk makan, mungkin dia akan benar-benar melupakan janjinya itu.

"Cha, yaampun gue lupa!" Seru Azady sedikit panik, sambil meraih dompet yang ada di saku jaket miliknya yang tergeletak di kursi. "Gue ada janji sama orang. Untung lo ngingetin."

Alis Acha lantas bertaut bingung, pasalnya ia tidak merasa mengingatkan Azady akan janjinya. "Emang gue ngomong apa? Perasaan gue nyuruh lo makan doang deh."

"Iya gue ada janji makan."

"Sama Gamma?"

"Bukan." Sahut Azady cepat kemudian melangkah menuju pintu ruang studionya dengan langkah besar, tak memberikan waktu bagi Acha untuk bertanya kembali. "Gue izin makan dulu ya, gais. Maaf banget, ntar kalau mau nitip chat gue aja, oke?" Ujar perempuan itu sambil tersenyum canggung.

Namun begitu ia keluar dari ruang studionya, betapa terkejut dan merasa bersalah dirinya begitu melihat Okky sudah menunggunya sambil memainkan ponselnya itu di selasar ruang kelasnya.

"Okky." Panggilnya yang membuat cowok itu lantas mendongak untuk menatapnya dan kemudian tersenyum kecil.

"Udah selesai? Yuk." Okky berdiri dan memasukkan ponselnya ke saku celananya sambil menunggu perempuan itu berbicara.

"Lo nungguin dari kapan? Kenapa nggak manggilin gue aja."

"Lo keliatan sibuk dan fokus banget." Jawab Okky dengan senyum pengertiannya itu. "Gue tau urusan studio itu paling nggak bisa diganggu gugat, karena gue juga gitu."

"Tapi kan gue jadi nggak enak. Jangan bilang lo nungguin dari jam 4 ya?" Tanya Azady yang mulai diliputi rasa bersalah, apalagi setelah Okky tak menjawabnya dan hanya tersenyum. Seolah tebakannya memang benar.

"Udahlah santai aja, yuk." Potong Okky pada akhirnya dan berjalan mendahului Azady. Tak membiarkan perempuan itu terus meminta maaf padanya.

Sementara Azady kini mengambil langkah besar untuk menyamakan langkahnya dengan Okky seraya terus berujar kata maaf yang membuat Okky terkekeh geli.

Ruang JedaWhere stories live. Discover now