Rasa Was-was

47 13 22
                                    


Song recommendation: Bolbbalgan4 - To My Youth

🎶 Can play this song on media when reading this chapter


HAPPY READING!!

______

Pagi ini Roha mendapatkan kabar yang sangat menyenangkan dari ketua angkatan di program studinya. Bagaimana tidak senang? Pagi ini dosen di semua mata kuliah mendadak membatalkan kelas karena katanya ada rapat. Wajar sih karena beberapa bulan lagi akan penerimaan mahasiswa baru.

Hal yang membuat dirinya tambah senang adalah semua dosen tidak memberikan tugas kepada seluruh mahasiswa. Roha yakin bukan hanya dirinya saja yang senang, tapi semua teman-temannya pun merasakan hal yang sama.

Biasanya dosen kalau tidak masuk pasti akan meninggalkan tugas agar mahasiswa dapat belajar meskipun tidak ada kelas. Entahlah sesibuk apa semua dosen pada hari ini, yang jelas Roha sebagai mahasiswa sangat senang. Beruntung kabar itu ia terima pada waktu subuh, Roha pun belum mandi ataupun bersiap-siap.

Seperti biasanya, kalau Roha bangun tidur dia akan meminum segelas air putih terlebih dahulu. "Ibu sudah berangkat, ya? Pagi banget." Roha bergumam sambil memperhatikan keadaan dalam rumah.

Ini masih pukul tujuh pagi tapi ibunya sudah berangkat bekerja, biasanya akan berangkat jam delapan. Agak cepat satu jam hari ini, entahlah apa yang dilakukan ibunya. Roha menggidikkan bahu, mungkin ibunya sedang ada tugas tambahan dari bosnya.

Roha berjalan menuju lemari di atas wastafel, melihat obat ibunya yang hanya tersisa sedikit Roha kemudian menggeleng. "Kebiasaan, obat sendiri nggak diperhatiin."

Karena inisiatifnya sebagai seorang anak, dalam hati Roha sudah berencana hari ini akan ke rumah sakit dan membeli obat untuk sang ibu seperti biasanya. Dirinya segera membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat menuju rumah sakit.



•••



Kata Minhyuk, memahami kejiwaan orang lain lebih mudah daripada memahami kejiwaan diri sendiri. Memang benar, sebenarnya dalam diri Minhyuk sendiri ada sesuatu yang tidak dapat dia kendalikan oleh dirinya sendiri.

Sesuatu tersebut akan terobati jika bisa saling memiliki, namun rasanya tidak mungkin dia memaksakan diri untuk memiliki seorang gadis yang dicintai oleh pasiennya sendiri.

Langkahnya terkesan santai, dengan jubah dokter kebanggaannya, Minhyuk tampak tampan dan berwibawa. Tak jarang, Minhyuk mendapatkan senyuman genit dari beberapa perawat di rumah sakit ini, bahkan ada yang terang-terangan menggodanya.

Bukannya Minhyuk tidak suka digoda seperti itu, tapi Minhyuk punya tipenya sendiri dalam memilih kekasih. Minhyuk tidak suka perempuan yang agresif dalam artian menggodanya terlebih dahulu. Dan lagi Minhyuk bukannya terlalu percaya diri, namun Minhyuk sangat memahami gelagat seseorang, mana yang ramah dan mana yang berniat menggodanya.

Seperti sekarang ia berusaha ramah terhadap beberapa perawat yang menyapanya, Minhyuk membungkuk untuk menjawab sapaan hingga tanpa sadar menabrak seseorang.

Barang bawaan orang tersebut berhamburan di lantai, refleks Minhyuk berjongkok untuk membantu mengambil plastik kecil yang berisi obat-obatan tersebut. Dalam hati Minhyuk sedikit terkejut dengan obat-obatan yang dibawa gadis ini, sebenarnya obat jantung dan lumayan keras.

Minhyuk berdiri saat melihat gadis itu berdiri, dirinya kembali terkejut ternyata gadis di depannya sekarang adalah orang yang ia kenal. Rasanya sudah ingin berteriak tapi ditahan.

CRUSH: Kim Myung JunWhere stories live. Discover now