17. Penolakan Pembawa Bahagia

1.3K 214 35
                                    

Typo awas...


Happy Reading...

_____

Hari telah berganti, sang mentari pun sudah lama terbit, begitu banyak orang yang bangkit dari kasur mereka untuk melakukan kewajiban mereka, dan kewajiban Kouki saat ini adalah membangunkan seluruh penghuni di rumah ini.

Sudah 4 hari berlalu sejak kepergian Mrs.Hinata untuk kerja di luar kota. Dan Ia akan pergi selama 1 minggu. Dan selama itu, Kouki yang bertugas mengurus Natsu dan Shoyo.

Sepulang dari olahraga pagi, Kouki segera memasak sarapan. Setelah menyiapkan sarapan, Ia segera mandi dan membersihkan dirinya. Kemudian, Ia membangunkan Natsu terlebih dahulu, kenapa? Karna Natsu lebih mudah dibangunkan daripada Shoyo.

Setelah menyuruh Natsu mandi, Kouki nengetuk pintu kamar Shoyo. "Onii-chan bangun"ujarnya terus mengetuk pintu. Tak ada sahutan.

Takut Shoyo telat sekolah, Kouki membuka pintu. "Onii-chan bangun"Kouki menepuk pelan kedua pipi Shoyo.

Perlahan kelopak mata Shoyo terbuka, menampilkan wajah Kouki di depannya membuat dirinya sontak mendorong Kouki hingga terjungkal.

"Ah maaf.. Kou-kun duluan saja, aku akan menyusul nanti"Shoyo gelagapan lalu mendorong paksa Kouki hingga keluar kamarnya. Bahkan Kouki belum mengucapkan selamat pagi namun Ia langsung diusir.

Blammm

Kouki menatap pintu di depan mukanya dengan pandangan bertanya-tanya. Bingung dengan perilaku Shoyo yang menurutnya aneh akhir-akhir ini, atau tepatnya sejak mereka pulang dari latihan gymnasium dulu. Kouki yakin jika sepupunya itu menghindari dirinya, terbukti dari Shoyo yang selalu tiba-tiba pergi ketika dia mengajak berbicara, tak menatap matanya, dan ya tentunya kejadian barusan juga. Seminggu ini Kouki sulit berkomunikasi dengan Shoyo, sekalipun itu di rumah.

'Aku harus segera berbicara dengannya'batin Kouki berjalan menuju lantai 1.
.
.
.

Kouki kebersihan rumah, laki-laki itu bekerja keras dari pagi hingga siang. Rumah yang tadinya kotor akhirnya mulai bersih secara bertahap.

Usai membersihkan rumah, Kouki segera mandi untuk menghilangkan keringat dan bau asam yang sedari melekat padanya.

Seusai mandi, Kouki berjalan menuju ruang tamu. Ia mengambil snack kemudian melempar tubuhnya di atas sofa. Ia tampak kelelahan, namun raut wajahnya itu tetaplah cerah. Ia mengambil remot dan menyalakan televisi.

Tok tok tok

Kouki terus mengumpat dalam hati, baru saja istirahat siapa sih yang menganggunya.

Ceklek

"Kouki~"

"Eh Daisuke-san? Kenapa di sini?"Kouki terkejut, dan membuka mulut lebar-lebar.

Pria di depannya, Daisuke justru langsung memeluk Kouki erat. "Ponakan kesayanganku~"ujarnya menempelkan pipinya pada pipi Kouki. Melihat Daisuke saat ini, seperti melihat pedofil yang senang ketika menemukan anak kecil yang imut.

"Oji-chan l-lepaskan aku"ujar Kouki susah bernafas karna pelukan Daisuke terlalu erat.

Sontak Daisuke melepas pelukannya. "Hehe maaf"cengirnya.

"Ada apa kemari?"tanya Kouki langsung, yakin 100000% kalau pamannya itu di sini bukan karna kebetulan apalagi cuma lewat, pasti ada maunya.

"Hehe uhm bagaimana ya... Bagaimana kalau kita bicara di dalam?"ujar Daisuke ingin menyerobot masuk rumah namun langsung di hadang oleh Kouki.

Same Dimension | HAIKYUUWhere stories live. Discover now