SEPULUH

2.6K 338 31
                                    

Setelah menyelesaikan praktikumnya, Lisa keluar dari ruang laboratorium sambil bersenandung kecil. Beberapa orang tampak menyapanya, Lisa membalas dengan senyuman ramah.

Langkahnya terhenti ketika seseorang menarik tangannya dari belakang, Lisa berbalik badan.

"Lisa," panggil orang itu.

Lisa memutar bola matanya malas, lalu berdecak sebal. "Apa lagi?" ujar Lisa jengah. "Bisa nggak sih lo sehari aja nggak usah muncul di hadapan gue?" lanjutnya.

Laki-laki itu hanya menatapnya, lalu tersenyum. Dia mengulurkan tangan, membukanya tepat di hadapan Lisa.

"Aku cuma mau ngasih ini, tadi jatuh di dalem." katanya sambil masih tersenyum.

Lisa merasa kikuk, dia segera mengambil benda kecil yang masih berada di tangan laki-laki itu.

Sebuah pulpen berwarna kuning yang tutupnya berbentuk kucing. Pemberian dari laki-laki yang ada dihadapannya, satu tahun lalu.

Lisa berdehem sekilas, "Makasih," ucapnya singkat.

Setelah itu Lisa membalikkan badan, melanjutkan langkahnya menuju kantin. Saat ini, dia sedang kehausan. Namun tiba-tiba...

Bruukk! Suara yang begitu keras, membuat Lisa menoleh. Betapa terkejutnya Lisa dengan apa yang dia lihat.

"Jaehyun!" teriak Lisa keras.

Lisa segera menghampiri Jaehyun yang jatuh tersungkur di lantai. Lisa panik melihat wajah Jaehyun yang sangat pucat, dia menepuk-nepuk pelan pipi Jaehyun namun tidak ada respon.

Beberapa mahasiswa lain melintas di hadapannya, Lisa langsung meminta tolong kepada mereka untuk membantu membawa Jaehyun ke ruang kesehatan kampus.

Lisa melangkah mondar-mandir di ruang kesehatan itu, dia begitu khawatir, Jaehyun tidak pernah seperti ini sebelumnya.

"Gimana, Dok?" tanya Lisa setelah dokter yang bertugas di ruang kesehatan kampus selesai memeriksa Jaehyun.

Dokter itu tersenyum. "Tidak perlu khawatir, Jaehyun baik-baik saja. Dia hanya kelelahan hingga menyebabkan tekanan darahnya menurun dan jatuh pingsan. Jaehyun hanya perlu istirahat dan memperbaiki pola makannya," jelasnya.

Lisa memejamkan mata, membuang nafas lega. Lisa bersyukur karena Jaehyun baik-baik saja, tapi dia juga kesal karena laki-laki itu masih saja ceroboh.

"Kalau begitu saya permisi," kata dokter itu lagi.

"Terima kasih banyak, Dok." Lisa tersenyum ramah, dokter itu hanya mengangguk dan berjalan keluar ruangan.

Lisa mengambil posisi duduk di bangku yang ada di sisi brankar tempat Jaehyun berbaring. Laki-laki itu masih belum sadar, bibirnya pucat.

"Berapa kali sih harus gue bilang?! Lo perlu istirahat dengan cukup, lo harus makan tepat waktu. Tapi, lo selalu mentingin tugas-tugas dan belajar setiap saat, sementara lo lupa sama kesehatan lo sendiri!" ucap Lisa dengan kesal. "Lo itu bukan robot, Jaehyun. Kenapa sih lo nggak bisa hidup normal aja? Kenapa lo selalu bikin gue khawatir?" lanjut Lisa, lalu menundukkan kepala.

Dulu saat mereka masih bersama, Lisa sering memarahi Jaehyun yang selalu tidur larut malam karena belajar. Obsesinya pada buku sangat berlebihan. Kapan pun dan di manapun, selalu ada buku di antara mereka. Kadang Lisa berpikir, Jaehyun adalah makhluk asing dari luar angkasa yang sengaja turun ke bumi untuk melakukan sebuah misi khusus. Namun, Jaehyun hanyalah Jaehyun, hanya manusia biasa yang mampu membuat Lisa jatuh cinta.

Tiba-tiba pintu ruang kesehatan dibuka secara kasar oleh seseorang, langkahnya tergopoh-gopoh sambil melihat ke kanan dan kiri.

"Taehyung," gumam Lisa, bangkit dari duduknya.

LALISA LOVE STORYWhere stories live. Discover now