"Eps. 17"

118 26 12
                                    

“tapi Sejeong-ah, kenapa kau malah bertanya soal ini kau kan jomblo? Atau jangan-jangan kau...”

Sejeong langsung melengos dan pura-pura sibuk belajar, “Heechan, kau bilang ada pr kan? Halaman berapa, aku akan mengerjakannya sekarang”

Sementara itu,

Di belakang gedung kelas 10 dan 11 itu tampak Jaehyun dan Chae-yeon sedang mengobrol serius. Jaehyun memijit keningnya, “maaf yeon-na, aku hanya menganggapmu teman” tolak Jaehyun,

“teman lagi, kau juga memberi alasan seperti ini saat itu. kupikir jika menunggu, kau bisa menyukaiku dan melupakan Somi. Kau melupakannya, tapi tidak jatuh hati padaku melainkan wanita penyakitan itu, kenapa kau selalu saja menyukai wanita yang sakit-sakitan”

“chae-yeon, aku tak suka kau menghina Somi dan Sejeong. Kau kenapa? Bukannya kau dan Sejeong berteman,” tegur Jaehyun.

“teman, teman dan teman. Berhenti mengatakan hal itu, aku muak mendengarnya” keluh Chae-yeon.

“sudahlah, kau mungkin butuh waktu untuk menerima jawabanku lagi kali ini. Sama seperti sebelumnya, kita harus jaga jarak agar tidak saling melukai dan belajar lah menyukai seseorang selain aku karena sampai kapanpun aku tak akan menyukaimu” ujar Jaehyun sebelum meninggalkannya.

Chae-yeon mengepal tangannya, “aku akan membalasmu Jung Jaehyun”

Jaehyun kembali ke kelas dengan senyum usil dia mengejutkan Sejeong, “hyaa~” teriaknya kesal.

“lagian kenapa kau melamun di siang bolong begini? Kesambet setan, rasain”

“setannya kan kamu,” cibir Sejeong.

“ngomong-ngomong soal pak Park, apa kau percaya dia menghamili Yoojung?”

“kenapa, kau ingin membela pak Park juga?” tuduh Sejeong.

“bukan begitu, aku ini belajar dari pengalaman. Dulu juga Yoojung menuduhku seperti itu, bukan menuduh sih sebenarnya dia benar-benar di lecehkan” bisik Jaehyun.

“APA?”

“tapi bukan aku, ayahku yang melakukannya. Dia yang salah bertamu di malam hari dan saat itu ayahku mabuk dan mengira Yoojung adalah ibuku, untung saja aku dan paman Seon-ho datang tepat waktu”

“lalu kenapa dia menuduhmu?” 

“karena dia menyukaiku, di bandingkan dia mengaku di lecehkan ayahku dia malah menuduh anaknya”

“kau tak marah?”

“tidak, aku merasa ini juga salahku dan hal terpenting adalah nama ayahku nggak tercemar karena pelecehan” ujar Jaehyun.

“woaah~ kau ini anak berbakti atau bodoh sih?” Sejeong malah meledeknya.

“apa Taeyong tahu soal kebenaran ini?” 

“untuk apa dia tahu? Lagipula saat itu hubungan kami sudah renggang”

“tapi maksud aku menceritakan ini, mungkin saja benar pak Park menghamilinya. Kita menyaksikannya beberapa hari yang lalu kedekatan mereka di UKS kan” tutur Jaehyun.

“tapi setelah mendengar ceritamu sebelumnya aku malah nggak yakin pak Park seperti itu dan juga kasihan kak Taeyeon jika hal ini mempengaruhi kehidupan asmaranya” kata Sejeong.

“sudahlah, lagipula itu bukan urusanmu” 

“kau benar, aku lebih baik fokus belajar” racau Sejeong yang tak siap menghadapi nilainya sendiri yang akan di umumkan di mading sekolah.

Keesokannya~

Mina berdecak suram melihat nilainya dan menutup mulut Sejeong yang menganga melihat nilainya sendiri, “ha...hancur sudah masa depanku” racaunya.

"Our Youth" The end✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu