13. Clubbing

38 7 0
                                    

"Gue salut dengan pertemanan kalian. Terus pertahankan dan jaga apa mereka yang sangat berharga dalam hidup lo." (Jackson)

"Tenang aja, tanpa lo kasih tau gue bakalan lakuin itu. Karena mereka sangat berharga bagi gue." (Didi)

*****


"Lo seriusan mau ikut tanding?" tanya Mira.

"Gue serius, emang kenapa sih?" tanya Leya.

"Enggak papa sih," jawab Mira.

"Nanti malam clubbing yuk," ajak Leya.

"Boleh, udah lama juga gak main ," balas Mira.

"Gue ngikut aja," sahut Didi.

"Entar, gue aja yang jemput," tawar Leya.

"Nanti kita bisa minum sepuasnya," ujar Mira.

"Awas aja kalo kalian sampe mabuk nanti, malas gue nganterin lo pada," balas Didi.

"Lo kayak gak tau aja kemampuan minum kita, baru tiga gelas aja udah mabok. Udah pasti lo yang nganterin pulang nanti," ujar Leya.

"Makanya gak usah sok-sok-an mau minum segala, biasanya juga mesan susu atau jus. Bikin malu aja, mana ada yang nyediain tu minuman di bar."

"Tapi semenjak kedatangan Leya, tu bar sudah nyediain dua minum tadi," kekeh Mira.

Mereka ingat saat pertama kali menginjakkan kaki ke dunia malam itu, awalnya mereka hanya iseng-iseng mencoba. Namun baru dua atau tiga gelas saja kedua gadis itu sudah mabuk. Malam itu Didi di buat kerepotan dengan keduanya, mereka meracau seperti orang gila.

Bahkan banyak pengunjung yang melihat dan menertawakan nya, semenjak itu Didi berjanji itu akan menjadi minuman pertama dan terakhir bagi kedua teman gilanya. Pernah sekali Leya membuat kekacauan di bar saat kunjungan kedua mereka, waktu itu Leya tidak ingin minum, ia hanya memesan jus dan susu, namun ia malah di tertawakan dan seorang bartender mengusir Leya.

Namun bukan Leya namanya jika tidak mendapatkan apa yang dia mau, Leya menggebrak bartender itu dan mengancamnya, sejak itu setiap kali mereka ke bar, kedua minuman tersebut sudah masuk ke dalam daftar menu pilihan mereka.

Mereka hanya akan duduk menikmati hiruk -piruk pengunjung untuk menghibur diri. Tanpa melakukan hal-hal yang dilakukan kebanyakan orang di kebanyakan bar, tidak ada alkohol, tidak ada menari-nari, dan yang paling utama no sex. Mereka hanya melihat-melihat, dan bergosip di sana layaknya sebuah kafe tempat tongkrongan.

Mereka tidak menghiraukan urusan orang lain, yang mereka lakukan hanya menikmati hiburan dari dunia malam itu. Namun lagi-lagi orang-orang hanya memandang sebelah mata, mengatakan jika Leya hanya gadis nakal yang suka clubbing, mabok-mabokan, tanpa tahu yang sebenarnya.

"Jack seperti biasa, tapi kali ini gue gak mau susu, gue mau coklat panas," ujar Leya. Mereka sudah sampai di club dan duduk di bar seperti biasanya.

"Tumben sekali?" sahut Jackson seorang bartender, ia sudah menjadi akrab dengan ke tiga remaja itu meski umurnya lima tahun di atas mereka.

"Lagi malas gue," balas Leya.

"Di antara kalian bertiga, hanya Didi yang masih waras," ujar Jackson.

Rumor LeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang