"Hanya untuk orang tertentu," jawab Taehyung kalem.

Orang tertentu?

Pilihan menu yang salah. Karena ternyata ada sisa daging menyelinap di antara gigi Lisa. Cukup mengganggu dan membuat Lisa sedikit frustasi. Tapi tidak mungkin dia cungkil dengan tusuk gigi, karena akan terlihat sangat tidak seksi.

Taehyung mengamati wajah Lisa untuk sesaat. Tiba-tiba dia mendongakkan kepalanya ke arah langit gelap yang membentang di atas mereka.

"Lo tau nggak kenapa langit malam gelap?" tanya Taehyung sambil terus memandang langit.

Lisa ikut mendongak untuk melihat langit yang bewarna hitam kelam tanpa bintang.

"Kenapa?" tanya Lisa penasaran.

Taehyung menurunkan kepalanya dan berganti menatap Lisa dengan wajah antusias. "Kata kakek gue, Tuhan nyiptain waktu malam untuk cinta."

"Kakek lo Kahlil Gibran?" tanya Lisa mencemooh.

"Bukan," tukas Taehyung kalem. "Dia cuma orang biasa yang percaya cinta."

"Apa kata kakek lo?" tanya Lisa setelah terdiam beberapa saat.

"Katanya, langit malam yang gelap menciptakan keheningan. Itu menyebabkan manusia merasa kesepian," jawab Taehyung santai sambil menyingkirkan cangkir kopi kosong ke pinggir meja. "Rasa kesepianlah yang menggerakkan manusia untuk mencari cinta."

Lisa termangu, mengingat sesuatu.

"Dulu Mama bilang di cinta sama Papa, tapi setelah mereka nikah, Mama malah ngerasa kesepian. Mungkin sebenernya cinta yang bikin kita ngerasa kesepian," sahut Lisa.

"Mungkin juga masalahnya bukan di cinta," tukas Taehyung ragu. "Mungkin sebenernya masalahnya ada di ego. Dalai Lama adalah contoh yang baik untuk pengendalian ego, tapi masalahnya dia nggak nikah."

Lisa terpingkal-pingkal mendengar pernyataan Taehyung yang diucapkan dengan wajah ragu.

"Lo percaya sama teori the right person?" tanya Taehyung ketika tawa Lisa sudah mereda.

"Enggak," jawab Lisa santai.

"Kenapa?" tanya Taehyung penasaran.

"Kadang gue ngerasa sebenernya kita cuma mainin diri kita sendiri lewat khayalan the right person. Karena kenyataannya, kita terlalu ahli untuk nemuin the wrong person."

Taehyung menganggukkan kepalanya. "Mungkin emang sebaiknya kita bukan mencari orang yang tepat," koreksi Taehyung mantap. "Tapi mencari orang yang menyenangkan."

"Kenapa?" tanya Lisa sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Karena orang yang menyenangkan bisa bikin kita ketawa."

Benarkah itu lebih baik daripada menemukan orang yang tepat? Tapi mungkin Taehyung benar. Orang yang menyenangkan bisa membuat kita merasa hidup, bukan hanya sekedar mendampingi kita menjalani hidup. Dan untuk bisa merasa hidup, kita butuh tertawa sesering mungkin. Tapi justru di situlah letak permasalahannya. Tertawa adalah sesuatu yang mahal. Bahkan harta yang dikumpulkan Papa sepanjang hidupnya tidak mampu membuatnya bisa tertawa bersama Mama.

Tiba-tiba, Lisa menangkap sesosok bayangan yang dikenalnya duduk di meja yang terletak di ujung teras. Dia sedang memasukkan uang ke dalam dompet hitam tempat bon makanan ditaruh. Seorang perempuan cantik yang duduk di depannya sedang memasukan beberapa barang miliknya ke dalam tas warna putih. Kemudian mereka bangkit dari duduknya dan bersiap-siap untuk pergi.

Satu-satunya jalan untuk keluar dari kafe ini adalah dengan melewati meja Lisa dan Taehyung. Itu berarti...

"Pegang tangan gue," perintah Lisa pada Taehyung dengan suara pelan.

LALISA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang