Ke-9

81 54 57
                                    

Votment kuy.
Typo bertebaran.

___

" Papah pulang..."

Suara Papah terdengar saat memasuki rumah. Mamah, Kalas dan Lucas yang sedang di ruang tamu menoleh ke arah sang kepala keluarga itu. Kalas bangkit berdiri lalu lari ke arah Papah.

" Papah..." Kalas sudah berhadapan dengan Papah sambil merentangkan tangan, papah yang tau maksud dari anak bungsunya itu langsung mengakat tubuh mungil Kalas.

" Ih anak Papah belum tidur," kata Papah sambil mengecup pipi gembil Kalas.

" tau tuh padahal udah jam sembilan, kangen dia sama kamu." Sahut Mamah.

Papah mendekat ke arah Mamah dan Lucas, saat mendekati keduanya Papah mengerutkan dahi melihat Lucas. Anak sulungnya itu terlihat sumringah dengan bibir yang senyam senyum sambil memeluk bantal sofa. Persis seperti orang kasmaran.

" Mah anak mu udah di kasih obat belum? Kok serem gitu..."

Mamah menggeleng pelan. " Atuh juga mamah takut dari tadi, dari siang tuh dia kaya gitu. Nggak pegel apa ya bibir nya. Senyum mulu."

Papah mendekat duduk di sebelah Lucas, ia meneliti kembali putranya itu yang masih senyam senyum tanpa sadar kehadirannya.

" Bang, Cas... Kamu kenapa sih? Lagi seneng? "

Lucas tersadar menoleh ke arah Papah dan Kalas yang menatapnya bingung.
" Hah? Kalas mau bobo? Sini abang anterin ke kamar."

Lucas ingin mengambil alih tubuh Kalas, namun di cegah Papah.

" Heh, papah nanya apa malah jawab apa. Kamu kenapa sih bang? Seneng si seneng tapi jan ke orang linglung gitu lah."

" Tau ih. Seharian senyum mulu, kalo gak masem masem gak jelas. Tuh juga bantal ampe bau iler di gigitin. "

Lucas menggaruk rambutnya yang tak gatal, bibirnya mengulum senyuman kecil." ah nggak ah biasa aja tuh aku, mamah salah liat kali. "

Mamah berdecih." dikira mamah buta kali ya, semenjak Tessa pulang kamu senyum mulu kek orang gila. Gigi kamu nggak kering emang?"

Papah tersenyum geli mengetahui penyebab Lucas seperti orang yang tengah jatuh cinta." Wah pantes gegara cewek toh. "

" Dih apaan sih, tapi emang seneng aja udah baikan sama dia. " ucap Lucas.

Mamah mengerutkan dahi." lah emang kamu lagi berantem?"

Lucas mengelus tekukannya. " Ya gimana ya, dibilang berantem juga enggak tapi ya gitu dah susah jelasin urusan anak muda. "

" Sok pisan ih, makanya bang mamah bilang juga kamu nggak usah pacaran dulu."

Papah mengangguk setuju, ia menunduk menatap Kalas yang di pangkuannya." Kalas, nanti kalo udah besar kaya abang jangan pacaran dulu ya dek. Belajar yang pinter biar jadi pilot. " ucap Papah kepada Kalas alih alih menyindir Putra sulungnya itu.

Kalas menatap Papah bingung." lan? Acalan tuh apah? "

Mamah berdecak saat Kalas yang mulai bertanya. Memang anak berumur tiga tahun itu lagi di masa pengenalan kata. Jadi ia kan terus bertanya. " Kalian tuh jan ngomongin cewek, pacaran dan segala macem nya di depan Kalas ah."

Mamah mengangkat tubuh Kalas, membawanya menuju kamar untuk menidurkan anaknya itu. Sekarang sudah hampir pukul sepuluh, sudah seharusnya Kalas tidur.

Papah kembali mengalihkan pandangannya ke arah Lucas, cowok itu sedang menunduk memainkan ponselnya.

" Kamu suka sama Tessa ya?"

Tangan Lucas berhenti lalu menoleh ke Papah, bibirnya menahan tawa.
" Aku? Suka sama Tessa? Idih alah amit amit."

Papah melempar Lucas dengan bantal. " Jangan ngomong gitu! Gak baik ngomong amit amit. Bisa aja besok kamu tergila gila sama dia loh."

" cih enggak akan, dia bukan tipe ideal Lucas."

" tipe ideal kamu akan gak berguna saat kamu bener-bener sayang sama dia. Yakin deh, kebanyakan pasangan tuh pacaran or bahkan udah nikah malah sama orang yang jauh dari kata tipe idealnya. "

Lucas terdiam mencerna perkataan Papah. Ia mendelikan bahu acuh.
" tapi aku emang beneran gak suka sama dia ih. "

Papah bangkit berdiri, sambil menenteng tas dan jas nya." Yaudah deh terserah kamu. Intinya mungkin kamu belum sadar aja. " setelah mengatakan itu Papah melangkah ke lantai dua.

Lucas terdiam sambil menatap punggung Papah, ia mencerna ucapan papahnya itu.

Ah tidak! Lucas tidak suka sama Tessa. Ia hanya senang karena bisa kembali berbaikan dengan cewek itu.

***

Tling..

Tessa yang baru keluar dari kamar mandi sehabis cuci muka mengalihkan pandangannya pada ponsel yang ia letakan di atas meja. Sudah di pasti kan ada pesan yang masuk.

Tessa mengambil lalu membuka aplikasi pesan tersebut. Sudah banyak pesan yang masuk mulai dari grup dan chat pribadi. Salah satunya adalah Lucas yang mengirim pesan kepadanya.

Lucas bsk jogging kuy.

G Tessa

Lucas dih blsnya kek gt dah, tadi katanya udah di maafin.

Kpn w maafin? Tessa

Lucas dih pura" ambeyen lu ye.

Dmn mn tuh amnesia bukan ambeyen gblk. Tessa

Lucas trsrh jari gue lah, gue yang ngetik kok lo yang sewot.

Bd lh ajg, gjls lu BYE Tessa

Lucas pokoknya bsk pagi jogging mumpung libur.
Read.

Tessa hanya membaca pesan Lucas lalu meletakan ponsel itu di di samping bantalnya. Kemudian ia merebahkan tubuhnya, Tessa membuang nafas panjang sambil menatap langit langit kamarnya.

Drtttt... Drttt

Tessa mengeram pelan saat mendengar dering ponselnya itu, dengan cepat ia mengangkat tanpa membaca nama yang tertera.

" chat gue ngapa di baca doang!"

" Paan si Cas! Gue ngantuk ah."

Lucas berdecih di sebrang sana.
" Biasa tidur pagi lo, gaya bat jam segini tidur."

" Bacot ah gue mati in nih,"

" eh eh jan dulu, pokoknya besok jam lima lo harus udah bangun. Pake baju olahraga titik. "

" BACOT BYE! "

" Oke bye, goodnight love you muach tapi boong."

Sambungan telpon itu terputus sepihak, siapa lagi kalau bukan Lucas yang mematikan duluan. Tessa berdecih saat mendengar kata-kata terakhir Lucas.

Dasar buaya rawa.

***
tbc

Cassanova in LvWhere stories live. Discover now