7. Tidak Pernah Akur

Start from the beginning
                                    

"Lebay lo. Jadi cewek kayak Ilona tuh, asik diajak kebut-kebutan," balas Samuel tidak peduli justru semakin menambah kecepatannya.

Azura menekuk bibirnya lesu. Ia rasa, dirinya memang sama sekali bukan tipikal cewek yang Samuel idamkan.

"Kenapa kita menjauh? Raskal kan baik," tanya Azura bingung.

"Baik mata lo!" ujar Samuel.

Setelah beberapa saat, akhirnya Samuel dan teman-temannya sampai di jalanan yang terlihat sangat sepi. Mereka semua berhenti di sana dengan Raskal beserta anak buahnya yang melingkar mereka.

Samuel melepas helm-nya. Kedua matanya menatap sengit ke arah Raskal yang sudah turun dari atas motor. "Mau apa lagi lo?" tanyanya sengit.

"Gue mau dia." Raskal menunjuk Azura. Cowok itu langsung berbicara tujuannya mengikuti Samuel.

Mendengar itu, Samuel langsung turun dari atas motor, diikuti oleh Azura. Saat gadis itu ingin berdiri di samping Samuel, tunangannya itu menarik tubuhnya ke belakang punggung cowok itu. Bermaksud menyuruh Azura berlindung di belakangnya.

"Dia punya gue. Jangan pernah coba-coba ambil dia dari gue," balas Samuel penuh penekanan.

Raskal tertawa mengejek. "Mau dia punya lo atau enggak, gue tetep bakalan ambil sebagai ganti."

"LO PIKIR CEWEK GUE BARANG?!" tanya Samuel dengan emosi yang berada di puncak. Kalau Azura tidak menggenggam erat tangannya, mungkin Samuel sudah menghajar wajah Raskal saat itu juga.

"Santai aja kenapa, sih? Kayaknya dulu nggak kayak gini," balas Raskal dengan wajah sedikit bingung.

"Lo yang buat gue kayak gini!"

"Gue? Ulah lo sendiri kali. Jangan mengelak dari kesalahan, Sam. Bagi gue, lo tetep penyebab kematian dia!" balas Raskal dengan dada naik turun.

Samuel mengepalkan tangannya erat membuat tangan kanan milik Azura yang digenggam cowok itu terasa seperti diremas.

Raskal menyungging senyuman miring. Ia menepuk pundak Samuel sebanyak dua kali. Tindakannya itu membuat Samuel langsung mengusap bahunya seolah-olah tengah menghapus debu yang menempel di sana.

"Cuma mau ngingetin kalau gue orangnya nggak gampang nyerah. Gue mau dia dan itu harus jadi kenyataan. Hati-hati aja, Sam. Sewaktu-waktu, gue bisa ambil cewek lo." Setelah mengatakan itu, Raskal menginteruksi kepada teman-temannya untuk segera pergi dari sana.

"Tumben nggak ngajak banting-bantingan," gumam Canva seraya menatap kepergian Geng Chayton itu.

"Lo pengen? Gue sih ogah. Laper, pengen cepet-cepet bikin mi goreng di markas," balas Farzan seraya mengelus perutnya yang keroncongan sejak tadi.

"Kalau dia nggak mulai, kita nggak boleh cari masalah duluan. Cabut," ujar Areksa memberikan perintah kepada yang lainnya. Cowok itu pun segera melajukan kembali motornya karena Ilona sudah tertidur di boncengannya.

Kini, di jalanan yang sepi itu hanya menyisakan Samuel dan Azura. Suasananya terasa begitu hening.

"Baby El? Tangan aku sakit," beri tahu Azura seraya menatap tangannya yang masih diremas Samuel.

Mendengar itu, Samuel pun refleks melepaskan genggaman tangannya dari Azura. "Sorry," ujarnya kemudian meringis pelan.

Azura membalasnya dengan senyuman tipis. Ia mengusap tangannya yang memerah dan terasa sakit. "Kamu suka sama aku?"

Samuel mengerutkan keningnya. "Kenapa tiba-tiba lo nanya gitu?"

"Suka nggak?" tanya Azura lagi tanpa mengindahkan perkataan Samuel.

SAMUELWhere stories live. Discover now