[34] MENCURIGAKAN

Mulai dari awal
                                    

Dengan langkah riang seperti biasa, Aldo meninggalkan laki-laki itu seolah-olah merasa tidak bersalah. Perutnya sudah keroncongan, pertanda meminta diisi.

Aldo memesan bakso terlebih dahulu, setelah itu duduk di kursi yang biasa ditempatinya bersama teman-temannya. Makanannya nanti akan diantarkan oleh si penjual bakso.

Leo bersama ketiga temannya yang lain datang, lalu duduk di kursi masing-masing. Seperti biasa, ada Lea yang ikut makan bersama mereka.

"Lo udah pesen?" tanya David pada Aldo.

"Udah, tadi gue mesen bakso."

David manggut-manggut. "Buat nyiram cewek?"

"Nggak, lah. Gila lo!" balas Aldo.

"David, pesen makan," titah Leo.

"Siap, Bos. Mau pesen apa?"

"Kayak biasa." Leo mengeluarkan uang seratus ribuan, lalu memberikannya pada David.

"Sekalian beliin sebungkus yupi, ya!" teriak Bobby ketika David sudah sedikit jauh.

"Meoww .... " Bubu beberapa kali mengeong, Aldo pun mengalihkan pandangannya ke arah Bubu yang berada di dalam kandang kucing.

"Bubu laper, ya?" tanya Aldo. Dia sering mengajak hewan kesayangannya itu berbicara, seolah-olah sedang berbicara dengan manusia.

"Meow."

Aldo memberikan Bubu whiskas. Tidak lupa juga, Aldo memberikan air putih di wadah minum Bubu. Bubu yang diberi makan oleh tuannya pun mulai memakan whiskas tersebut dengan lahap.

"Bobby!" Seorang gadis berlari menghampiri Bobby. Di tangannya memeluk erat toples kuaci favoritnya agar tidak jatuh ke lantai.

Bobby yang merasa terpanggil pun berdiri, lalu menoleh ke belakang. Laki-laki itu membulatkan matanya melihat kehadiran Lily beserta Anya. Bagaimana caranya kedua gadis itu masuk ke sekolah ini?

Beberapa siswa-siswi yang berlalu-lalang memperhatikan Lily dan Anya. Hal tersebut dikarenakan seragam yang dikenakan oleh kedua gadis itu berbeda dengan sekolah ini. Ditambah lagi, siapa yang tidak mengenal Lily dan Anya? Kedua gadis itu cukup populer di sosmed.

"Apa kabar?" sapa Bobby ketika Lily telah berdiri dihadapannya.

"Baik," jawab Lily. "Lo?"

Bobby tersenyum. "Baik juga."

"Ngapain lo ke sini?" tanya Nakula menatap datar ke arah Anya.

"Ketemu pa—" Nakula langsung membekap mulut Anya. Mulut Anya sangatlah berbahaya, Nakula memutuskan untuk menyeret Anya keluar kantin. Teman-temannya yang melihat kejadian tersebut pun hanya dapat menggelengkan kepalanya.

"Leo, mereka siapa?" bisik Lea di telinga Leo.

"Anya dan Lily, temen kita dari SMA Trisakti," jawab Leo.

Lea manggut-manggut. Walaupun penampilan dua gadis itu sangat urakan, tapi tidak Lea pungkiri bahwa mereka cantik. "Kok, mereka bisa ke sini?"

Leo mengedikkan bahunya. Dia tidak tahu bagaimana caranya kedua gadis itu bisa masuk ke sekolah ini.

Lily duduk di kursi, tepat di sebelah Bobby. Kedua orang dengan berbeda jenis kelamin itu tampaknya sangat asik berbincang-bincang, sambil memakan makanan favorit mereka masing-masing yaitu; kuaci dan yupi. Namun, tidak keduanya sadari bahwa ada seorang gadis yang tidak suka melihat kedekatan keduanya. Siapa gadis tersebut?

Tidak lama kemudian pesanan mereka datang. Mereka mulai memakan makanan masing-masing, sedangkan Lea memakan bekal yang dibawanya dari rumah.

"Bobby, baksonya enak nggak?" tanya Lily. Gadis itu tampak tergiur dengan bakso yang sedang di makan oleh Bobby.

"Bilang aja mau," celetuk David membuat Lily melayangkan tatapan tajamnya pada laki-laki itu.

"Enak," jawab Bobby. "Lo mau?"

"Boleh?"

Bobby mengangguk. Dia menyuapkan bakso ke dalam mulut Lily. Mata Lily langsung berbinar saat menerima suapan dari Bobby. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya lantaran merasakan bakso tersebut sangatlah enak.

"Ihhh, baksonya enak," kata Lily. "Mau lagi."

Bobby menghela nafas pasrah. Pada akhirnya dia merelakan beberapa suap bakso masuk ke dalam mulut Lily. Walaupun sebenarnya Bobby merasa sangat lapar, dia turut senang jika harus memakan bakso miliknya berdua dengan Lily.

Nakula datang, lalu duduk di kursinya seperti semula. Dengan wajah datarnya, Nakula mulai memakan bakso miliknya.

"Lily, ayo pergi," ucap Anya tiba-tiba.

"Lho, kenapa?" tanya Lily bingung. "Gue masih betah di sini."

"Pergi sekarang atau gue tinggal lo sendirian di sini?" ancam Anya.

Lily mengangguk. Dengan tidak ikhlas dia berdiri dari duduknya, lalu mengikuti langkah kaki Anya keluar dari kantin. Sepertinya ada yang yang tidak beres dengan Anya.

David memperhatikan Nakula, ada yang berbeda, tapi apa?

Seketika David memicingkan matanya saat tidak sengaja melihat bibir Nakula yang terdapat noda merah. "Nakula, lo pake lipstik, ya? Itu bibir lo merah gitu."

Nakula tidak menjawab, laki-laki Itu mengusap bibirnya dengan tangan. Benar, terdapat noda merah.

"Leher lo juga merah tuh," celetuk Aldo. "Abis di cupang Anya, ya?"

Seketika Nakula langsung memegangi lehernya. "Shit," umpat Nakula, lalu beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya.

"Gue kira Nakula polos, ternyata .... " David tidak meneruskan kata-katanya membuat yang lain paham.

TBC

haiiii, jangan lupa vote dan komen ya. kalo lagi senggang, aku usahakan update setiap hari.

follow ig aku @aniintnputri_
akun tiktok : @aniip4

NEXT?

ANTALEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang