16. I suspect..

202 30 0
                                    

"let's see, they will announce it!"

Seisi Great Hall dibuat antusias sore ini. Dumbledore di depan piala api telah menyelesaikan kalimatnya, kini mereka sama-sama tengah menunggu keputusan dari piala tersebut.

Nama Victor Krum keluar sebagai pejuang dari Durmstrang. Pria berbadan tegap itu mendapat tepuk tangan meriah dari orang-orang. Fleur Delacour juga bernasib sama setelah namanya menyusul keluar dari piala api.

Disusul Cedric Diggory sebagai pejuang dari Hogwarts. Alena tak akan menyangkal kalau kali ini Isabel Mcdougal menjadi pemenang wanita paling histeris dari meja Ravenclaw. Sungguh teriakannya memekakkan telinga.

"Itu bukan lebay!! Kau seharusnya begitu saat Delacour disebutkan namanya tadi" bantah nya saat Alena mendengus sebab ulah teriakannya.

Tiba-tiba api dari piala api kembali menunjukkan sinar kemerahan terang, seperti saat sesuatu akan keluar dari sana. Namun seharusnya tidak begitu, hanya ada tiga pejuang mewakili tiga sekolah yang akan bertanding.

Dumbledore menangkap lembaran kertas yang meletus dari piala api. "Harry Potter?" sebutnya.

Semua kepala menoleh ke meja Gryffindor tepatnya pada pria berkacamata bulat yang memasang wajah kebingungan disana. Sayangnya tidak ada yang peduli itu, semua orang saat ini hanya mengetahuinya fakta kalau Harry Potter berbuat curang.

"HARRY POTTER" teriak Dumbledore tak sabaran karena Harry tak kunjung maju kedepan.

"Dia curang"

"Dia bahkan belum tujuh belas tahun"

"Bagaimana bisa?"

"Haus nama kah? Dia sudah cukup terkenal"

Harry dengan langkah gugup berjalan ke depan melewati piala api lantas menghilang dibalik pintu.

"Our next topic" ucap Isabel lalu menyeret anggota kamarnya keluar dari Great Hall.

°〽°〽°〽

"Aku, Lisa dan Mandy lihat sendiri bagaimana si kembar Weasley itu terlempar keluar dari lingkaran usia yang dibuat Dumbledore" Isabel masih mondar mandir di ruang rekreasi Ravenclaw.

Sementara temannya yang lain menyimak duduk berdekatan di atas sofa yang berbeda.

Ia menambahi, "Potter masih sebaya dengan kita, jelas tidak mungkin dia menaruh sendiri namanya ke Piala api"

"Bisa saja minta bantuan orang lain" celetuk Lisa.

"Dan untuk apa dia melakukannya?" tanya Alena. Kembali mengalihkan fokus mereka pada pertanyaannya barusan.

"Biar tenar?" tebak Su Li asal.

"Dengan mengikuti turnamen mengerikan ini?" bantah Al cepat. "Cobalah berpikir logis. Lingkaran usia yang dibuat Dumbledore jelas tidak bisa dibohongi, dan pada siapa dia akan meminta tolong? Dan lagi siapa yang akan menolongnya?"

Lisa yang sedari tadi memainkan bulu pena nya kini berpaling menatap Al. "Kau menyukainya?"

Mereka saling berpandangan, termasuk Alena hanya saja wajahnya lebih terkejut. "Siapa tepatnya?" Isabel memastikan.

"Kita hanya membahas Potter sejak tadi" ungkap Lisa santai.

"Dan apa yang membuatmu berspekulasi begitu?" tanya Al.

Lisa menghela napasnya menyandarkan tubuhnya diatas sofa single yang ia duduki. "Kau semagat sekali membelanya" tuturnya datar.

Alena terkekeh, "kau tidak suka aku begini? Jangan jangan karena kau menyukainya"

It's me,not another | slow-upWhere stories live. Discover now