Chapter 28

271 36 0
                                    

Happy reading gais

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Happy reading gais...


***


“Selamat! Ny. Park tengah mengandung janin yang berusia dua minggu, tolong segala aktivitas yang mengakibatkan kelelahan agar tak dilakukan.”


Perkataan dokter beberapa hari lalu masih terngiang jelas di telinga Divanka, hingga detik ini ia belum percaya bahwa ia tengah mengandung seorang anak, seorang janin yang hidup, anak kandung Park Jae. Bukannya Divanka tidak menginginkan anak ini, hanya saja dia masih shock mendengar berita yang tak ia sangka-sangka.

Selama ini Divanka hanya ingin fokus kuliah, bermain dan pulang tengah malam menikmati masa mudanya. Namun, itu semua sirna ketika ia menikah dengan Jae dan berakhir hamil saat ini. Ingin marah? Entahlah, Divanka bingung ingin marah kepada siapa. Anak yang ia kandung sekarang adalah titipan Tuhan, mana mungkin dia marah kepada Tuhan?

Keluarga Jae pun sudah mendengar kabar ini yang tentu saja disebar oleh Ibu-nya sendiri, mau tak mau pasti kedua orangtua Jae telah mengetahuinya. Buktinya saat siang tadi, Ibu Tiffany menghubunginya dengan suara cemprengnya berteriak dan mampu menulikan pendengaran Divanka. Andai bukan Ibu tiri Jae, mungkin Divanka mengumpati wanita sok cantik itu.


CEKLEK


Suara pintu kamar yang dibuka berhasil membuat fokus Divanka teralihkan dan menatap Jae yang berjalan kearahnya sembari memegang gelas berisikan susu putih lalu ia berikan pada Divanka.


“Ini apa?” tanya Divanka.

“Kamu enggak bisa lihat? Ini susu.” jawab Jae.

“Iya, aku tahu ini susu. Tapi susu apa?” tanya Divanka.

Jae mendengus kesal dan menaruh gelas tersebut diatas nakas dekat kasur, “Susu buat Ibu hamil. Kamu lagi hamil, ingat? Enggak amnesia, ‘kan?” ejek Jae.


Divanka pun menampilkan wajah kesalnya lalu merebut paksa gelas berisikan susu tersebut, dan ia minum sampai tetes terakhir. Setelah susu itu ia minum, Jae tersenyum dan mengusap kepala Divanka penuh kasih sayang.


“Itu masih panas, enggak kasihan sama dedek bayi yang juga minum?” ujar Jae.

“Jae, kamu mau aku pukul, ya?” tanya Divanka.


Jae menelan salivanya dengan kasar dan cengengesan dihadapan Divanka, ia pun mendaratkan bokongnya diatas kasur tepat disebelah Divanka yang tengah membaca novel bergenre horror, karya dari Risa Saraswati. Melihat hal tersebut, Jae langsung meraih miniatur patung salib yang ia simpan diatas meja rias Divanka dan menggenggamnya dengan erat. Akibat perlakuan tersebut, Divanka spontan berbalik menatap heran kearah Jae.


“Kenapa? Ada setan?” tanya Divanka.

“Iya, ada.” jawab Jae singkat, padat dan jelas.

“Mana?” tanya Divanka.

Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon