PART 15 : Cemburu?

5 4 0
                                    

Setelah selesai makan malam, Mentari langsung pergi ke kamar dan duduk di balkon sembari memandangi langit malam. Semula pikirannya kosong, tetapi tiba-tiba kejadian tadi sore melintas kembali.

Dadanya sesak, meskipun sudah berulang kali dia mencoba memukul dadanya, tetapi malah tambah sesak. Entah angin dari mana, pikirannya langsung melesat pada saat kejadian Raja memeluk dirinya.

_Nyaman_ itulah yang dirasakan Mentari. Padahal, biasanya Bundanya lah yang paling bisa memenangkan dirinya. Tetapi sore itu, seorang Raja Bumi Yudana mampu memberikan kehangatan yang notabenenya hanya sekedar mengenal nama.

Mentari lantas berbaring di kasurnya, rasa mengantuk sudah mulai menyerang. Rasa sesaknya tadi perlahan mulai mereda, hatinya sedikit lega. _Raja, terima kasih_ gumamnya dan tanpa membutuhkan waktu yang lama, dia sudah menyelami alam mimpi.

***

"Haduh, gabut pisan ieu teh," keluh Arka yang duduk sambil menyender pada tiang di depan kelasnya.

"Ahh, maneh mah gabut wae, Ka," timpal Dave yang duduk disebelahnya.

"Sok tau pisan! Eh btw, widih, sundanya sudah mulai lancar ya."

"Diajar atuh mantakna, ulah ulin wae."

Raja yang mendengar kedua sahabatnya mengoceh tidak jelas langsung mengalihkan perhatian pada sosok lain. Sosok yang sedang berjalan kearahnya.

"Mentari."

Sedangkan si empunya hanya terlonjak kaget karena Raja memanggilnya tiba-tiba. Arka dan Dave yang mendengar Raja memanggil nama Mentari, mereka pun langsung memerhatikan dua insan itu.

"Sendirian? Mau kemana?" tanya Raja to the point.

"Iya, mau ke perpustakaan," jawab Mentari sambil menunduk.

"Gue temenin ya? Gue juga sekalian cari buku." Sebenarnya itu hanya alibi Raja saja, supaya bisa dekat dengan Mentari.

Arka dan Dave hanya bisa memandangi pemandangan di depan mereka tanpa berkutik. Sampai Raja dan Mentari mulai berjalan menjauh, mereka mulai tersadar akan kejadian tadi.

"Gak salah liat 'kan gue?" tanya Arka.

"Gak salah denger 'kan gue?" tanya Dave.

Pertanyaan yang jelas-jelas sudah terjawab, tetapi mereka masih kaget atas kejadian tadi. Seorang Raja yang mereka kenal bisa se-humble itu kepada orang yang baru dikenalnya?

"Ah, geus we, tong dipikiran." Arka langsung mengalihkan pikiran.

"Heueuh, mending pikiran heula hirup nu leuwih rieut."

"Tah, gening maneh pinter, Dave."

"Sudah jelas, seorang Dave Gadangga memang tampan dan pintar."

_Plak_

Arka langsung menampar pelan pipi Dave itu dan berkata, "Matamu."

***

"Lo baca buku apa, Tar?"

"Cuma novel biasa kok."

"Kirain ke perpustakaan itu mau baca buku pelajaran, eh ternyata novel, toh."

"Lagian, aku juga butuh sesuatu yang baru dong. Seimbangin antara pelajaran dan hal yang disuka," ujar Mentari pada Raja.

"Hahaha, iyap, setuju banget tuh."

"Oh iya, buat yang kemarin, sekali lagi makasih ya."

"Santai aja, Tar," jawab Raja sambil tersenyum.

Raja BumiWhere stories live. Discover now