💮The End💮

913 95 8
                                    

Selamat malam semuaaa, Happy reading💙✨

Ruang musik, beberapa hari yang lalu.

Jeng jeng jeng jeng

Luna memainkan jari jemarinya dengan lihai di atas piano, menekan setiap tuts piano memainkan lagu symphone no 5 -beethoven.

Perempuan itu terus memainkan piano dihadapannya hingga lagunya selesai, lalu menatap Winwin yang masih berdiri di sampingnya dengan tatapan datarnya.

"Bagus gak?" tanya Luna dengan senyuman kecil, Winwin hanya diam tak berniat menjawab pertanyaan Luna.

"Ya udah kayaknya kurang bagus, lo mau lagu klasik apalagi? Gue bisa mainin lagu apa aja," ujar Luna mencoba memainkan lagu yang menarik perhatian Winwin.

"Kenapa lo racunin papah gue?" tanya Winwin kembali karena dirinya belum mendapat jawaban pasti kenapa Luna meracuni papahnya saat itu.

Tangan Luna berhenti menekan tuts piano, tak menoleh sedikitpun ke arah Winwin, Luna menegakkan kepalanya mengarah ke papan tulis di depannya.

"Kenapa lo curigain gue?" tanya Luna seraya berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah papan tulis di hadapannya.

"Karena lo jawab iya tadi."

Luna menulis sesuatu di papan tulis hadapannya, lalu menatap Winwin sembari tersenyum kecil dan berlalu pergi keluar dari ruang musik.

Winwin menatap Luna yang sudah keluar dari ruang musik meninggalkannya sendiri di ruangan itu, Winwin menatap papan tulis di hadapannya.

"Pelakunya bakal datang beberapa hari mendatang."

•●•

"Papah?" Luna mengerutkan dahinya bingung melihat sang papah yang datang tiba-tiba dengan dokumen di tangannya.

Pria paruh baya itu masuk ke dalam ruang kerja Winwin lalu melempar dokumen coklat tersebut ke atas meja.

"Ini yang keluarga kalian mau?" tanya papah Luna sembari menunjuk dokumen yang ia lempar tadi di hadapan Hyunjae.

"Buka," suruh Hyunjae, papah Luna langsung membuka dokumen tersebut dengan kasar lalu menunjukkan isinya ke hadapan Hyunjae.

"Ini yang kamu mau?" Tanya papah Luna menunjuk kertas yang sedari tadi di cari oleh Hyunjae, Hyunjae langsung merebut kertas tersebut dan membaca isinya.

"Kertas itu tak bisa membuatmu balas dendam kepada kami," ujar papah Luna sembari berjalan mendekat ke arah Hyunjae.

Pria tersebut memukul lengan Hyunjae yang memegang pistol hingga pistol tersebut jatuh ke lantai, dengan cepat kaki papah Luna menendang jauh pistol yang tergeletak di lantai agar menjauh dari jangkauan Hyunjae.

"Asal kamu tahu, kami berdua dan papahmu memiliki hubungan yang tidak bisa di deskripsikan dengan kata. Yang membuat balas dendammu sia sia saja."

Mendengar ucapan papah Luna, Hyunjae meremas kertas itu kesal dan melemparnya ke sembarang arah, lalu mencengkram kerah papah Luna dengan kesal.

"Tapi anda dan dia sudah membunuh papah saya," ujar Hyunjae penuh amarah sembari menunjuk ke arah pak Dirga dan papah Luna bergantian.

"Itu sebuah kecelakaan,bukan kesengajaan," ujar papah Winwin menjawab ocehan Hyunjae.

Pria paruh baya itu mencoba berdiri dari duduknya, melihat sang papah yang terlihat kesakitan laki-laki itu berlari ke arah sang papah dan membantunya duduk di kursi.

"Kalau tidak tahu kronologinya, jangan menyimpulkan sendiri." lanjut papah Luna yang membuat Hyunjae semakin geram, laki laki itu mendorong tubuh papah Luna keras lalu pergi dari ruangan tersebut.

ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora