💮스물아홉💮

499 101 7
                                    

"Mezzaluna?" monolog Kara.

Sejak jam pertama sampai saat ini nama itu terus menjadi beban pikiran Kara. Entah kenapa nama itu terasa sangat familiar di ingatannya.

Brakk

"Anying bakso gue!" teriak Junghwan yang sedang memakan cuankinya.

Bahkan bakso cuankinya terlempar keluar dari mangkok akibat kara.

"Aduh punten Wan, gak sengaja," ujar Kara sembari tertawa kecil.

Kamu menyenggol lengan Kara pelan. "Kasian Ra, orang lagi makan untung gak jatoh makanannya," ucapmu pada gadis itu.

"Gak jatoh dari mananya neng, tuh liat bakso nya ngegelinding," gerutu Junghwan kesal menatap baksonya yang sudah keluar dari mangkuk dan hanya tersisa cuankinya saja.

"Iye gue kan gak sengaja!" ucapnya dan kamu hanya merotasikan mata malas.

"Tapi beneran deh, lo gak ngerasa asing gitu ya sama namanya? Luna Luna itu keknya gue pernah denger tapi dimana ya?"

"Luna temen kecilnya Winwin juga namanya Mezzaluna," ucapmu santai.

"Nahkan apa gue bilang! Firasat gue emang gak pernah salah, pasti dia orangnya," kata Kara menggebu gebu.

"Wah gila sih gue, keknya emang gue tuh kaya pembaca masa depan gitu lho," celoteh gadis itu membuat dirimu menggelengkan kepala.

"Pacar lo Hyun," ucapmu pada Hyunsuk.

"Sahabat lo juga," timpal Hyunsuk seraya terkekeh kecil melihat kelakuan sang kekasih.

Sedangkan dibalik itu Luna baru saja masuk ke dalam area kantin, hendak membeli makanan dan bergabung bersama teman temannya yang lain.

"Dia gabung kelas apa?" tanya Kara pada Hyunsuk yang duduk dihadapan kalian.

"Katanya sih satu kelas sama Winwin," jawab Hyunsuk.

Kamu hanya mengangguk kecil, ada sedikit rasa kesal mengetahui gadis itu satu kelas dengan Winwin tapi mau bagaimana lagi.

Dia bukan pemilik sekolah yang bisa menentukan kelas murid.

"Gue boleh duduk disini kan?" ucap gadis yang berdiri disampingmu dengan segelas minuman si tangannya

Kamu menoleh ke sumber suara menatap Luna yang sedang menatap kalian dengan tatapan ramahnya.

"Eh ga-"

"duduk aja," selamu saat Kara ingin melarang gadis itu untuk bergabung dimeja kalian.

"Makasih," balas Luna dengan nada lembutnya.

Kamu menatap perempuan yang duduk di sampingmu dengan tatapan datar, bagaimana bisa perempuan di sampingmu ini meracuni mertuamu dengan alibi kue yang kamu beli kemarin.

Apa dia mencoba mengadu domba kamu dan Winwin?

"Lo yakin duduk sama pelakor? Gue gak yakin sih dia bener bener baik. Kalo tiba tiba dia rebut Winwin gimana?" bisik Kara membuat dirimu menepuk lengan Kara pelan.

"Shht berisik ra," gerutumu mendengar ucapan kara yang sama sekali tidak bermutu, dia sebenarnya mendukung Luna merebut Winwin atau bagaimana?

"Kenapa?" Tanya Luna yang sepertinya tersadar kamu menatap dirinya sangat lama, kamu langsung menggeleng kecil lalu menatap ke arah Kara.

"Hahaha gak papa kenalin gue Kara," ujar Kara dengan nada yang sedikit menyindir membuat Luna hanya tertawa kecil.

"Lo lucu," puji Luna.

ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang