2. Teman Cewek

5 1 0
                                    

'Lebih baik tidak ada untuk sementara waktu, dibanding ada namun tidak dianggap keberadaannya' -- Aurora Maeza.

**≥~≤**

"

"Ekhem" gadis dengan seragam putih yang dilapisi Hoodie berwarna pink itu berdeham untuk mengumpulkan rasa percaya dirinya. Cewek itu sedari tadi hanya bercermin melihat wajah bulatnya itu tanpa henti, sesekali memperbaiki letak poni lengkungnya itu.

Cewek itu akan bertemu gebetannya kali ini lab. Karena kelasnya yaitu kelas XII IPA 5 dan kelas XII IPA 2 akan digabung untuk beberapa waktu. Hal itu disebabkan karena 4 ruang kelas termasuk ruang kelas mereka akan mengadakan perbaikan. Kebetulan sekali sama sama IPA, kelas mereka digabung dan akan belajar di Lab yang notabennya juga adalah salah satu ruang terbesar setelah Perpustakaan di SMA Januari.

"Ayolah Aro. Kau cantik." Ujar Aro meyakinkan dirinya sendiri sambil melihat hpnya bercermin. Cewek itu masih berada di sebelah pintu masuk Lab.

"Lo mau belajar didalam, apa disini? Pak Segu udah bentar lagi nyampe sini kayaknya." ujar Galen pada Aro saat cowok itu ingin memasuki ruang Lab.

"Lo? Ngapain lo disini? Lo bolos kelas?" tuduh Aro. Wajahnya seakan tidak peduli namun kepo masih hisa dilihat Galen.

"Gue mau belajar lah. Apa gue salah ruangan ya?" tanya Galen, hingga Aro bingung untuk menjawab apa. Ya atau tidak.

Belajar? Emang kelas cowok ini dimana?

Kilas balik terbesit dikepala Aro..
Seketika cewek itu teringat info dari Grub.

'Jadi Guys, hari ini ada murid baru di kelas XII IPA 2. Kenapa Nawang bilang Hot? Karena ternyata dia sangact tamphaaan, hansom and tajhir... Huhuy. Gak bakal nyesel deh kalo ketemu..'

Goblok--.. Astagfirullah.. Sabar atuh Ro. Batin Aro, memaki dirinya sendiri. Galen, cowok itu juga kelas IPA 2. Sekelas dengan Arka.

"Yaudah kalo gitu. Gue mau masuk duluan." ujar Aro lalu cewek itu melangkah masuk keruang lab, tak mau memperpanjang percakapan.

Didalam mereka juga sudah disambut oleh murid murid lain yang tengah mengobrol ria. Jarang jarang masa seperti ini terjadi.

Saat Aro masuk, banyak mata yang melihat kearahnya dengan tatapan sinis. Begitulah terus, hingga membuat Aro sendiri muak, itulah juga yang membuat Aro sering membolos. Tidak selalu cewek itu bisa menahan semuanya, maka lebih baik ia tidak ada sementara waktu dibanding ia ada namun tidak dianggap kehadirannya.

Tanpa memedulikan tatapan seisi kelas, Aro terus berjalan hingga matanya terfokus pada seorang cowok yang tengah duduk dikursi sambil bergurau dengan salah seorang temannya. Arka sang gebetan.

Aro tersnyum saat Arka melihat keberadaannya. Senyum manis, nyata, tulus, dan menggambarkan semuanya disana, senyum yang selalu pantas untuk dipuji. Tapi senyum itu juga, telah diinjak oleh banyak orang sekarang ini.

Tanpa menunggu lama, Arka membalas senyuman Aro. Membuat rona merah terbit pada kedua belah pipinya. Aro lalu duduk dikursi yang dijaga Vika untuknya. Ia sesekali menengok kebelakang untuk melihat Arka yang duduk disana.

Cewek dengan rambut kecoklatan itu membuka benda kotak miliknya untuk melakukan sesuatu.

Aurora: Ar? Boleh nanya gak?

Arka: Iya kenapa?

Aurora: Cuma basa basi sih.

Arka: Yaudah tanya basa basi juga aku bakal jawab.

A Untuk LUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum