4

111 49 33
                                    

Voment Juseyooo❤


°
°
°

Author pov

Milan, Italia

Alden menaiki anak tangga dengan perlahan. Ia sedang mencari wajah seorang yang ia hormati. Wajah bijaksana yang di agungkan oleh seluruh rakyat Itali.

Suara ketukan sepatu dengan ritme pelan terdengar menggema di lorong tak berujung di mansion megah milik Cassano.

Suara hentakan sepatunya berhenti tepat di depan sebuah ruangan besar dan elegan yang hanya boleh dimasuki orang-orang tertentu.

Terlihat seorang pria separuh baya berdiri membelakanginya menatap gambar seorang wanita yang luar biasa cantik yang tersimpan dalam sebuah figura besar yang kokoh. Gambar lama itu adalah istrinya yang mati dalam medan perang saat berusaha menyelamatkan suaminya dari kematian.

Alden mengetuk pelan pintu yang sudah terbuka sedari tadi. Ia terasa enggan masuk dan mengutarakan niatnya ketika pria itu terlihat murung dan lelah.

Pria itu menggumam pelan "Aku merindukan wanita ini"

Alden terdiam sejenak mendengarkan sepatah kata dari pria itu.
Lalu beberapa menit kemudian ia memberanikan dirinya mengutarakan maksud kehadirannya.

"Aku akan kembali"

Sorot mata pria itu tertuju pada Alden yang menatapnya dengan harapan.

"Lalu siapa yang akan menggantikanku?" tanyanya dengan sorot mata yang lelah.

"Kau akan panjang umur, Cassano"

Alden lagi-lagi berusaha memberikan pembelaan dengan harapan pria yang bernama Cassano itu mengizinkannya.

"Jangan bercanda"

"Kau orang yang kupercayai. Kau kuanggap sebagai anakku sendiri. Dan kau yang kupilih sebagai penerusku." tambahnya

"Apa yang sedang kau cari?" kali ini Cassano terlihat mengintimidasi. Orangnya tidak seharusnya pergi jauh darinya. Ia terlihat enggan melepas kepercayaannya sekaligus anak angkatnya.

Alden menundukkan pandanganya singkat kemudian beralih menatap Cassano lamat-lamat.

"Mencari pembunuh ibuku"

Cassano mengerutkan dahinya. Ia tahu ibu Alden sudah meninggal sejak ia berumur 17 tahun. Dan saat itu juga Alden berniat kembali ke tanah kelahirannya untuk merenggut nyawa pembunuh ibunya. Tapi karena Cassano merasa Alden masih terlalu muda untuk mencari orang itu, ia melarang Alden sampai ia berumur 30 tahun. Dan kini Alden sudah berusia sekitar 30-an dan ia sedang menagih janji Cassano.

"Kau boleh membawa Daniel bersamamu" ucap Cassano ketika tersadar dari lamunannya.

"Tidak perlu"

"Kau bukan orang bertubuh baja!" bentak Cassano

Cassano terdiam sejenak, terlihat memikirkan sesuatu.
"Jika tidak, bantulah aku. Cari seorang gadis bernama Aleah Ryder. Seharusnya dia berumur 21 tahun ini."

"Seorang gadis?"

Cassano mengangguk sambil menempatkan dirinya di sofa empuk miliknya. Ia menuangkan kopi panas di mug favoritnya.

"Nikahi dan jaga dia untukku"

Alden terlihat terkejut. Dahinya berkerut sempurna. Ia tidak memahami perkataan dari pria itu.
Menikah? Apa maksudnya

"Menikah?" tanya Alden, sorot matanya terlihat mengintimidasi sang ayah.

Cassano masih terdiam, ia sesekali menyeruput kopi panasnya perlahan. Ia terlihat berpikir keras untuk menjawab pertanyaan yang juga sulit ia temukan jawabannya.

"Aku berhutang budi padanya"

"Seperti yang kuajarkan prinsip kita membalas budi, menghormati wanita, dan menyayangi anak-anak. Dan sudah menjadi keharusan kita melindungi mereka. Kita memang seorang Mafia, tapi Mafia yang memegang teguh prinsipnya."

"Dan gadis itu termasuk kategori itu semua"

Alden masih sulit berkata-kata. Bisa saja ia hanya menjaga, tapi menikah? Itu hal yang sulit bagi Alden. Alden terbiasa bermain dengan wanita manapun, kemudian membuangnya jika bosan.

"Kau akan kuijinkan jika berjanji"

Kalimat itu membuat badan Alden kaku. Ia tetap harus mencari pembunuh ibunya, tapi di sisi lain, ia harus menikahi seorang gadis yang bahkan belum pernah ia temui.

"Lakukan itu, dan berjanji padaku"

Alden menatap Cassano yang mengunyah pastry nya perlahan. Ia terlihat ragu dengan sorot mata nanar.
Tanpa pikir panjang lagi. Alden mengiyakan permintaan tuan sekaligus ayahnya.

Cassano tersenyum sumringah. Ia menarik telepon antik miliknya dan mulai berbicara dengan seseorang.
Selang beberapa menit, ia menyudahi pembicaraan di telepon.

"Pergilah kapanpun. Pakai identitas daerah asalmu, kau masih terdaftar sebagai warga negara disana. Aku sudah berbicara dengan mereka. Jadi lakukan saja misimu. Dan ingat! jangan sakiti orang yang tidak bersalah dan hancurkan mereka yang bersalah sampai ke akarnya"

"Dan kembalilah hidup-hidup"




-to be continued-

Cassano

Cassano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secretly Yours [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang