2

165 67 24
                                    

Voment Juseyooo❤

°
°
°

Sinar matahari naik ke atas permukaan. Menerangi setiap sudut kota Milan yang hampir monokrom.

Bangunan tua yang sering disebut-sebut Mansion Cassano berdiri kokoh di Milano. Didirikan oleh Cassano sejak usia 17 tahun, karena berhasil menjadi kepercayaan mafia terbesar dan terbengis di seluruh negeri itu.

"Jadi..."

"Apa keputusanmu?"

Alberto membuka pembicaraan yang hening sedari tadi. Ia mengalihkan pandangannya pada Alden menunggu jawaban yang tak pasti.

" .... "

Alden masih terdiam. Ia sibuk menyusun beberapa berkas penting yang acak-acakkan di atas meja.

"Cassano semakin tua. Dia pasti memilihmu" sambung Alberto.

Kali ini ia mengharapkan jawaban yang akan keluar dari mulut adik angkatnya itu. Walaupun Alberto adalah anak kandung Cassano. Tak sedikitpun ia berambisi untuk menggantikan posisi bos di masa mangkat ayahnya nanti.

"Mansion Roger-"

"Itu yang terakhir"

Bukan itu jawaban yang diharapkan Alberto. Kini ia tak mengerti, bingung dengan perkataan Alden yang sebenarnya memang perlu dijelaskan. Ia menanyakan maksud dari perkataan Alden seraya menuangkan red wine ke gelas burgundy perlahan.

"Apa maksudmu?"

Alden diam sejenak. Bola matanya melirik singkat Alberto. Ia menghela napas panjang dan kemudian menjawab pertanyaan Alberto.

"Aku akan kembali ke tanah kelahiranku"

Kini, Alberto terdiam. Ia bingung sekaligus kaget. Ia tak mengerti jalan pikiran sang adik. Memang sudah lama Alden tak pernah membahasnya. Alden seperti sudah melupakan tanah kelahirannya. 'Tapi mengapa ia baru membahasnya lagi sekarang?' itulah salah satu pertanyaan dari segedung pertanyaan di benak Alberto sekarang.

" .... "

"Apa yang terjadi?"

"Harusnya kau beritahu aku lebih awal"

"Tidak ada, aku hanya butuh istirahat" ucap Alden terlihat santai. Alberto mengangguk cepat walau ia tahu sang adik berbohong. Alden tak mungkin tiba-tiba kembali hanya untuk liburan. Itu bukan dia. Dua hal yang pasti. Perintah Cassano atau yang berbahaya Balas Dendam.

"Aku akan membantumu bicara padanya" Alberto

"Pasti ia akan menolaknya"

"Sudah kupikirkan" jawab Alden mantap.

Alberto kembali meminum wine nya perlahan, sesekali mengayun-ayunkan gelasnya . Ia kehabisan kata-kata. Setelah bertahun-tahun, Alden memutuskan kembali ke tanah kelahirannya. Hal besar 'mungkin' sedang ia rencanakan.

Langkah sepatu berhak tinggi terdengar jauh kian mendekat. Terlihat seorang gadis muda dengan kaki yang jenjang berparas cantik memasukki ruang tempat Alberto dan Alden berbincang. Raut wajahmya seperti menahan amarah.

"Kau akan pergi?" Gadis itu menahan sesak di dadanya. Napasnya tak beraturan. Wajah pucat memerah, seakan dia akan kehilangan pria yang di cintainya

" .... "

"Anna, bagaimana-"

"Aku sedang berbicara dengan pria disana" bentak Anna kepada Alberto. Kali ini Alberto terdiam entah bagaimana Anna mengetahui hal ini sekaligus ia memahami perasaan adiknya. Mungkin lebih menyakitkan. Mengingat hubungan mereka terhalang status, dan ditambah Alden yang memutuskan untuk kembali.

"Kau berencana pergi tanpa berpamitan?" Matanya berkaca-kaca. Wajahnya merah padam. Anna, gadis malang itu masih mengharapkan jawaban pasti dari Alden.

"Apa ayah tahu?" Lagi-lagi ia bertanya. Tapi tak satupun jawaban atas pertanyaannya yang keluar dari mulut Alden.

"Kuharap ayah menentangnya"
Kali ini ia mulai kesal, sekesal-kesalnya. Sejahat itukah Alden?

Gadis itu pergi berlalu cepat. Menutup pintu ruangan itu dengan kencang. Ia terlihat marah dan kesal. Suara high heels nya menggema keseluruh lorong gelap. Alberto melirik ke arah Alden. Sedangkan Alden tampak acuh tak acuh dan fokus merapikan mejanya.

Bagi Alden perasaan itu tak pernah ada. Anna yang selalu menggodanya terlebih dahulu. Alden tahu bahwa adik angkatnya itu menyukainya. Dan Alden selalu berusaha membuat sebuah tembok besar antara ia dan Anna. Tak peduli Anna adalah anak dari bosnya tapi perasaan itu memang seharusnya tidak ada.

*
*
*
-to be continued-

Alberto

Alberto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna

Anna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secretly Yours [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang