6/10

2.5K 401 32
                                    

Sebenarnya, aku sudah janji soal apa yang kumiliki ...

—————

Siang itu, (Name) mematung di depan sebuah mesin minum otomatis yang ada di salah satu koridor sekolahnya. Ia selepas jam olahraga siang itu, dan belum mengganti pakaiannya karena memang ia masih malas.

Bahkan bisa saja, ia memilih untuk tidak berganti baju. Seperti biasanya.

"Alamak," celetuk (Name) melihat uang yang ia bawa. "Cuma ada 5 ribu. Mana cukup buat beli Poyariswit. Tapi, kok uangku tinggal segini yang di saku?"

Sejenak, (Name) berpikir. Ia memutar kembali memori rekaman di otaknya, tentang apa yang ia beli dari pagi hingga detik ini.

"Oh iya, aku beli Permen Rambut Nenek banyak tadi," ujar (Name) teringat. Lalu memandang mesin di depannya dengan tampang madesu.

'Aku males ke kelas buat ambil uangku.' Pikir (Name).

"Ya sudahlah. Pakai cara biasanya saja," gumam (Name) menggedikkan bahu, dan menyimpan kembali uangnya. "Toh aku lagi pakai celana, dan di sini lagi sepi. Jadi—"

Baru saja (Name) bersiap dengan kuda-kudanya, seseorang menepuk bahunya. Membuat gadis itu menjerit tanpa sadar dan menoleh ke balik punggungnya.

Oh, Halilintar toh.

"Mau ngapain kamu?" tanya Halilintar yang sudah berganti baju.

"Um ... beli minum. Mau beli Poyari,"

"Beli atau 'beli'?"

(Name) terlihat berkeringat dingin seketika. Entah kenapa, ia lebih tunduk dan taat dengan kekasihnya ini ketimbang dengan para guru.

Tak patut.

"Ini mesin ke berapa yang sudah kamu bobol?" tanya Halilintar.

(Name) hanya tertawa hambar sebagai balasan.

"Oke, mesinnya tak jadi aku tendang. Sebagai gantinya, pinjami aku uangmu donk, Hali," minta (Name) kemudian. "Saat kembali ke kelas nanti, langsung aku ganti deh uangnya,"

"Aku tak bawa uang sekarang."

Dan jawaban itu langsung membuat (Name) menyesali tindakannya, yang tidak segera membeli minuman yang diinginkannya.

'Hm ... harusnya tadi langsung takis aja walau ada Halilintar.' Batin (Name) menyesal.

— × —

• Bonus •

"(Name), tangkap!"

*menoleh cepat dan menangkap sebotol minuman*

"Loh? Katanya kamu gak bawa uang. Kok bisa beli minumannya?"

"Keberuntungan. Minumannya tiba-tiba keluar sendiri waktu kupegang,"

" ..... "

" ..... "

"Saat kamu pegang ... huh?"

*mengalihkan pandangan dari (Name) sambil menurunkan posisi topinya*

"Jangan bilang ke Gempa. Ini akan jadi pertama ... dan terakhir kalinya. Sungguh."

'Hm ... imut!'

—————

... tapi jika itu (Name), pasti selalu berakhir kuingkari.

My Bad Girlfriend || BoBoiBoy Halilintar [✔️]Where stories live. Discover now