3/10

2.9K 423 39
                                    

Di saat keadaan genting, hal mustahil bisa saja terjadi ...

—————

"Ini dia! Game Papa Zola keluaran terbaru volume ke-25!" Gopal menunjukkam kotak kaset game Papa Zola miliknya, kepada (Name) dan Halilintar. "Dan versi ini, kita bisa bermain satu lawan satu loh,"

"Fuiyoh!" (Name) terlihat berbinar. Dan menoleh cepat ke arah Halilintar. "Hali! Ayo duel denganku!"

Halilintar terlihat agak terkejut dengan ajakan tersebut. Tapi selepasnya, sang pemuda bertopi hitam dengan simbol petir berwarna merah di tengahnya itu mengangguk.

"Kalau kalah jangan nangis ya," goda Halilintar tersenyum simpul.

(Name) mendengus sombong.

"Dan jangan mencoba menjilat ludah sendiri ya." Balasnya.

— • —

"[You lose!]"

(Name) terlihat berdiri gagah di samping Halilintar yang bertekuk lutut meratapi kekalahannya.

Yang ke 10 kali.

Sedangkan Gopal, ia terlihat memuja (Name) yang seperti disinari cahaya milik Solar.

"Hah!" (Name) mendengus sombong. "Mudah,"

Halilintar mengembuskan napas pasrah. Beranjak dari posisinya, dan ganti duduk bersandarkan sofa yang ada di ruang tengah rumah Gopal. Mata merahnya memandang (Name) yang berdiri di sampingnya. Dan seolah menyadari tatapan Halilintar, (Name) menoleh ke arah kekasihnya lalu menyengir lebar kepadanya.

"Aku hebat, 'kan," ujar (Name) masih membanggakan diri.

"Iya, iya. Kekasihku memang hebat," sahut Halilintar tak berminat membantah. "Tapi, dilihat dari caramu bermain, jelas kamu bukan amatir ya,"

"Ah ya ... itu karena aku sering bermain game yang sejenis di rentalan PS,"

"Kamu ... ke rental PS? Sendirian?"

(Name) mengangguk. Dan tiba-tiba, tangan Halilintar meraih pergelangan tangan (Name) yang bisa dijangkaunya.

"Lain kali, ajak aku," minta Halilintar.

"Eh? Kamu juga mau main?"

"A-J-A-K S-A-J-A A-K-U," Mata ruby-nya tajam menatap (Name). Membuat gadis itu meneguk salivanya seketika kala melihatnya.

"B-baik, bosque." Jawab (Name) tunduk dan taat.

Dan tiba-tiba, (Name) merasa sesuatu mendarat di tangannya yang tengah memegang stik game. Bentuknya hampir oval. Warnanya cokelat gelap. Ada sepasang antena panjang di sisi depannya. Dan itu bergerak merayapi jari (Name)

Yang dalam seperkian detik, (Name) merasa bulu kuduknya berdiri. Keringat dingin mengucur membasahi wajahnya.

"KYAA!! KECOA!!" Jerit (Name) melempar stik game di tangannya ke wajah Halilintar--secara tidak sengaja--hingga pemuda itu pingsan di tempat.

"Alamak." Celetuk (Name) seketika memucat melihat keadaan Halilintar.

— × —

• Bonus •

(Name):
"Ngapain kamu? Kok kayak orang doa,"

Gopal:
"Doain Halilintar agar tenang di alam sana,"

(Name):
"Hali belum mokat, Gopal!"

—————

... termasuk ini kah?





*note:
Well ... Bagaimana menurut kalean cerita ane hingga part ketiga ini?
Jujur, ane jarang membuat cerita romansa anak sekolah semacam ini, dengan bahasa yg ringan. Biasa hobi buat yg syedih-syedih and berat xD

My Bad Girlfriend || BoBoiBoy Halilintar [✔️]Where stories live. Discover now