22. Unexpected Thing

780 109 7
                                    

Aku mengetuk dan bahkan membunyikan bel pintu beberapa kali dan sialnya tidak ada satupun yang membuka pintu, baik itu V ataupun pelayan dirumahnya. Sialan dia pergi kemana?

Apa dia benar-benar mencoba untuk menghindar dariku? Jika itu benar maka aku ingin meminta kepastian padanya untuk mengakhiri hubungan kami. Aku tidak mungkin mau menjalani hubungan gamblang seperti ini.

Aku mulai membunyikan bel berkali-kali seperti terburu-buru dan akhirnya pintu terbuka menampilkan sosok pria yang membuatku emosi sekaligus rindu dengannya.

"Jane?"

"Kenapa lama sekali kau membukanya? Apa kau mencoba menghindariku?"

Dia langsung menggeleng cepat atau mungkin dia sudah membaca raut wajahku yang amat kesal. "Tidak, bukan itu. Aku kira tadi seorang pengganggu. Akhir-akhir ini banyak sekali pengganggu mengetuk pintu rumahku."

Alasan yang lucu sekali. Bukannya rumah dia memiliki pintu gerbang atau bahkan ada satpam juga disini. Mengapa alasan yang dia buat sangat tidak logis?

Tapi aku tidak mau memperpanjang itu dan langsung masuk ke dalam rumahnya. Aku melihat wajah V yang pucat dan kebingungan. Dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi entahlah mungkin hanya perasaanku saja.

Aku mengistirahatkan diriku diatas  sofa miliknya yang empuk. Sesekali melihat gerak-geriknya yang aneh. Tidak biasanya dia gugup seperti ini dihadapanku.

"Mengapa tidak mengabariku terlebih dahulu?" Ucapnya kemudian ikut duduk disampingku.

Aku tergelak mencemooh. "Mengabarimu? Kau saja tidak mengangkat atau membalas pesanku."

Dia sangat aneh. Mengapa dia jadi kaku terhadapku? Bukankah biasanya dia selalu tegas dan suka meledak-ledak? Ini mengapa dia jadi lembek? Aku masih melihatnya terdiam dan bahkan dia tidak melihat kearahku. Aku melihatnya dari atas sampai kebawah, kemudian kembali lagi ke atas (wajahnya).

"Ada apa denganmu? Mengapa kau sangat aneh akhir-akhir ini?"

Dia tersentak mendengar pertanyaanku. "Aneh bagaimana maksudmu?"

Aku mendekat kearahnya dan dia tidak bereaksi apapun. Baiklah mungkin ini saatnya aku bertanya padanya. "Kau ingin kita putus?"

Tiba-tiba aku melihat wajahnya langsung berubah merah dan seperti ingin meledak-ledak. Nah, ini dia yang aku tunggu-tunggu. Sejak tadi ia tidak menjadi dirinya yang biasanya, itu membuatku berpikiran aneh tentangnya.

"Mengapa kau mengucapkan kata itu?" Ucapnya dengan nada tinggi. Aku tahu ia marah sekarang.

"Karena hubungan kita semakin aneh. Kau sangat aneh semenjak kita resmi berkencan."

V terdiam kali ini. Terlihat ada kecemasan dalam raut wajahnya. "Kau tidak meminta putus bukan? Jika kau memintanya maka aku tidak akan mengabulkannya."

"Tidak. Tapi kau benar-benar sangat aneh belakangan ini? Apakah kau sibuk hingga tidak bisa mengabariku?"

Setelah aku mengatakan hal itu, V kemudian mengelus rambutku untuk memanjakanku atau lebih tepatnya untuk merayuku. "Maafkan aku. Aku juga tidak tahu ada yang aneh dari diriku. Aku takut kau akan membenciku."

Benci? Mengapa pula aku membencinya? Oh apakah hal itu ada sangkut pautnya dengan masa lalunya yang kelam lagi? Aku menggeleng "Aku akan selalu bersamamu. Kau hanya perlu memperbaiki apa yang sudah rusak, bukan?"

"Bukan itu masalahnya Jane, aku seperti terjebak dalam masa lalu dan sulit sekali keluar. Kau tahu seperti teman-temanku, aku ingin menghindari mereka semua dan memulai hidup baru tetapi disatu sisi aku tidak bisa."

SINGULAR (taennie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang