21. Love Completely

990 134 16
                                    

"Teman? Temanmu siapa? Kau tidak memiliki teman kecuali Jiah. Katakan padaku dengan siapa kau berteman."

O..ow... Ini dia. Ini dia hal yang paling menegangkan dalam hidupku. Aku harus jawab apa?

"Kau berbicara dengan siapa Jane?"

Oh tidak. Mengapa Jun malah membuka suaranya disaat aku masih sedang berteleponan dengan V?

"Jane? Siapa itu? Aku mendengar suara pria diseberang sana. Kau bersama siapa jawab aku!"

Oh sial, dia dalam mode marah sekarang. Bahkan ketika ia tidak bersamaku, aku bisa merasakan ia tengah mengepal tangannya dan urat-urat yang ada di dahinya semakin menonjol.

"Aku bersama Jun. Ia menawarkanku untuk datang kerumahnya."


Hening.


Aku mengira ia akan marah namun aku malah tidak mendengar suara apa-apa darisana.


"Terserah kau saja. Aku harus pergi."


Apa?


"Pergi? Pergi kema--"


Tut.. Tut..


Sial. Ia bahkan mematikan teleponnya tanpa basa-basi. Dan ia berkata ia mau pergi? Dia mau pergi kemana? Mengapa akhir-akhir ini ia jadi semakin aneh dan tertutup kepadaku.

Aku melihat kebawah dengan masih ada sisa makanan di piringku, yang mana aku tidak akan menghabiskannya karena selera makanku sudah hilang akibat tadi.

"Apa yang tadi pacarmu?" Aku menoleh ketika Jun menanyakan hal itu dan masih terlihat santai sambil mengunyah makanannya.

"Ya. Bisa aku pulang sekarang Jun? Aku lupa memberi makan anjingku di rumah." Entahlah mungkin ini terdengar bodoh mengingat bahwa aku tidak punya anjing dan mengapa aku memakai alasan bodoh ini.

"Ah benarkah? Mau diantar?"


"Tidak perlu. Apa ada halte didekat sini?"


"Ya. Ada."












***

V  P. O. V

Sialan. Begini saja sudah membuatku muak. Bagaimana bisa ia berada dirumah pengecut seperti Jun? Dan lagi apa yang mereka lakukan disana sepanjang hari? Argh pikiranku berkecamuk lagi. Aku sempat memikirkan bahwa Jane sama saja dengan Juhyun. Aku butuh menenangkan pikiranku dari ini semua.


Aku mulai mengambil bungkusan rokok yang aku simpan di dalam laci yang mana sudah lama tidak aku pakai lagi karena aku ingin mencoba berhenti merokok. Tapi mungkin dengan merokok perasaanku jauh lebih tenang.


Aku mengambil satu batang rokok untuk kuselip di jemariku dan mulai membakar ujungnya dengan mancis yang aku pegang.


Aku lalu menghisapnya dan mengeluarkan gumpalan asap yang akan membuat perasaanku lebih baik.


Ahhh... Aku harus bisa melupakan hal itu.


Jujur dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku belum seutuhnya mencintai Jane seperti aku mencintai Juhyun. Entah mengapa bayang-bayang Juhyun masih saja menghantuiku sehingga sulit bagiku untuk mencintai orang lain seutuhnya.


Namun aku marah ketika Jane pergi dengan pria lain atau berhubungan dengan pria lain yang bukan aku. Ah aku ini benar-benar pria jahat nan egois bagaimana jika Jane tahu yang sebenarnya bahwa sebenarnya aku belum menemukan rasa itu?

SINGULAR (taennie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang