3. Not gonna end well

2.7K 332 4
                                    

Kemudian aku kembali berjalan menghampiri Jiah yang bahkan tidak perduli akan aku disini. Dia terlalu sibuk untuk menyemangati kekasihnya sambil memegang gelas berisi bir disitu. Tunggu, darimana datangnya bir itu?

Sontak aku memalingkan kepalaku kearah Jungkook dan ya dia memanggil pelayan untuk membawa botol bir sekitar 4 botol bir dan beberapa gelas dan membagikannya ke teman-temannya.

"Jane, kau mau kutuangkan bir?" Seketika dia menangkap penglihatanku. "Tenang saja aku yang traktir." Jadi aku diam dan mengambil Gelas di napan pelayan kemudian pelayan tersebut menuangkan bir di gelasku.

"Cobalah, itu bir yang paling mahal disini. Kau tahu?"

"Terima kasih." Ucapku sambil tersenyum samar kemudian meminumnya. Setelah itu aku merasa nyeri disekitaran kepalaku. Oh mengapa kepalaku pusing sekali? Sembari aku melihat V berbincang-bincang dengan tiga orang pria yang baru kulihat dan salah satunya mengedipkan matanya kearahku. Sial berani-beraninya.

Secara refleks aku mengangkat gelasku dan Jungkook kemudian menuangkan bir lagi untukku. Oh tidak! Aku sudah tidak kuat lagi terhadap sengatannya.

"Minumlah lagi. Dua kali, kau akan merasa puas."

"Terima kasih." Ucapku lagi karena aku bingung harus berbicara apa.

Aku melihat Jimin, Rosie, Jungkook, dan Jiah memusatkan seluruh pandangannya terhadap permainan Jin, walau terkadang Jungkook juga memastikan keadaanku, dan Lili tidak ada disini karena mungkin kelasnya belum berakhir.

Tiba-tiba ada serangan muncul di dalam perutku. Sesuatu yang bergejolak hebat yang akan menghantarkan ku pada toilet lagi. Oh sial aku pasti merasa mual oleh sengatan alkoholnya.

Lantas cepat-cepat aku berbalik dan melangkah pergi sampai aku harus melewati V dan teman-temannya yang tidak aku kenal. Ah masa bodoh la aku sudah tidak tahan. Namun kurasa aku tidak bisa menahan rasa mual lagi di dalam perutku bahkan sudah sampai di kerongkonganku, akhirnya aku memuntahkan isi perutku di jaket siapa aku tidak tahu yang pasti ia telah ada di hadapanku. Oh sial aku kelepasan. Aku menegadah melihat siapa yang ada di hadapanku sekarang.

"What the fuck!!!" V menggeram marah dan melihat jaket hitam kulit miliknya sambil memasang wajah jijiknya.

Astaga, aku mengenai orang yang salah! Mati kau Jane! Kau sedang berhadapan dengan singa sekarang.

"M.. Maaf aku tidak senga--"

"Tidak sengaja kau bilang?!" Ucapnya meninggi yang mana semua orang jadi berpusat ke kami. Termasuk Jiah dan permainan judi sialan itu.

"Aku mual oleh alkohol, oke? Jadi bukan salahku jika mendadak aku muntah dan aku bahkan tidak tahu bahwa kau yang ada didepanku."

Dia memasang wajah kebenciannya terhadapku seolah-olah ia tidak ingin mendengar alasanku dan tatapannya seakan ingin mencengkamku. "Ikut aku."

Apa? Kemana?

Aku diam dan dia menarik lenganku secara paksa. Brengsek, ini sakit!

"Jangan lupa pengamanmu bung!" Aku mendengar teriakan salah satu temannya yang tidak kukenal itu dan kurasa dia meneriaki itu untuk V.  Sialan!

Sekarang kami berada di parkiran mobil dan V menyuruhku untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Tunggu, apa yang hendak kau lakukan? Kau akan membawaku kemana?"

"Cepat masuk!"

Sialan dia sangat marah terhadapku. Ya tuhan tidak bisakah ini jadi lebih buruk lagi! Sial, aku bahkan menyesal berpikir bahwa dia tampan. Tampan tetapi kasar dan mengerikan seperti.

SINGULAR (taennie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang