Prolog

953 172 316
                                    

PROLOG

Darkside:Nightmare

Hello, dear reader.

Sebelum mulai baca, tau tulisan ini dari mana, hayo?  Presensi dulu, boleh kali, hihi.

Makasih, ya, udah sempetin mampir, semoga kita bisa ketemu sampai ending. Selamat menikmati tulisan penuh teka-teki. Baca ketika senggang, soalnya agak berat.

Peluk jauh from two author yang memegang kendali atas cerita ini.

***

Ada angin, ada pohonnya.

"HAHAHA. We'll see if it's true, trust me, this will be an unforgettable history in your school."

***

"Lo bisa nggak sih buka hati lo buat orang lain kali ini?" Seorang gadis kini menjilat ice cream vanillanya, ia duduk di bangku taman sekolah.

"Nggak bisa, gue udah capek banget sama yang namanya cowok." Sementara seseorang yang ditanya kini melayangkan jawabannya dengan enteng, seolah memang hidupnya sudah merdeka walaupun ia berdiri sendiri, menjadi seorang single sejak dua tahun yang lalu.

"Gue mandiri bukan berarti sebenarnya gue nggak butuh cowok, ya. Gue capek aja, setiap gue butuh cowok sebenernya, mereka nggak pernah ada buat gue ujungnya. Satu-satunya orang yang bisa gue percaya adalah diri gue sendiri, yang bisa bantu gue akhirnya, tetep diri gue." Seorang gadis yang bertanya kini justru menatapnya dengan tatapan bersalah, ia membuang ice creamnya segera ke dalam tong sampah yang terletak tak jauh darinya. Ia segera berlari kecil kemudian membaurkan peluk pada seseorang yang ditanyanya.

"Lo tau? Gue baru sadar setelah denger perkataan lo barusan. Ternyata selama ini gue menutup diri gue untuk berani tinggalin dia. Gue di selingkuhin cowok gue dua bulan yang lalu, dan gue maafin. Gue baru sadar sekarang ternyata cowok yang ngetreet lo bagaikan ratu di awal adalah dia cowok yang berengsek banget sama lo di akhir." Mereka berdua membaurkan peluk, bahkan salah satunya menangis, tiba-tiba dadanya begitu sesak nan perih, sebegitukah dirinya tertutup untuk melepas seseorang yang jelas-jelas bersalah?

Derap langkah terdengar bising dari arah lorong sepanjang mading digital, membuat dua gadis yang baru saja membaurkan peluk kini melepas pelukannya, matanya menyipit melihat anak-anak berlarian terburu-buru memenuhi lorong mading digital. Kedua gadis ini dengan segenap penasaranpun bangkit dari duduknya, kakinya dengan cepat berlari kecil bersama dengan siswa-siswi yang lain, mencoba menerobos kerumunan yang memenuhi deretan mading. Sebuah berita besar ternyata baru saja menghebohkan jagad sekolah Nawasena. Entah ini kabar burung atau bukan, tapi siapa yang berani menyebar berita seperti ini pada khalayak publik?

Desakan semakin tidak beraturan membuat kedua gadis ini segera keluar dari kerumunan, netra mereka saling bertaut, tangannya sama-sama gemetar. Apakah kejadian seperti ini terjadi pada sekolah berskala internasional ini?

"She pregnant?" Salah seorang gadis itu bertanya lirih, sementara temannya hanya menggeleng. Bagaimana mungkin berita itu bisa muncul di sepanjang lorong mading digital dengan tidak terduganya berita tersebut tertuju pada seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi di sekolah ini.

"Raja dan ratu bintang sekolah, woy! Gue nggak nyangka bakal ada berita kayak gini di sekolah kita. Tapi gue lebih nggak nyangka, siapa yang berani sebar ini di mading digital? Siapa yang berani sama anak-anak bintang sekolah dan student council?"

Darkside: NightmareWhere stories live. Discover now