33. spesial undangan

Mulai dari awal
                                    

Aku membolakan mata jengah. "Bodo amat Mi, bodo amat... Nih gue kasih tau."

"Hm."

"Tadi abis kelas si Bianca bagiin undangan. Party ultahnya. Lo juga dapet," terangku pada Arumi.

Aku ga liat gimana respon Arumi. Karena harus fokus nyetir.

"Ambil noh undangannya di tas gue."

Arumi pun menoleh ke kursi belakang. Kemudian dia mengambil tasku dan mulai mengobrak-abrik isinya.

"Ini?"

Aku melirik sebentar. "Iya," jawabku.

Tiba-tiba Arumi berdecih.

"Udah tua aja, pake segala dirayain," nyinyirnya mulai keluar. Ahaha. Bakal seru nih.

"Biasalah. Bukan Bianca kalo bukan Bianca." Aku pun tertawa geli.

Jadi Bianca adalah temenku dan Arumi di kampus, satu jurusan, bareng di beberapa matkul. Bahkan dari jaman SMA. Tapi ya gitu, temenan kita beda. Layaknya temen yang saling membantu, kamu cenderung saling menjatuhkan.

Anjir bahasa gue. Ahaha.

Bisa dibilang Bianca adalah teman, teman gelut kami. Sksksk. Jadi ga heran kalo dia tetep undang kami ke acara-acaranya. Karena pastii aja ada surprise untuk kita. Begitupun sebaliknya.

Terbukti kini Arumi tersenyum penuh arti ke arahku.

"Cus! Acaranya sampe subuh pun, gue jabanin!" seru Arumi terlalu menggebu-gebu.

Aku bergeleng kepala lalu terkekeh mlihat tingkah konyolnya.

***

Ting!

Senyum cerah diwajahku langsung terbit waktu tau siapa orang yang barusan kirim chat.

Hah. Kudu perenggangan dulu nih sebelum ngetik. Jariku aku geterin sambil kaki loncat-loncat kecil.

Emang udah ketularan sarap nih gue.

Cuma mau bales chat doang padahal!!!

Oke. Aku udah siap. Aku tersenyum lagi sebelum akhirnya loncat ke kasur, mencari posisi wenak, lalu membuka chat dari pak Linggar itu.

Unknown:
|Sudah pulang kuliah?

Rheta:
Udah dong |

Unknown:
|Lagi apa sekarang?

|Saya kangen *emot berkaca-kaca.

Aku yang lemah iman ini langsung saja jungkir balik di atas kasur. Guling-guling sana-sini, sampai bed cover acak-acakan. Ah ga penting! Yang penting sekarang keadaaan jantungku.

Sialan pak Linggar!!!

Rheta:
Saya lagi nulis laporan praktek buat besok|

Unknown:
|Sibuk dong:(

|Padahal saya ingin ngajak kamu makan di luar

"What?! Pak Linggar ngajak jalan?!!!!"

Rheta:
Yuk! Gas! |

Laporan saya udah selesai kok|

Unknown:
|Jangan bohong Rheta

|Selesaikan tugas kamu. Besok lagi saya ajak keluarnya

|Ada perlu bantuan? Saya buka privat khusus buat kamu😃

"Yah kok ga jadi sih...." Aku mendesah lesu baca isi chat kedua dari pak Linggar.

Dia tauan aja kalo aku bohong. Ish. Ngeselin deh. Aku kan ingin jalan-jalan sama dia.

Rheta:
Gk|

Aku yang terlanjur kesel, cuma bales dua huruf aja. Dia taunya langsung nelpon aku.

Ga aku angkat.

"Biarin," ucapku sendiri.

Lalu aku manarik bed coverku ke atas hingga menyelimuti seluruh badanku. Di bawah kegelapan, merengut bete.

"Abis pulang jalan-jalan pasti gue lanjutin kok, laporannya."

"Pake segala diundur."

"Ish ngeselin!"

"Pasti sekarang jalannya sama si Kinan tuh. Iyalah, masa engga."

"Aaaaaa! Sebellll!!!"

---------

cuma 700+ words doang ih

😂😂

semoga suka ya

--------

Pak LinggarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang