u k s🏥

391 101 2
                                    

Dua hari ini Mina berjalan agak pincang karena kakinya masih diperban, belum sepenuhnya sembuh. Papi gak ngebolehin Mina sekolah, lagipula papi udah minta ijin ke guru bk sama walikelas untuk absen selama tiga hari.

Tapi Mina gak mau. Hari ini ada pertandingan basket antar kelas. Yang pasti Mina gak mau ketinggalan performa Eunwoo dalam bermain basket.

Tribun di pinggir lapangan udah dipenuhi manusia yang rata rata cewek. Gak pandang bulu, dari golongan kakak kelas sampe adek kelas. Yang cowok pun cuma segelintir, itu pun bukan fokus sama pertandingan. Melainkan mabar sama temen temennya. Bahkan ada yang ngadem di bawah pohon beringin sambil pacaran.

Karena Seola gak mau nonton, akhirnya Mina nonton sendirian sama Bona.

"duduk sini aman kali ya bi," kata Bona.

"aman pokoknya," balas Mina mengacungkan jempol. Cewek itu udah siap sama pentol 5 ribu di tangannya. Aqua dua botol, satu buat dia satu buat Bona.

"bi, lo pingin punya cowok kek mana?"

"maksud?" tanya Mina gak ngerti. Sambil nunggu pertandingannya dimulai, Mina nyemil pentolnya. Dimakan sedikit demi sedikit dan ngunyahnya dilambat-lambatin kayak siput biar gak cepet abis.

"gue kan demen sama anak futsal, Seola udah punya pacar anak bultang, lah lo sendiri?"

Mina diem sebentar buat mikir. Mina suka Eunwoo, otomatis Mina suka sama anak basket. Tapi Mina sendiri gak suka olahraga basket. Jadi gimana?

"yang tulus aja sih,"

"yee semua orang juga pingin yang tulus kali bi," kata Bona mencibir.

"gue gak punya kriteria apa apa. Lagian gue masih muda, belum waktunya mikir cinta-cintaan,"

"munafik lo,"

Mina haha hihi doang. "eh eh udah mulai,"

Yang tanding pertama kelas 10, terus kelas 12, kelas 11 terakhir. Mina tambah males kalo gini. Udah booking tempat paling kane buat nonton sang pujaan hati, malah tim Eunwoo dikasih nomor terakhir.

"buang buang waktu anjir," gumam Mina pelan. Rela panas panasan gini disuruh nunggu sampe akhir.

"lo ngomong sama gue?" tanya Bona sedikit berteriak karena suara musik lebih kenceng.

"enggak. Gue ke kamar mandi dulu," jawab Mina.

Bona mengangguk. Mina langsung pergi ninggalin temennya sendirian di sana. Cewek itu bukan ke kamar mandi, tapi ke uks. Lebih enak di sana bisa tidur sambil ac an. Dapet minuman gratis lagi. Walaupun cuma teh anget.

Sambil jalan pincang-pincang, Mina sampe juga di uks.

"ada yang sakit dek?"

"ada kak. Nih kaki gue nyeri lagi." jawab Mina.

"waduh, lo yang abis berantem sama Mingyu kan?" kata kakak kelas yang memapahnya ke bangkar kosong.

"hehe iya kak. Tiba tiba banyak yang kenal sama gue setelah kejadian di kantin waktu itu," cerita Mina.

Dua hari ini dia mendapat perhatian sedikit lebih banyak dari hari biasanya. Terutama kakak kelas yang kepo sama adek kelas kurang ajar yang berani jambak rambut prince charming aka Kim Mingyu si tan yang berhasil memikat banyak perempuan di luar sana.

Mereka bolak balik lewat di depan kelas buat liat wajahnya seperti apa. Untungnya Mina gak diteror karena kakinya yang kena beling.

"kayaknya gue harus bersyukur pincang gini,"

"duduk dek. Gue buatin teh anget dulu,"

"oke kak,"

Dengan hati riang gembira, Mina melepas sandalnya dan tiduran di atas bangkar.

"enaknyaaa," desah Mina menggerakkan punggungnya mencari spot ternyaman untuk tidur siang.

"gue di uks. Kenapa?"

Cewek itu menoleh ke samping, menatap gorden yang jadi sekat tiap bangkar.

"lo aja yang main. Gue males,"

Kening Mina mengernyit. "suaranya gak asing." gumam Mina pelan.

"dek, kata bu dokter lo minum paracetamol aja biar nyerinya berkurang. Teh nya gue taruh meja ya,"

"eh iya kak. Makasih,"

"iya sama sama."

Kakak kelasnya itu belum beranjak, cuma geser dua langkah ke samping membuka gorden hijau yang ditutup rapat.

"foya foya bukan di uks. Ada yang sakit tuh, minggir," katanya pada seseorang yang menempati bangkar sebelah.

Mina awalnya penasaran, berhubung dia buka ig, perhatiannya jadi teralihkan.

"suruh cari tempat lain,"

"enak aja. Minggir lo! Kalo tidur jangan disini. Di kelas sana. Atau gak di gudang!" amuk kakak kelasnya yang bisa Mina dengar.

"nyusahin lo Won,"

Sowon mengeram marah, "pindah gak?!"

Cowok itu beranjak. Bukan pergi dari uks tapi pindah ke samping. Dia membuka gordennya.

"geser,"

Mina yang khidmat ig an auto jantungan liat pujaan hatinya ada di uks.

"gue bilang geser," kata Eunwoo sekali lagi.

Sowon menghela napas panjang, "dia lagi sakit Woo,"

"udah tahu," balas Eunwoo cuek.

"dek, pindah sini," Sowon hendak meraih tangan Mina, sayangnya dia kalah cepat sama Eunwoo.

Cowok itu lebih dulu mengenggam pergelangan tangan Mina.

"katanya kekurangan bangkar. Gimana sih Won? Lo sengaja ngerjain gue apa gimana?"

Mina yang tidak tahu apa apa hanya bisa menatap dua orang itu bergantian.

"siapa juga yang ngerjain lo. Geer banget,"

Eunwoo menatapnya sengit, "hus hus sana pergi," usirnya.

Kedua mata Sowon bergerak menatap Mina, dia merasa tak enak meninggalkan Mina bersama Eunwoo. Cowok itu kalo gak mood pasti ke uks. Satu sekolah tahu kebiasaan ketua tim basket satu ini.

"Won, bantuin gue!" seruan seseorang padanya membuat Sowon bergerak pergi.

Tinggal Mina yang terdiam kaku. Gak tahu harus ngapain.

"geser." kata Eunwoo.

Mina beranjak dari bangkar. Dia memakai sandalnya.

"mau kemana?" tanya Eunwoo.

"karena mood lo jelek, gue ngalah. Pake bangkarnya gue gak butuh," kata Mina.

Eunwoo cuma diem. Ngeliatin Mina pergi, jalan kesusahan karena kakinya yang satu gak bisa dibuat jalan.



---
Terimakasih sudah membaca
💗

Cheer Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang