[21] Don't listen him!

255 54 2
                                    


'gawat!'

"Ini kebetulan sekali, apa aku mengganggu?"

'Gawat... aku masih canggung berbicara dengan anak ini!'

'Gawat... aku segan berbicara dengan Akihiko!'

Batin bapak anak Todoroki bersamaan.

Beberapa saat yang lalu~

"Kalau kau menggunakan api mu, pasti kau bisa memenangkan halang rintangan dan lomba cavalery tadi dengan mudah! Berhenti mengecewakan ku Shoto." Endeavor yang sejak tadi sudah menunggu dilorong menuju lapangan menyemburkan uneg unegnya pada Todoroki.

Sudah cukup kepalanya terisi rasa bersalah, baru keluar dari ruang tunggu saat dia mau bertanding, pria tua yang berapi-api itu malah menghadang jalannya.

Todoroki berbalik untuk membalas uneg-unegnya, namun terhenti ketika melihat sosok yang ada dibelakang Endeavor.

"Shoto, dengarkan aku."

Suara Endeavor selanjutnya seakan tak masuk ketelinga Todoroki. Saat ini dia lebih terfokus pada Akihiko yang tengah meledek-ledek Endeavor dibelakangnya.

Setiap Endeavor berbicara Akihiko membuka dan menutup tangan kirinya seakan meniru Endeavor berbicara. Dan dengan wajahnya Akihiko menunjukkan ekspresi malas yang cukup lucu.

Todoroki berusaha menjaga wajahnya tetap datar dan sesekali ia akan melirik kearah Akihiko lalu bergantian kearah Endeavor.

"Kau itu mahakarya ku Sho-"

"Ah, hai yang disana."

Endeavor reflek berbalik dengan cepat dan menemukan Akihiko disana dengan wajah tanpa dosa.

"Kau disini Endeavor-san, maaf aku tidak tahu. Aku berniat melihat Shoto sebelum pertandingan, ini kebetulan sekali, apa aku mengganggu?"

'Sejak kapan dia disana?! kenapa aku tidak sadar?!' Batin Endeavor.

'Dia berpura-pura baru datang?!' Todoroki membatin.

Bapak anak itu sama-sama tersentak.

"A-ah.. aku hanya berbicara singkat dengannya, lakukan apa pun yang kau mau." Endeavor langsung melenggang pergi dari sana meninggalkan Akihiko dan Todoroki berdua disana. Endeavor masih canggung dengan Akihiko.

"Aahahaha, itu tadi menegangkan sekali, aku sengaja mengikutinya kesini. Seperti biasa ayahmu serius sekali ya. padahal ini festival. Daijobu Shoto?" Akihiko bertanya.

'Ah, jadi dia mengkhawatirkan ku...'

Todoroki menggeleng. Ia masih rada canggung berbicara dengan Akihiko jadi dia langsung berbalik menuju lapangan.

"Shoto!"

Kakinya terhenti atas panggilan itu.

"Jangan dengarkan dia. Semangat!"

Todoroki mengangguk dan membalas, "Ya." lalu kembali menuju lapangan.

Suara Present Mic dapat terdengar dari lorong. Pertandingan kedua telah dimulai.

'Saa, sekarang belok mana untuk menuju tribun? Atau aku tunggu di ruang tunggu saja?'

***

"Don't mind... Don't mind~"

"Apa Sero kalah ya? kalau begitu... selanjutnya aku."

Di tribun 1A

"Selanjutnya..."

Butterfly Effect [Discontinued ]Where stories live. Discover now