[3] Adventuring the Capital City

506 86 0
                                    


HEYO Minna genki!?

Bosen nunggu book lain Update? 

Monggo dibaca dulu :v

Stop bacotnya langsung ae!

HAppy reading minna~




"Sora~ udah siap~" Akihiko memunculkan kepalanya kepintu kamar sebelah, kamar salah satu 'keluarga' nya. Sora, anak yang ia bawa pulang saat perjalan keluar pulau pertamanya.

"Saya sudah siap Akihiko-sama." Ujar Sora sambil menutup kopernya.

"Dakara... jangan panggil aku dengan sebutan -sama itu, itu membuatku terdengar tua tahu! Mulai sekarang dan seterusnya panggil saja aku tanda embel-embel -sama itu."

"Kalau begitu tuan muda."
"..."
Sora memiliki rambut warna pop ice vanila blue :v dengan mata biru yang senada dengan rambutnya. Kulitnya putih, dan bibirnya merah persik.

Kalau-kalau sora itu perempuan, sudah dipastikan Akihiko akan melamarnya ditambah lagi rambut Sora panjang sepunggung.


Dia itu trap cuy kalau suaranya gak berat pasti dia dikira cewek beneran.


Akihiko dulu menemukan Sora di Hokkaido saat musim dingin. Sora merupakan seorang pencompet dan yatim piatu. Satu dari sekian banyak anak terlantar didunia. Melihat potensi yang dimiliki oleh Sora, Akihiko tanpa ragu mengulurkan tangannya.


Dan kini anak itu telah berubah drastis. Anak yang dulu kusam, acak-acakkan dan selalu didampingi oleh suara perut yang lapar kini telah menjado sosok pria yang berisi, bersih dan cantik uhuq.


Rambut biru yang dulu tertutupi tanah kini memanjang dan menampakkan rambut vanila blue yang indah dan berkilau :v


Berhubung Sora adalah keluarganya yang seumuran dengannya, Akihiko tanpa ragu mengajakmya untuk memasuki Yuuei juga.


Walau 'keluarga' nya yang lain banyak yang protes karena ingin ikut juga, Akihiko tak bisa membiarkan pulau yang menampung orang-orangnya dan keluarganya ditinggal tanpa ada yang menjaganya.



Ya, Akihiko tidak bisa melakukan apapun selain tertawa dan merasa bangga, mengingat mereka yang paling ingin ikut adalah orang-orang yang ia bawa dari 'luar' sekaligus orang-orang yang bersumpah setia padanya.


Pada akhirnya, setelah beberapa hari menerima protes dan memberi janji-janji manis pada mereka, Akihiko dan Sora bisa berangkat ke Tokyo dengan aman.

Dikapal menuju Tokyo, diatas dek kapal. Akihiko mendongak melihat langit malam yang ditaburi butiran debu emas.


'Saat di Tokyo nanti, akan sulit ya melihat langit malam seperti ini.' Batin Akihiko.


Sora melihat tuan sekaligus orang yang ia anggap saudara itu terlihat melankolis.

"Ada apa tuan muda?" Tanya Sora singkat. Akihiko melihat Sora dari sudut matanya lalu tertawa kecil.

"Aku selalu mengatakannya tapi kenapa kalian terus menanggiku tuan muda? Padahal aku sudah menganggap kalian itu keluarga loh~" Ujar Akihiko dengan nada agak sedih tapi manjah :v


Sora membalas dengan wajah datarnya. "Tuan muda itu merupakan panggilan yang paling imut untuk anda tuan muda."


[A/n: Dalam bahasa jepang, tuan muda itu artinya bocchan atau bocchama, yang menurut Isa pribadi cocok buat dijadiin bahan candaan dan tentu saja maksud bocchan atau bocchama yang dipakai oleh rekan, bawahan mau pun teman Akihiko disini buat candaan :v]
Akihiko: Udah gada martabat gua didepan bawahan...


Akihiko hanya bisa terdiam walau sudah tahu itu jawaban yang akan ia dapat. Dalam hati Akihiko sudah menangis.


"Haaah, aku hanya berpikir, kalau dikota besar nanti pasti akan sulit melihat langit penuh bintang seperti ini bukan?" Akihiko menjawab dan Sora menangguk setuju.

***

"Woaah ini lebih besar dari sebelumnya."

-Hng? Kau sudah pernah kesini rupanya?

"Ah Kise kau ikut juga rupanya!"

-Huh! Siapa yang ikut denganmu? Angin hanya membawa sayap-sayapku kesini!

"Hahaha."


-Kenapa kau tertawa bocah!


"Tuan muda, tuan muda."

Mengabaikan suara Kise yang bergema dikepalanya, Akihiko beralih pada Sora yang menepuk-nepuk bahunya. Lalu ia sadar.


Saat ini hanya dia yang bisa mendengar suara Kise, jadi ia tampak seperti bicara sendiri.



'Ah sial andai kemampuannya itu bisa digunakan 2 arah.' Batin Akihiko yang agak malu karena beberapa orang dipelabuhan memandangnya aneh.

Bahkan ia bisa mendengar bisk-bisikkan seperti.
"Sayang ganteng tapi stres."
"Itu pacarnya ya? Kasian banget."
"Ih gaboleh gitu, setiap orang ada kekurangannya dan cowok itu ya..."

'Sabar sabar...ini semua gara-gara burung sialan itu.'

-Buahahaha mampos wkwkwk lol!

'Anjeng!!!'

Hampir saja Akihiko menangkap merpati putih yang tengah tertawa terbahak-bahak itu, namun sayangnya Kise si merpati telah terbang menjauh.


Tentu saja ia memastikan Akihiko dapat melihat wajah eh ralat paruh burunganya itu bergerak-gerak menahan agar tawanya tak keluar.


Perempatan imajiner muncul di dahi Akihiko.

'Awas aja kalau dapet gua goreng lu!'

Well siapa yang suka diketawain sama burung? Apa lagi burungnya berakal kayak Kise, ngeselin gak sih.

Sora memandang tuan mudanya itu dengan tatapan datar sebelum menghela nafas.

"Tuan muda, ayo kita cari tempat tinggal dulu."

"Tunggu Sora, aku masih belum puas kalau si otak burung itu belum kena lemparan sendalku!"

Sesuatu mulai bergerak-gerak didalam jaket Sora, lalu kepala kecil berbulu muncul dari dalamnya. Cakar kecil nan lembut itu lalu menepuk pipi Sora.

"Sora~ ayo kita cari makanan!" Haika menunjuk-nunjuk sebuah stan yang tampaknya menjual Yakitori.


Lalu Sora melihat kearah tuan mudanya yang meminjam sendal warga untuk melemparnya kearah Kise, dan tentu saja gak kena.

"Turun kesini kau otak burung!" Teriak Akihiko kesal.


Sekali lagi dengan tatapan datar eh tapi sekarang ditambah dingin :v Sora memandang tuan mudanya lalu pergi ke stan yakitori.

***

Setelah selesai main lempar sendal bareng Kise, Akihiko duduk dibangku taman sambil menunggu Sora yang tengah membeli makanan untuk mereka.


Melihat ibu dan anak yang tengah bercengkrama bersama, Akihiko memutuskan untuk segera mengabari ibunya.


Omong-omong, selama Akihiko bersekolah di Yuuei, ibunya lah yang menjadi kepala keluarga sementara dengan Junichi menjadi tangan kanannya.


Walau telah menjadi ibu rumah tangga, kemampuan politik, militer, bela diri dan berbagai macam kemampuan yang diperlukan seorang pemimpin dimiliki oleh Akira.

Tak ada yang protes soal itu tentunya.


Sementara Akihiko dan Haika asik bertingkah seperti anak-anak anjing yang jalan-jalan keluar, Sora sibuk mencari tempat tinggal yang cocok untuk kepala keluarga Kisaragi ini.


Setelah sejam barulah mereka sampai di apartemen bintang lima yang menjadi salah satu iconnya kota Tokyo.

Setelah menyusun barangnya dan kedua peliharaannya itu.

Akihiko dan Sora tak langsung jalan-jalan di Tokyo, karena harus beristirahat. Tentunya Sora lah yang melarangnya.


Barulah keesokan harinya mereka jalan-jalan di keliling Tokyo. Tak lupa setiap malam mereka vc an dengan yang ada dirumah. Lalu paginya juga vc an lagi.


Memang menjadi sikap Akihiko, yang mudah rindu apa lagi sama keluarga besarnya.

Seminggu kemudian.

"Sora~ cepat-cepat!" Akihiko berlari kecil menuju salah satu kafe yang hendak ia datangi hari ini.

Dan kafe itu akan menjadi yang ke 10 yang mereka datangi selama seminggu ini.
"Bocc- ekhem Aki! Tunggu!" Ujar Sora, hampir saja mulutnya disekap lagi oleh Akihiko kalau ia memanggil Akihiko tuan muda lagi.

Selama seminggu ini ia juga dilatih agar memanggil Akihiko dengan sebutan Aki.


Akihiko masih berlari-lari kecil sampai ia berpapasan dengan seorang anak berseragam SMP berambut hijau.

Akihiko seketika tersentak. Entak kenapa ia seperti melihat sesuatu yang aneh. Sora yang melihat tuan mudanya memegang kepalanya terlalu lama lalu menepuk bahunya.


"Tuan muda, apa kau baik-baik saja?" Sora menunjukkan raut yang benar-benar Khawatir karena Akihiko mengabaikannya lalu Akihiko beralih padanya.


"Sudah kubilang..." Ucap Akihiko pelan tapi Sora masih bisa mendengarnya.
"Apa maks- uubm!" Mulut Sora seketika dipenuhi Taiyaki rasa coklat milik Akihiko.
"Sudah kubilang panggil aku Akki!" Akihiko tertawa manis sambil menahan kepala Sora dilengannya lalu mengacak-acak rambutnya dengan tangannya yang lain.


Melihat hal itu tentu saja para fujo sudah mulai berfantasi yang iya iya.
Sementara Sora merasa tuan mudanya mengalihkan sesuatu tapi memutuskan untuk diam walau masih khawatir.


Hari itu mereka akhiri dengan makan ramen paling populer di Tokyo lalu kembali ke apartemen mereka.


Berhubung saat ini masih masa-masa belajar, Akihiko dan Sora juga belajar.


Berbeda dengan Akihiko yang di umur tiga tahun sudah bisa memecahkan soal-soal aljabar, Sora baru belajar membaca di umur 10 tahun, jadi wajar Sora lebih terlambat dibanding orang lain.
Jadi, Akihiko selalu mengajar Sora sekaligus keluarga besarnya yang seumuran maupun dibawahnya.

Malah ada beberapa orang dewasa yang juga belajar secara pribadi bersamanya. Tentu saja tidak dipungut biaya.


Asal mereka mau mengetuk pintu kantornya dengan sopan, Akihiko tidak akan menolak siapa pun.
Dan walau tidak bersekolah formal, Akihiko sudah bisa menyandang gelar profesor, dokter, sp dp dll :v


Dan tentu saja ia bisa membuat ijazah untuk orang-orangnya sekaligus dirinya snediri tanpa melalui pemerintah.


Sora sudah mengejar pembelajaran SMA kelas 3, jadi sebentar lagi ia sudah bisa mendapat ijazah SMA nya walau belum SMA sama sekali.


Namun, tak lama lagi ia juga akan bersekolah sacara formal. Ini menjadi pertama kalinya baginya, mau pun bagi Akihiko, jadi jujur saja ia cukup bersemangat.


Hal ini bukan berarti dipulau tidak ada sekolah formal ya. Di Formusa, mereka telah membangun rumah sakit dengan alat-alat modern dan dokter-doter terpercaya dan hebat.


Sekolah dengan fasilitas serta guru-guru yang luar biasa. Singkatnya pulau Formusa sudah memiliki semua yang dimiliki oleh kota-kota besar.


Bahkan taman hiburan dan biskop juga termasuk. Apa lagi, biaya yang dipungut sangat murah sebab keluarga Kisaragi yang mendanai semua fasilitas itu.
Tak ada yang tak betah tinggal disana kecuali ia memiliki jiwa petualang yang tinggi.

Sungguh pulau itu merupakan tempat teraman, terbebas, sekaligus menakjubkan yang pernah ada.
Hanya saja Akihiko terlalu pintar untuk sekolah lagi ditambah ia sering keluar pulau.


Padahal saat itu seharusnya ia mengikuti kegiatan belajar disekolah.


Dan waktu kini telah berlalu. Seminggu lagi, Sora akan mengikuti ujian masuk secara reguler. Akihiko padahal sudah menyiapkan surat rekomendasi, tapi Sora menolak.


Seminggu setelah tes barulah hasilnya diumumkan, Sora mendapat peringkat kedua dengan total poin yang sangat memuaskan.

dan beberapa hari kemudian, sekolah formal pertama mereka pun dimulai.


TBC

masih tenang-tenang aja ya sekarang bun.
Tenang dulu sebelum badai :)

HAHAHAHAHA




Butterfly Effect [Discontinued ]Where stories live. Discover now