03

95 35 220
                                    

-Demon Family-

Hari sudah gelap, dan Zia baru saja sampai dirumah. Tadi ia lembur karena banyaknya pembeli yang datang hingga larut.

Mendorong pintu utama hingga terbuka lebar lalu masuk ke dalam. Baru beberapa langkah, suara seseorang mengehentikan pergerakan Zia.

"Lama banget si lo pulangnya!"

Zia menatap sosok cowok didepannya dengan tajam, "siapa suruh nungguin gue?"

Cowok itu terkekeh geli, "gue bukan nunggu lo, tapi nunggu duit lo"

Zia berdecak kesal, "jangan harap gue bakal kasih ke lo"

"Yaelah jadi adek pelit amat lo sama kakaknya sendiri" sunggut Naufan–kakak kedua Zia.

"Oh lo kakak gue? Tapi gue nggak sudi buat ngakuin lo kakak gue" balas Zia santai lalu menerobos bahu laki-laki itu dengan kasar.

Naufan berdesis, lalu menarik tangan Zia kasar sehingga tubuh wanita itu kembali ke tempat semula, "lo emang suka dikasarin ya?!"

"Lepasin brengsek!" Zia menepis kasar tangan Naufan yang mencengkram tangannya hingga terlepas.

"MAKANYA BAGI GUE DUIT ANJING!"

"GUE GAK MAU!"

"Oh jadi ngajak berantem?" kata Naufan sinis.

"Siapa takut?" balas Zia berani.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang baru keluar dari kamar, menatap Zia dan Naufan bingung, lalu berucap, "Eh eh, mau pada berantem ya? Bentar gue mau nyiapin cemilan dulu" ujarnya lalu ngacir ke dapur.

Setelah membawa sekotak makanan ringan, Reno–kakak pertama Zia– duduk disofa ruang tamu dengan santai, "oke, mulai!" kata Reno bak seorang wasit.

Naufan mulai melayangkan tinju kearah Zia, namun berhasil ditepis oleh cewek itu.

Sebagai balasan, Zia menendang perut Naufan keras membuat cowok itu tersungkur menghantam meja ruang tamu hingga rusak.

"Gue lagi capek, kalo lo ngajak gue berantem sekarang, lo salah besar. Bisa aja lo mati ditangan gue hari ini" setelah mengatakan itu, Zia beranjak menuju kamarnya.

"Anjay, adek gue keren amat dah" ucap Reno yang sedari tadi menyaksikan aksi keduanya.

"Fan, masa lo kalah mulu si sama Zia. Malu-maluin kaum lelaki lo" kata Reno kepada Naufan dengan nada mengejek.

Naufan berdecak kesal mendengar ejekan Reno, "bacot tai"

Tangannya meraba vas bunga yang tergeletak dilantai, lalu melemparkan vas itu kepada Zia yang membelakanginya.

Prang!

Zia merasakan sakit dipunggungnya, lalu melihat vas yang sudah hancur berkeping dilantai, "lo bener-bener mau mati?!"

"Sial!, kenapa ga kena kepalanya si" umpat Naufan kepada dirinya sendiri.

"Anjir serem amat lo" komentar Reno yang masih asik dengan acara menontonnya, cowok itu tidak ada niatan sama sekali melerai kedua adiknya.

Langsung saja Zia menghampiri Naufan yang masih tersungkur disana, lalu melayangkan bogeman pada Naufan.

Naufan juga melawan dan membuat luka diwajah Zia, namun disini yang lebih banyak menerima luka adalah Naufan.

BRAK!

Semua mata tertuju pada pintu utama yang didobrak, tak lama muncul sosok pria paruh baya  dengan penampilan urakan serta bau alkohol yang menyengat.

KenZiaWhere stories live. Discover now